Tiga pengusaha katering di Kota Batu mengaku tertipu order makanan fiktif yang mengaku dari Diskominfo setempat. Kepala Diskominfo Kota Batu, Onny Ardianto buka suara.
"Jadi ada 3 pengusaha katering yang lapor ke kami jadi korban. Dari 3 itu ada 2 belum terproses (belum masak), sedangkan 1 kemarin sore mau kirim tapi orangnya ke kantor dulu sebelum kirim," kata Onny, Selasa (14/1/2024).
Atas kejadian itu, Onny mengimbau kepada seluruh penyedia jasa, terutama katering untuk klarifikasi terlebih dahulu ke dinas terkait. Hal ini untuk menghindari kejadian serupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Onny sendiri menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah merasa memesan katering milik ketiga korban. Sebab selama ini pihaknya selalu memesan melalui aplikasi.
"Kami tegaskan jika seluruh pemesanan order dari Pemkot Batu hanya melalui e-katalog, semua pemesanan diawali dari aplikasi tersebut yang sudah menjadi sistem di LPSE. Jadi tidak ada yang melalui WA maupun komunikasi langsung," terangnya.
Onny menambahkan, modus seperti ini banyak terjadi belakangan ini. Ada juga pelaku yang mengaku-ngaku dari pihak sekolah, pesan ketering untuk makan siang gratis.
"Kebetulan sekarang ini mengatasnamakan Diskominfo. Karena itu, kami akan lakukan sosialisasi masif, agar peristiwa ini tak terulang. Kami juga menghimbau masyarakat dan pelaku usaha agar lebih berhati-hati ketika melakukan transaksi," tandasnya.
Sebelumnya, sebanyak 3 pengusaha katering dari Kota Batu menjadi korban penipuan. Para pelaku melancarkan aksinya dengan berpura-pura memesan katering atas nama Diskominfo Kota Batu.
Salah satu korban Mardiansyah mengaku hampir tertipu pesanan katering senilai Rp 24 juta. Pemesannya mengaku sebagai staf Diskominfo Kota Batu.
"Saya dapat orderan atas nama Fajar Afrian dari Diskominfo sebanyak 85 pax plus souvenir dengan total Rp 24 juta pada Minggu (12/1/2025)," ungkap Mardiansyah kepada wartawan, Selasa (14/1/2025).
"Saya dikasih surat pesanan dengan kop, tanda tangan dan stempel surat Diskominfo Kota Batu persis kayak asli. Saya VC (video call) juga ngangkat. Waktu telpon pertama cowok, kedua cewek, di situ saya mulai curiga," sambungnya.
(abq/iwd)