9 Orang Terkaya Asal Jawa Timur, Kekayaannya Mencapai Triliunan Rupiah

9 Orang Terkaya Asal Jawa Timur, Kekayaannya Mencapai Triliunan Rupiah

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 14 Jan 2025 13:30 WIB
Tahir Foundation Bantu Korban Gempa Lombok

Founder dari Tahir Foundation Datu Sri Tahir didampingi Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi dan Kapolda NTB Brigjen Rachmat Juri melihat langsung kondisi terkini di desa Telaga Waran, Dusun Kombol Madani, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (7/8/2018). Tahir Foundation memberikan bantuan untuk para korban gempa Lombok untuk mendirikan kembali sebanyak 1.500 rumah atau jika dirupiahkan sebesar Rp. 40 Miliar. Grandyos Zafna/detikcom
Tahir, salah satu orang terkaya asal Jatim. Foto: Grandyos Zafna
Surabaya -

Jawa Timur melahirkan deretan pengusaha sukses yang masuk dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024 versi Forbes. Dari sektor media, manufaktur, hingga properti, para taipan asal provinsi ini tidak hanya mendominasi pasar domestik, tetapi memperluas pengaruhnya ke kancah global.

Nama-nama seperti Tahir, Susilo Wonowidjojo, dan Murdaya Poo menunjukkan betapa kuatnya kontribusi Jawa Timur dalam perekonomian nasional. Dengan total kekayaan mencapai ratusan triliun rupiah, mereka menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dan berprestasi.

Orang Terkaya Asal Jawa Timur

Sembilan pengusaha asal Jawa Timur ini memiliki total kekayaan fantastis. Berikut profil singkat sembilan pengusaha terkaya asal Jawa Timur yang mengukir prestasi, menginspirasi, dan terus mencetak prestasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Dato' Sri Tahir

Dilansir laman Bank Mayapada, Dato' Sri Tahir lahir di Surabaya pada 24 Maret 1952, dan kini berdomisili di Jakarta. Ia menikah dengan Rosy Riady, putri dari taipan ternama Indonesia, Mochtar Riady. Mereka dikarunia empat orang anak, yaitu Jane Tahir, Grace Tahir, Victoria Tahir, dan Jonathan Tahir.

Tahir meraih gelar Sarjana Manajemen dari Nan Yang University Singapura pada 1976, serta gelar Master of Business Administration dari Golden Gate University San Fransisco AS pada 1987. Pada 2008, Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa kepada Tahir.

ADVERTISEMENT

Tahir memulai perjalanan bisnisnya pada akhir 1980-an di bidang dealer mobil. Namun, setelah menghadapi kegagalan dalam usaha tersebut, ia beralih ke industri garmen yang kemudian membuka jalan bagi kesuksesannya. Tahir pun mendirikan Bank Mayapada pada tahun 1990.

Sebagai pendiri, Chairman, sekaligus CEO Mayapada Group, Tahir juga merupakan pendiri dan Pemegang Saham Pengendali PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Ia menjabat Komisaris Utama tahun 1990-2011, dan Wakil Komisaris Utama pada 2011-2013.

Saat ini, ia menjabat Komisaris Utama Bank Mayapada, berdasarkan keputusan RUPS yang tertuang dalam Akta No 61 tanggal 16 Juli 2020. Di luar negeri, Tahir memiliki sejumlah properti di Singapura, termasuk melalui MYP, perusahaan properti yang terdaftar resmi.

Melansir Forbes, pada 12 November 2024, Tahir tercatat memiliki kekayaan sebesar $5,3 miliar, atau setara Rp 86,17 triliun (kurs Rp 16.260 per dolar AS). Dengan kekayaan tersebut, ia menempati peringkat ke-8 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024.

Sementara pada 13 Januari 2025, kekayaan bersih real-time Tahir tercatat sebesar $4,9 miliar, atau setara Rp 79,66 triliun. Dengan jumlah tersebut, ia menempati peringkat ke-667 dalam daftar orang terkaya di dunia saat ini.

Kekayaannya terutama berasal dari kepemilikan di Mayapada Group, yang bergerak di berbagai sektor, termasuk perbankan, properti, kesehatan, dan media. Prestasi ini mencerminkan kesuksesannya sebagai pendiri Mayapada Group dan pengusaha berpengaruh di berbagai sektor.

2. Wijono & Hermanto Tanoko

Wijono dan Hermanto Tanoko adalah kakak beradik asal Malang yang dikenal sebagai pengusaha sukses. Wijono lahir pada 28 Agustus 1952, sementara Hermanto lahir pada 17 September 1962. Keduanya kini menetap di Surabaya.

Pada 12 November 2024, Wijono & Hermanto Tanoko memiliki kekayaan sebesar $3,3 miliar, atau setara dengan Rp 53,65 triliun (kurs Rp 16.260 per dolar AS). Dengan jumlah tersebut, ia menjadi orang ke-20 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024.

Sumber utama kekayaan mereka berasal dari Avia Avian, perusahaan cat dekoratif terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar 20%. Perusahaan ini didirikan ayah mereka, Soetikno Tanoko, pada 1978 dan resmi menjadi perusahaan publik pada 2021.

Di bawah kepemimpinan Hermanto, bisnis keluarga Tanoko berkembang pesat ke sektor barang konsumsi (FMCG), properti, dan ritel. Salah satu prestasi penting adalah perusahaan air minum dalam kemasan milik Hermanto, Sariguna Primatirta, yang masuk dalam daftar Forbes Asia's Best Under A Billion pada 2024.

Selain sukses di dunia bisnis, Wijono juga dikenal sebagai kolektor seni ternama. Ia memiliki salah satu koleksi terbaik di dunia dari karya-karya Wu Guanzhong, seniman terkenal asal Tiongkok, menunjukkan dedikasinya pada dunia seni.

3. SusiloWonowidjojo

Susilo Wonowidjojo, lahir pada 18 November 1956 di Kediri, Jawa Timur. Pada 12 November 2024, Susilo Wonowidjojo dan keluarga tercatat memiliki kekayaan sebesar $2,9 miliar, atau setara dengan sekitar Rp 47,15 triliun (kurs Rp 16.260 per dolar AS).

Dengan jumlah tersebut, pengusaha yang menetap di Surabaya itu tercatat sebagai orang terkaya ke-23 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024. Hal ini mencerminkan kesuksesan mereka dalam bisnis, terutama di industri rokok melalui PT Gudang Garam Tbk.

Kekayaan Susilo dan keluarganya berasal dari Gudang Garam, perusahaan rokok kretek ternama yang telah menjadi perusahaan publik. Ayahnya, Surya Wonowidjojo, memulai bisnis tembakau pada 1958 setelah sebelumnya bekerja di usaha milik pamannya.

Perusahaan kemudian diteruskan oleh kakaknya, Rachman Halim. Susilo sendiri menjabat sebagai presiden direktur sejak 2009, dengan saudara perempuannya, Juni Setiawati, menjabat sebagai komisaris utama.

Putranya, Indra Gunawan Wonowidjojo, diangkat menjadi wakil direktur utama pada 2022. Di bawah kepemimpinan keluarga Wonowidjojo, Gudang Garam terus berkembang, termasuk mengoperasikan Bandara Internasional Dhoho pada April 2024, dan memulai pembangunan jalan tol bandara tersebut pada Oktober 2024.

4. MochtarRiady

Mochtar Riady lahir di Malang, Jawa Timur, pada 12 Mei 1929 dengan nama asli Lie Moe Tie. Pada usia 22 tahun, ia membuka toko sepeda sebelum merintis karier sukses di industri perbankan, meskipun sempat terdampak krisis keuangan Asia pada 1997.

Mochtar dan keluarganya saat ini memiliki kekayaan bersih $2 miliar, atau setara Rp 32,52 triliun (kurs Rp 16.260 per dolar AS), berdasarkan data real time per 13 Januari 2025. Kekayaan tersebut menempatkannya di peringkat ke-1.680 dalam daftar orang terkaya dunia saat ini.

Sebelumnya, pada 12 November 2024, kekayaan Mochtar tercatat $2,25 miliar, atau sekitar Rp 36,58 triliun. Angka prestisius itu menjadikannya peringkat ke-25 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024.

Sebagai pendiri Lippo Group, Mochtar telah membangun konglomerasi besar yang kini dijalankan putra-putranya, James dan Stephen Riady. Lippo Group memiliki minat yang beragam, mencakup real estat, ritel, perawatan kesehatan, media, dan pendidikan.

Saat ini, putranya, Stephen Riady, memimpin perusahaan properti Singapura OUE, yang pernah memiliki US Bank Tower di Los Angeles hingga tahun 2020. Cucu Mochtar, John Riady, seorang lulusan MBA dari Wharton, kini menjabat sebagai CEO Lippo Karawaci, perusahaan properti terkemuka yang terdaftar di Indonesia.

5. Hary Tanoesoedibjo

Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo lahir pada 26 September 1965 di Surabaya. Ia meraih gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa, Kanada, pada tahun 1988, dan gelar Master of Business Administration dari Ottawa University, Kanada, pada tahun 1989.

Hary menikah dengan Liliana Tanaja Tanoesoedibjo. Mereka dikaruniai lima anak, yaitu Angela Tanoesoedibjo, Valencia Tanoesoedibjo, Jessica Tanoesoedibjo, Clarissa Tanoesoedibjo, dan Warren Tanoesoedibjo.

Per 13 Januari 2025, kekayaan Hary tercatat sebesar $1,3 miliar (setara Rp 21,14 triliun), menempatkannya di peringkat ke-2.379 orang terkaya dunia. Sebelumnya, pada 12 November 2024, kekayaannya mencapai $1,45 miliar (Rp 23,58 triliun), menempatkannya di peringkat ke-36 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024.

Hary memulai bisnis medianya setelah lulus kuliah dan kini memiliki 62 stasiun TV, empat stasiun radio, serta sebuah surat kabar. Ia memimpin bisnis media dan telekomunikasi sejak 2002, menjabat posisi strategis di Media Nusantara Citra, RCTI, dan berbagai perusahaan lain di bawah grup Bhakti Investama dan Global Mediacom.

Ia kemudian mengundurkan diri sebagai CEO Media Nusantara Citra (MNC) pada 2016 untuk fokus pada politik. Grup medianya mencakup empat stasiun TV nasional, yaitu RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews.

Selain itu, melalui MNC Land, ia mengembangkan proyek Lido City yang meliputi Lido Music & Arts Center, lapangan golf, dan resor bermerek Trump di Jakarta, serta resor golf bermerek Trump di Bali. Putrinya, Angela Tanoesoedibjo, yang pernah menjabat Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menjadi co-CEO MNC Group sejak Oktober 2024.

Sebagai pendiri dan Presiden Eksekutif Bhakti Investama sejak 1989, Hary aktif dalam investasi dan restrukturisasi bisnis, termasuk mengambil alih saham Bimantara Citra pada 2000, yang kemudian diubah menjadi Global Mediacom.

6. Marina Budiman

Marina Budiman, kelahiran Surabaya pada 5 September 1961, merupakan seorang pengusaha sukses di industri teknologi. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di University of Toronto, dengan jurusan Keuangan dan Ekonomi.

Marina adalah salah satu pendiri dan presiden komisaris DCI Indonesia, perusahaan pusat data terkemuka yang ia dirikan pada tahun 2011 bersama Otto Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia. Selain DCII, ia dan Otto juga mendirikan PT Indointernet Tbk (EDGE), yang lebih dikenal sebagai Indonet, penyedia layanan internet pertama di Indonesia.

Per 13 Januari 2025, kekayaan bersih Marina tercatat sebesar $1,2 miliar (sekitar Rp 19,51 triliun), menempatkannya di peringkat ke-2.478 orang terkaya dunia. Sebelumnya, pada 12 November 2024, kekayaannya mencapai $1,32 miliar (sekitar Rp 21,46 triliun), menjadikannya salah satu dari 50 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024.

Kariernya dimulai di Bank Bali pada tahun 1985, diikuti dengan bergabung di perusahaan IT Sigma Cipta Caraka pada 1989. Pada 1994, ia dan rekan-rekannya mendirikan Indonet, yang mereka jual pada 2023 setelah mengembangkan perusahaan tersebut menjadi pionir dalam layanan internet di Indonesia.

7. Soegiarto Adikusumo (kelahiran malang) nomor 44 dalam top 50

Soegiarto Adikusumo lahir di Malang, Jawa Timur. Ia dan istrinya dikaruniai dua orang anak, salah satunya Haryanto Adikoesomo, yang saat ini manjabat sebagai Presiden Direktur PT AKR Corprindo.

Soegiarto, yang kekayaannya tercatat mencapai $1,1 miliar menurut Forbes, merupakan pengusaha sukses di bidang bahan kimia dan berbagai usaha mandiri. Pria kelahiran 1938 ini menetap di Surabaya, dan masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2024, serta menduduki peringkat miliarder dunia ke-1.945.

Ia mendirikan AKR Corporindo pada 1960 sebagai pedagang bahan kimia dan membawa perusahaan tersebut melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1994. Kini, AKR Corporindo berkembang menjadi perusahaan besar di bidang perdagangan dan distribusi minyak bumi, layanan logistik, manufaktur bahan kimia, dan pengelolaan kawasan industri.

Melalui usaha patungan dengan perusahaan minyak dan gas Inggris, BP, AKR Corporindo mendistribusikan bahan bakar penerbangan dan mengoperasikan stasiun pengisian bahan bakar bersama di Indonesia. Soegiarto sendiri menjabat sebagai komisaris utama, sementara putranya, Haryanto Adikoesoemo, menjabat sebagai presiden direktur.

Pada September 2024, kawasan industri AKR di Jawa Timur, JIIPE, meresmikan pabrik peleburan tembaga jalur tunggal terbesar di dunia berdasarkan kapasitas, yang dikelola perusahaan patungan Indonesia-Amerika, Freeport Indonesia.

Selain kesuksesan bisnis keluarga, Haryanto juga dikenal sebagai kolektor seni yang telah mengumpulkan lebih dari 800 karya selama lebih dari 25 tahun, termasuk karya seniman terkenal seperti Andy Warhol dan Mark Rothko. Ia bahkan mendirikan sebuah museum yang sepenuhnya didedikasikan untuk seni modern dan kontemporer.

8. Murdaya Poo

Murdaya Widyawimarta Poo lahir pada 12 Januari 1946 di Blitar, Jawa Timur, adalah seorang pengusaha sukses, yang kini menjadi salah satu tokoh terkemuka di dunia bisnis Indonesia. Ia menikah dengan Siti Hartati Murdaya.

Poo adalah salah satu pengusaha terkemuka di Indonesia yang menduduki peringkat ke-45 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024, dengan kekayaan sebesar $1,2 miliar (setara Rp 19,51 triliun) per 12 November 2024. Saat ini, ia berada di peringkat ke-2.483 dalam daftar orang terkaya dunia.

Sebelum mencapai kesuksesan, Murdaya memulai perjalanan hidupnya dengan menjual koran. Pada 1972, ia memasuki bisnis konstruksi dan kemudian mendirikan Central Cipta Murdaya Group pada tahun 1992, yang kini menjadi salah satu konglomerasi besar di Indonesia.

Pria empat anak ini mendirikan Central Cipta Murdaya Group, konglomerasi yang berinvestasi di berbagai sektor, termasuk teknik, teknologi informasi, minyak sawit, dan kayu lapis. Selain itu, ia juga memiliki Jakarta International Expo, salah satu pusat konvensi terbesar di ibu kota.

Ia memiliki saham substansial di pengembang properti Metropolitan Kentjana. Keluarga Poo juga aktif dalam bisnis, dengan tiga dari empat anaknya duduk di dewan direksi Metropolitan Kentjana, melanjutkan warisan bisnis yang telah ia bangun selama beberapa dekade.

9. Haryanto Tjiptodihardjo

Haryanto Tjiptodihardjo, lahir di Jember pada 30 April 1963, adalah seorang pengusaha sukses di industri manufaktur bahan konstruksi. Ia meraih gelar Bachelor of Science di bidang Industrial and Systems Engineering dari University of Southern California AS pada 1983, dan Master of Business Administration dari Woodbury University AS pada 1986.

Per 12 November 2024, kekayaan Haryanto tercatat sebesar $1,06 miliar (setara Rp 17,23 triliun), menjadikannya orang terkaya ke-49 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2024. Namun, pada 13 Januari 2025, kekayaannya menjadi $1 miliar (sekitar Rp 16,26 triliun), menempatkannya di posisi ke-2.287 dalam daftar orang terkaya dunia.

Haryanto saat ini menjalankan Impack Pratama Industri, perusahaan yang didirikan pada tahun 1981 oleh ayahnya, Handojo. Berkantor pusat di Jakarta, Impack Pratama adalah produsen atap berbasis polimer terbesar di Indonesia berdasarkan pangsa pasar.

Selain itu, perusahaan ini juga memproduksi berbagai bahan konstruksi lainnya, seperti papan lantai dan pipa. Jangkauan operasionalnya mencakup beberapa negara, termasuk Australia, Malaysia, Selandia Baru, dan Vietnam.

Haryanto bergabung dengan Impack Pratama pada 1986 setelah menyelesaikan pendidikan MBA-nya. Pada Juni 2024, ia menjual Mulford Holdings, sebuah perusahaan pembuat lembaran plastik berbasis di Australia, kepada Impack Pratama Industri seharga Rp 808 miliar (sekitar $53 juta), untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads