Terlanggarnya Perjanjian di Balik Gagalnya Pernikahan Tsaniyya

Round-Up

Terlanggarnya Perjanjian di Balik Gagalnya Pernikahan Tsaniyya

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 10 Jan 2025 08:00 WIB
Tangkapan layar video dan foto pernikahan viral mempelai pria digantikan sepupu.
Tsaniyya yang gagal menikah meski tetap menjalani resepsi pernikahan. Calon suaminya tidak datang dan digantikan sepupunya. (Foto: tangkapan layar)
Surabaya -

Tanggal pernikahan sudah disepakati 29 Desember 2024. Tapi pada hari H itu Tsaniyya Asmara Sutjipto (26) terpaksa gigit jari karena A, kekasih yang telah menjalin asmara dengannya selama 6 tahun tiba-tiba menghilang. Calon suaminya itu telah melanggar perjanjian.

Oktober 2024, sebulan jelang pernikahan, A memberi tahu Tsaniyya bahwa dirinya telah menjalin hubungan dengan perempuan lain hingga perempuan itu hamil. Wanita mana yang tak hancur hatinya ketika tahu calon suaminya menghamili wanita lain?

Tsaniyya menjalin hubungan asmara dengan A sejak menjadi teman sekelas di kampus, 6 tahun silam. Hubungan yang tak sebentar itu mereka putuskan dilanjutkan ke jenjang lebih serius. April 2024, A melamar Tsaniyya dan telah tanggal pernikahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tepatnya bulan April lamaran. Lalu memutuskan bulan Desember menikah," kata Tsaniyya saat ditemui detikJatim di rumahnya di Jalan Tambaksari Surabaya, Selasa (7/1/2025).

Selama 6 tahun berpacaran, Tsaninyya menemukan A sebagai pribadi yang pendiam, tidak banyak omong, tidak banyak tingkah, dan setia. Mereka juga jarang bertengkar. Karena itulah dia memberi kesempatan pada A meski hatinya hancur.

ADVERTISEMENT

"Di situ aku masih mau menerima dia, lanjut pernikahan. Nanti setelah acara atau setelah hari H terserah dia, mau cerai atau apa. Saat itu posisi sudah Oktober akhir, hari H kurang sebulan. Dia baru ngomong kalau ternyata menghamili perempuan lain," ceritanya.

Mereka sepakat pernikahan dilanjutkan. Namun, Kamis 26 Desember 2024 ketika keluarga Tsaniyya sedang menggelar walimahan, A tidak hadir. Pria itu malah pergi ke rumah perempuan yang dihamili. Setelah acara, Tsaniyya dan ortunya diminta datang ke rumah A.

Betapa tercekat Tsaniyya dan kedua orang tuanya saat tahu di rumah A sudah ada orang tua dari perempuan yang dihamili. Mereka juga mengaku baru tahu tahu kehamilan putrinya dan meminta pertanggungjawaban dari A.

Perdebatan pun sempat terjadi dalam pertemuan itu. Tsaniyya dan keluarganya mendesak A mengambil sikap. Di hadapan orang tua perempuan yang dihamili, A memastikan dirinya akan tetap melanjutkan pernikahan dan menandatangani surat perjanjian.

"Dia mengiyakan kalau acara pernikahan tetap berjalan. Dia sudah tanda tangan di atas meterai. Tanda tangan beberapa saksi orang tua dan keluarganya, dan keluargaku. Ada fotonya juga saat dia menulis surat," katanya.

Ijab kabul digelar Minggu pagi, 29 Desember 2024, sedangkan resepsi digelar siang hari sesuai undangan yang telah disebar. Tsaniyya mengungkapkan bahwa Sabtu 28 Desember dia masih sempat berkomunikasi dengan A.

A bahkan masih sempat mengirimkan rekaman suara latihan ijab kabul kepadanya. Lalu pada Sabtu malam pukul 22.30 WIB, A masih meneleponnya untuk mengingatkan fotokopi KTP saksi untuk keperluan ijab kabul.

Bahkan detik-detik menjelang Hari H pernikahan yang membuat Tsaniyya gelisah, sulit tidur, yakni pada Minggu pagi sekitar pukul 03.00 WIB, A masih bisa dihubungi melalui pesan WhatsApp. Sejam kemudian A menghilang. WhatsApp tak direspons, telepon ditolak.

"Lalu nggak bisa dihubungi. Hari itu semua sudah disiapkan. KUA dan lain-lain, akhirnya keluarga saya saat KUA dan penghulu datang terpaksa membatalkan akad karena tidak ada mempelai pria. Saat naik ke panggung (resepsi) digantikan sepupu saya," ujarnya.

Resepsi pernikahan digelar di salah satu gedung di Surabaya. Orang tua A hadir dan menjelaskan bahwa anaknya tidak pulang usai pamit membeli nasi goreng. Mereka beriktikad baik dengan tetap bersedia dirias dan berdiri di atas panggung pesta pernikahan.

"Waktu saya telepon (A) subuh (dan tidak diangkat), saya hubungi orang tuanya. Katanya nggak pulang setelah pamit beli nasi goreng. Nggak balik sampai sekarang," kata Tsaniyya yang merupakan anak pertama dari 2 bersaudara.

"Orang tuanya datang di atas panggung. Seolah-olah nggak ada apa-apa. Seperti pengantin biasa ada laki-laki dan perempuan, tapi pengantinnya yang beda (digantikan sepupu)," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads