Makan Gizi Gratis Sasar 3.500 Pelajar Lamongan, Minat Konsumsi Sayur Rendah

Makan Gizi Gratis Sasar 3.500 Pelajar Lamongan, Minat Konsumsi Sayur Rendah

Eko Sudjarwo - detikJatim
Senin, 06 Jan 2025 17:20 WIB
Makan Bergizi Gratis Diujicoba di Lamongan, Sasar 3.500 Pelajar
Makan Bergizi Gratis di Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai digelar hari ini di Lamongan. Rendahnya minat siswa mengonsumsi sayur menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan program MBG di Lamongan.

Program MBG di Lamongan mulai dilakukan hari ini menyediakan sebanyak 3.500 porsi. MBG di Lamongan ini menyasar 6 sekolah di Lamongan. Mulai dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA. Ke-6 sekolah tersebut yakni TK Kartika, SD Kepatihan, SD Jetis 3, SD Jetis 4, SMP Negeri 1 Lamongan dan SMA Negeri 1 Lamongan.

"Hari ini adalah ujicoba MBG di Lamongan untuk 3500 siswa di 6 sekolah. Ini sudah dipersiapkan sebaik-baiknya dan nanti kita akan terus evaluasi," kata Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi di sela-sela meninjau MBG, Senin (6/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan yang sama, Dandim 0812/Lamongan, Letkol Arm Ketut Wira Purbawan mengatakan, uji coba MBG ini dilaksanakan selama 5 hari ke depan.

"Semoga setelah evaluasi nanti bisa terus berkelanjutan, sehingga bisa mencetak generasi muda yang berkualitas," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sementara Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (KSPPG) Lamongan Badan Gizi Nasional, Agustina Nurul Herdien mengatakan, komposisi MBG telah memenuhi pedoman Isi Piringku sesuai dengan ahli gizi. Komposisinya, ungkap Agustina, mulai dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran dan susu.

"Untuk komposisinya sudah disetarakan dengan kebutuhan anak-anak. Kami ada ahli gizi yang menakar dan mengukur kebutuhan gizi mulai dari anak TK, SD, SMP dan SMA, itu berbeda. Ada rinciannya sendiri, jadi tidak semuanya dipukul rata," papar Agustina.

Dari peninjauan hari pertama, terang Agustina, didapati ada sejumlah siswa yang enggan menghabiskan sayur. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi tim.

"Tantangan buat kami adalah sayur. Masih banyak anak-anak yang sayurnya tidak dihabiskan. Itu tantangan buat kami bagaimana menu-menu sayur bisa dihabiskan," ujarnya.

Agustina juga menuturkan, selama 5 hari uji coba ini menu yang diberikan setiap harinya nanti akan berbeda-beda. Agustina menyebut, dari menu yang berbeda ini akan menjadi bahan evaluasi agar tidak menimbulkan kebosanan, sekaligus untuk melihat menu apa yang disukai dan yang tidak disukai.

"Itu nantinya menjadi bahan evaluasi bagi kami. Jika nanti ternyata ada beberapa menu yang anak-anak tidak suka, untuk berikutnya menu tersebut tidak dipakai. Kemudian untuk yang alergi kami sudah minta data ke sekolah. Jadi yang alergi itu mendapatkan menu berbeda," pungkasnya.




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads