Atap empat ruang kelas SDN Gunungan di Kecamatan Dawarblandong, Mojokerto akhirnya ambruk. Sebelumnya, atap ruang kelas ini telah dibiarkan rusak selama 2 tahun.
Pihak sekolah setidaknya 3 kali mengajukan perbaikan ke pemerintah, tapi tak ada tindak lanjut karena masalah anggaran.
Gedung yang rusak sebelumnya digunakan untuk ruang kelas 1A, 1B, 2, serta ruang UKS. Atap ruang kelas 1A dan 1B sudah runtuh. Sedangkan atap ruang kelas 2 dan UKS sudah lapuk sehingga ambruknya tinggal menunggu waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan belajar mengajar puluhan siswa kelas 1 dan 2 dipindahkan ke ruangan laboratorium dan perpustakaan. Kepala SDN Gunungan Sokip mengatakan, 4 ruangan yang rusak dikosongkan sejak 2 tahun lalu.
"Sudah kami kosongkan 2 tahun lalu karena kondisinya mengkhawatirkan. Siswa kami pindahkan ke laboratorium dan perpustakaan. Sehingga ruangan pas untuk 6 rombel," terangnya kepada wartawan di lokasi, Jumat (3/1/2025).
Sebelum dikosongkan, lanjut Sokip, plafon dan atap 4 ruangan tersebut diperbaiki tahun 2019. Saat itu, rehab menggunakan dana sekolah, komite sekolah, serta hasil iuran para perangkat Desa Gunungan.
"Kerangka atapnya untuk reng kami ganti semua, usuknya tambal sulam, plafonnya kami ganti dan dicat, tapi tidak lama rusak lagi," ungkapnya.
Selama dikosongkan, Sokip mengaku sudah 3 kali mengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Namun, tidak ada tindak lanjut dari pemerintah. Sehingga 4 ruangan tersebut terpaksa dibiarkan rusak.
Puncaknya pada Senin (30/12) sekitar pukul 10.30 WIB, atap ruang kelas 1A dan 1B benar-benar ambruk. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Sebab para siswa liburan semester ganjil.
"Harapan kami secepatnya dibangun karena ini dipakai kegiatan ekstrakurikuler, seperti tari, banjari, pramuka dan lainnya," jelasnya.
Saat meninjau SDN Gunungan, Kabid Sarpas Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Indi Ilmiah meminta atap yang ambruk segera diturunkan dan dibersihkan. Agar, tidak membahayakan para siswa yang bermain di bawah gedung tersebut. Pembongkaran atap menggunakan dana BOS sekolah ini.
Ia membenarkan perbaikan atap 4 ruangan yang rusak di SDN Gunungan diajukan setiap tahun ke Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Hanya saja, anggaran dari APBD maupun DAK terbatas. Sedangkan kerusakan di sekolah ini belum masuk skala prioritas.
"Untuk rehab ada skala prioritasnya. Kami utamakan sekolah yang ruang kelasnya terbatas. Ini ruangannya kosong, kegiatan belajar mengajar tidak terhambat," cetusnya.
Karena sudah ambruk, Indi bakal mengusulkan rehab atap 4 ruangan SDN Gunungan. Ia memperkirakan perbaikan membutuhkan anggaran Rp 800 juta. "Atas kejadian ini akan kami usulkan terus. Mudah-mudahan saja tahun depannya bisa," tandasnya.
(irb/hil)