Tanggal 30 Desember, yang tahun ini jatuh pada hari Senin dalam kalender Masehi, menjadi momen istimewa dengan berbagai peringatan penting dan menarik. Peringatan hari ini mengajak untuk mengenang peristiwa bersejarah hingga merayakan tradisi yang memperkaya kehidupan bersama.
Pada tanggal ini, ada sejumlah peringatan penting baik dalam skala nasional maupun skala internasional. Berikut daftar peringatan penting yang dirayakan pada tanggal 30 Desember, serta sejarahnya bagi setiap masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Besar 30 Desember
Peringatan hari besar 30 Desember, di antaranya Hari Jadi Satpam Indonesia, Hari Rizal di Filipina, Hari Perencanaan Resolusi Nasional, Hari Natrium Bikabornat, hingga Hari Bacon Nasional. Mari mengeksplorasi lebih lanjut makna dan kegiatan yang menjadikan tanggal ini penuh makna.
1. Hari Jadi Satpam Indonesia
Satuan pengamanan (satpam) adalah profesi yang bertugas untuk menjaga keamanan, memantau, dan melindungi masyarakat di area tertentu. Satpam umumnya ditemukan di tempat-tempat seperti pos perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, dan lokasi umum lainnya.
Menurut informasi dari Kabar Polri, profesi ini telah memberikan kontribusi besar dalam menjaga keamanan sejak beberapa dekade yang lalu. Keberadaannya di Indonesia tak terlepas dari peran Jenderal Polisi (Purn) Prof Dr Drs Awaloedin Djamin MPA, yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) pada periode 1978-1982.
Pada masa jabatannya, Awaloedin memprakarsai pembentukan satuan pengamanan yang terinspirasi dari pengalamannya selama pendidikan dan penugasannya di luar negeri. Pada 1962, Awaloedin menuntut ilmu di University of Southern California, Amerika Serikat, di mana dia menyaksikan perkembangan pesat satuan pengamanan di sana.
Sementara itu, di Indonesia, satpam merupakan hal baru yang belum banyak dikenal. Namun, pada 1980, di bawah kepemimpinan Awaloedin, satpam dibentuk dan diresmikan melalui SK Kapolri SKEP/126/XII/1980 tentang Pola Pembinaan Satuan Pengamanan.
Tanggal 30 Desember 1980 menjadi tonggak penting, karena pada hari itu satpam pertama kali diresmikan di Indonesia, yang kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Jadi Satpam Indonesia.
Tujuan utama pembentukan satpam adalah membantu kepolisian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, khususnya dalam menjaga keamanan, ketertiban, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan hukum kepada masyarakat.
2. Hari Rizal di Filipina
Dilansir dari laman National Today, Hari Rizal yang diperingati setiap 30 Desember adalah hari libur nasional Filipina untuk menghormati kehidupan dan perjuangan Jose Rizal, pahlawan nasional negara tersebut. Tanggal ini juga mengenang eksekusi Rizal pada tahun 1896 di Bagumbayan, Manila, yang menjadi momen penting dalam sejarah Filipina.
Rizal, yang lahir pada 19 Juni 1861 di Calamba, Filipina, memainkan peran krusial dalam memulai revolusi melawan penjajahan Spanyol. Seorang dokter dan novelis itu mengkritik keras pemerintahan kolonial yang korup di Filipina melalui karya-karyanya, seperti Noli Me Tangere (1887) dan El Filibusterismo.
Banyak sejarawan sepakat bahwa ide-idenya dalam kedua novel tersebut menginspirasi gerakan revolusioner. Hingga akhirnya pada 30 Desember 1896, Rizal dieksekusi regu tembak di Bagumbayan, Manila, meskipun tidak terlibat langsung dalam pertempuran. Ia ditangkap dan diadili atas tuduhan pengkhianatan.
Untuk mengenang pengorbanannya, pada 1898, presiden pertama Filipina, Emilio Aguinaldo menetapkan 30 Desember sebagai Hari Rizal, hari berkabung untuk menghormati Rizal dan semua korban penjajahan Spanyol.
Daet, Camarines Norte menjadi kota pertama yang mematuhi dekrit ini, mendirikan monumen yang dirancang Letkol Antonio Sanz dan didanai warga setempat. Setelah Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898, ketika Filipina jatuh ke tangan Amerika, Gubernur Jenderal William Howard Taft menobatkan Rizal sebagai pahlawan nasional.
Pada 1 Februari 1902, Komisi Filipina mengesahkan Undang-Undang No 345, yang secara resmi menjadikan 30 Desember sebagai Hari Rizal. Pada 9 Juni 1948, Presiden Elpidio Quirino mengesahkan Undang-Undang Republik No 229 untuk mempertegas peringatan ini, melarang kegiatan seperti adu ayam dan pacuan kuda pada hari ini.
Pada hari ini juga diwajibkan mengibarkan bendera setengah tiang. Pada 30 Desember 1996, peringatan 100 tahun kematian Rizal diwarnai dengan peragaan ulang langkah terakhirnya dari selnya di Benteng Santiago menuju tempat eksekusi, serta upacara pengibaran bendera yang penuh khidmat.
3. Hari Perencanaan Resolusi Nasional
Hari Perencanaan Resolusi Nasional diperingati setiap 30 Desember, memberikan kesempatan untuk mulai menetapkan tujuan pada tahun mendatang. Sekitar satu dari tiga orang gagal memenuhi resolusi tahun baru mereka pada bulan pertama. Bahkan, hanya 10% yang berhasil mempertahankannya sepanjang tahun.
Meskipun ada berbagai alasan kegagalan ini, merencanakan dan berkomitmen pada resolusi sebelum tahun baru dimulai dapat meningkatkan peluang untuk sukses. Lebih baik, memulai memikirkan resolusi jauh sebelum tanggal 1 Januari, karena saat itu mungkin sudah terlambat untuk membuat keputusan.
Dengan merencanakan resolusi pada 30 Desember, akan lebih siap untuk memulai dengan tekad saat tahun baru tiba. Tradisi membuat resolusi tahun baru sendiri sudah ada sejak lebih dari 4.000 tahun lalu, dimulai dengan festival Akitu di Babilonia.
Selama 12 hari, orang Babilonia merayakan "kelahiran kembali alam," dengan penobatan raja baru, penanaman tanaman, dan janji-janji kepada para dewa. Mereka percaya jika janji-janji ini dipenuhi, para dewa akan tersenyum kepada mereka, bukan mendendam.
Pada 153 SM, Senat Romawi menetapkan tanggal 1 Januari sebagai awal tahun baru untuk menghormati Dewa Janus, yang digambarkan dengan dua wajah yang dapat melihat masa lalu dan masa depan, melambangkan akhir dan awal suatu tahun.
Namun, baru pada 46 SM, Julius Caesar secara resmi mengesahkan penggunaan 1 Januari sebagai awal tahun baru. Sama seperti orang Babilonia, orang Romawi membuat janji kepada Janus tentang perilaku mereka di tahun mendatang.
Selama Abad Pertengahan, tradisi 'Sumpah Merak' menjadi populer, di mana para ksatria akan memperbarui sumpah mereka untuk menegakkan kode kesatriaan pada akhir setiap tahun. Mereka akan meletakkan tangan di atas merak yang sudah dimasak sebagai simbol komitmen untuk melindungi kehormatan dan kesopanan.
Istilah "resolusi tahun baru" pertama kali muncul di surat kabar Boston pada tahun 1813, dan sejak saat itu, resolusi modern telah menjadi tradisi yang biasa dilakukan setiap tahun.
4. Hari Natrium Bikarbonat
Setiap tanggal 30 Desember, diperingati Hari Natrium Bikarbonat, yang juga dikenal sebagai Hari Soda Bikarbonat. Peringatan ini untuk merayakan kegunaan luar biasa dari bahan pokok yang ada di hampir setiap rumah tangga, terutama dapur.
Dikenal dengan berbagai nama seperti soda roti, soda masak, dan soda kue, natrium bikarbonat, dengan rumus kimia NaHCO3, adalah senyawa yang sangat populer berkat berbagai manfaat praktis dan efektifnya dalam kehidupan sehari-hari.
Natrium bikarbonat, yang umumnya berbentuk bubuk putih halus, memiliki rasa asin mirip air alkali ketika dikonsumsi. Penggunaan pertama dari senyawa ini dapat ditelusuri kembali ke zaman Mesir kuno, sekitar 3000 SM, di mana orang Mesir menggunakan produk bernama "Natron", yang sebagian besar terdiri dari natrium bikarbonat.
Pada 1791, ahli kimia Prancis, Nicolas Leblanc, menciptakan soda abu, yang membuka jalan bagi penggunaan natrium bikarbonat. Salah satu kegunaan utama soda bikarbonat adalah sebagai bahan pengembang pembuatan makanan. Secara teknis, berfungsi membuat adonan mengembang melalui reaksi kimia saat bercampur dengan gas dan panas.
Sebelum ditemukannya soda kue, ragi digunakan dalam pembuatan roti dan kue, namun proses ini memakan waktu lama dan ragi bisa mati jika terkena suhu terlalu panas atau dingin. Inilah alasan mengapa soda kue mulai digunakan.
Pada 1846, penemuan soda kue mempermudah pekerjaan para pembuat roti dan ibu rumah tangga. Selain di dapur, natrium bikarbonat juga sangat efektif sebagai bahan pembersih, dapat menghilangkan jamur dan lumut, serta cocok membersihkan peralatan dapur, baja antikarat, bahkan tirai kamar mandi.
Pada 1972, soda kue mulai populer sebagai bahan pengawet makanan. Pada abad ke-21, produksi natrium bikarbonat mencapai dua juta ton per tahun. Senyawa ini dikirim ke seluruh dunia dan digunakan berbagai bisnis serta konsumen untuk berbagai keperluan.
Soda bikarbonat telah diakui sebagai bahan serbaguna yang memiliki banyak manfaat. Bahan ini sangat efektif untuk menghilangkan bau, mengurangi pestisida, menetralkan api, membersihkan gigi, dan masih banyak lagi.
5. Hari Bacon Nasional
Hari Bacon Nasional yang jatuh pada 30 Desember adalah waktu yang tepat bagi setiap pencinta bacon untuk merayakan makanan lezat ini. Hanya menyebutkan kata bacon sudah cukup membuat tergoda.
Bacon adalah makanan serbaguna yang bisa dinikmati dalam berbagai cara, dari menambahkannya di burger untuk pesta kalori besar, hingga mencacahnya di atas salad jika ingin sedikit mencoba hidup sehat (meskipun bacon tidak pernah benar-benar sehat).
Bahkan, bisa membuat bacon menjadi bintang utama hanya dengan menyandingkannya dengan telur. Apapun cara menikmatinya, bacon selalu lezat, berminyak, dan begitu menggoda untuk disantap.
Meskipun Hari Bacon Nasional pertama kali diperkenalkan pada 1997 sebagai cara untuk beristirahat sejenak dari perayaan musim dingin yang padat, konsumsi daging babi telah ada sejak ribuan tahun lalu.
Pada 4900 SM, orang Tiongkok mulai menjinakkan babi dan mengawetkan perut babi dengan garam. Praktik ini kemudian menyebar ke Romawi dan Yunani melalui penaklukan di Timur Tengah, dan pada 1500 SM, pengolahan dan pengawetan daging babi mulai berkembang pesat di Kekaisaran Romawi.
Salah satu bentuk awal daging babi asap, yang dikenal sebagai petaso oleh orang Romawi kuno, adalah daging babi panggang yang dipadukan buah ara kering, dicokelatkan, dan disajikan dengan anggur.
Kata bacon memiliki akar dalam berbagai bahasa yang berkembang sebelum abad ke-12, seperti kata Prancis "bako", kata Jerman "bakkon", dan kata Teutonik Kuno "backe", yang secara spesifik merujuk pada bagian belakang babi.
Pada abad ke-16, istilah "bacoun" digunakan untuk menyebut berbagai jenis daging babi. Baru pada abad ke-17, "bacon" digunakan untuk merujuk khusus pada perut babi yang diasinkan dan diasapi, seperti yang kita kenal sekarang.
Karena babi mudah didapat dan murah, jadi sangat umum di kalangan petani Anglo-Saxon pada Abad Pertengahan. Setiap keluarga dan tukang daging memiliki resep sendiri untuk mengawetkan dan mengasapi daging babi. Pada masa Victoria, keberagaman jenis daging babi, sosis, dan puding hitam di Inggris menciptakan zaman keemasan daging babi.
Frasa populer "bring home the bacon" berasal dari abad ke-12 di kota Dunmow, Inggris. Di sana, gereja menjanjikan sepotong bacon kepada pria yang sudah menikah, yang bersumpah di hadapan Tuhan dan jemaat untuk tidak bertengkar dengan istrinya selama setahun dan sehari.
Itulah sederet peringatan tanggal 30 Desember yang mempunyai makna tersendiri bagi setiap orang yang merayakan. Semoga bermanfaat detikers!
Artikel ini ditulis oleh Firtian Ramadhani, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(hil/irb)