Massa dari Masyarakat Jawa Timur Tolak PPN 12% di Taman Bungkul

Massa dari Masyarakat Jawa Timur Tolak PPN 12% di Taman Bungkul

Aprilia Devi - detikJatim
Minggu, 29 Des 2024 11:28 WIB
Ratusan Massa dari Masyarakat Jawa Timur Tolak PPN 12% di Taman Bungkul
Demo tolak PPN 12% di Taman Bungkul (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Gelombang penolakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% per 1 Januari 2025 mendatang mulai bermunculan. Pagi ini masyarakat mengatasnamakan Aliansi Jatim Menggugat menggelar aksi di Taman Bungkul Surabaya.

Aksi dilakukan di Taman Bungkul, Darmo, Surabaya. Ada mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat yang terlibat aksi. Mereka membentangkan spanduk besar bertuliskan 'Tolak PPN 12%, Jatim Menggugat'.

Pantauan detikJatim, aksi itu dimulai pada pukul 08.45 WIB. Massa aksi menggelar orasi di mimbar bebas, menyebarkan poster, teatrikal, hingga penandatanganan solidaritas untuk menolak PPN 12% yang akan efektif 1 Januari 2025 atau pekan depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perwakilan massa aksi, Aulia Thaariq Akbar, Ketua BEM Seluruh Indonesia Jawa Timur menyebut aksi ini sengaja di gelar di Taman Bungkul saat Car Free Day (CFD) untuk mengajak masyarakat secara lebih luas bersama-sama menolak kenaikan PPN.

Namun rupanya hari ini Car Free Day di Taman Bungkul ditiadakan. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat massa aksi.

ADVERTISEMENT

"Kita mencoba menggalang solidaritas untuk menolak kebijakan itu. Karena kita bisa lihat dampaknya mayoritas menyasar ke kelas menengah ke bawah," ujar Thaariq, Minggu (29/12/2024).

Ia mengatakan hari ini ada sekitar 150 massa aksi yang terlibat. Mulai dari mahasiswa dari beberapa kampus se Jawa Timur hingga para buruh dan pedagang. Pihaknya optimis aksi ini akan memberikan dampak.

"Kami selalu optimis. Dan ini mendekati penerapan gelombang penolakan sangat banyak. Baru nanti kalau belum dicabut dan justru diterapkan per 1 Januari 2025 justru animonya semakin besar karena masyarakat mulai terasa," katanya.

Thaariq juga mengungkapkan apabila PPN tetap naik menjadi 12% pada 1 Januari 2025, maka tidak menutup kemungkinan akan ada aksi lanjutan.

"Pasti. Ini bukan aksi pertama dan terakhir. Pasti akan lebih besar kalau aspirasi ini tidak didengarkan," tandasnya.

Aksi tersebut pun menarik perhatian warga juga pengunjung di Taman Bungkul. Salah satu warga Jojoran Surabaya, Wati (40) yang berprofesi sebagai buruh menyebut ia mendukung aksi penolakan kenaikan PPN 12%.

Sebab menurutnya kenaikan pajak ini akan mencekik rakyat kecil, termasuk dari kalangan buruh seperti dirinya.

"Saya sehari-hari sebagai buruh pabrik. Jelas menolak kenaikan PPN 12% ini karena memberatkan. Saya mendukung semuanya yang menolak kenaikan PPN," tuturnya.




(ihc/fat)


Hide Ads