Tanggal 27 Desember jatuh pada hari Jumat dalam kalender Masehi tahun ini. Pada hari ini, ada sejumlah peringatan penting baik dalam skala nasional maupun internasional.
Peringatan penting memiliki makna masing-masing. Berikut daftar peringatan penting yang dirayakan pada tanggal 27 Desember, serta sejarahnya bagi setiap masyarakat.
Hari Besar 27 Desember
Peringatan hari besar 27 Desember, di antaranya Hari Penyerahan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda, Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional, Hari Kunjungan Kebun Binatang, hingga Hari Nasional Membuat Kepingan Salju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Hari Penyerahan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, namun hingga empat tahun setelahnya, Belanda belum mengakui kedaulatan Indonesia. Proklamasi yang dipimpin Soekarno dan Hatta ditolak Belanda, yang ingin melanjutkan kolonialisme, karena menganggap penjajahan terhenti sementara akibat pendudukan Jepang 1942-1945.
Akibatnya, konflik bersenjata dan perselisihan diplomatik antara kedua negara pun tak terhindarkan. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk United Nations Commission for Indonesia (UNCI).
UNCI memfasilitasi pertemuan antara Indonesia dan Belanda di Jakarta pada 1949, yang akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.
Pada 14 April 1949, Indonesia dan Belanda menandatangani perjanjian Roem-van Roijen, setelah disahkan pada 7 Mei 1949, mengarah pada pembebasan pemimpin Indonesia yang ditahan, kembalinya ibu kota ke Yogyakarta, serta disetujuinya pelaksanaan KMB.
Konferensi tersebut berlangsung dari 23 Agustus hingga 2 November 1949, dan menghasilkan kesepakatan bahwa Indonesia akan menjadi negara federal dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada 27 Desember 1949, Belanda secara resmi mengakui RIS sebagai negara merdeka, meskipun menyebutnya sebagai "penyerahan kedaulatan". Upacara sovereeriteits overdracht yang dilaksanakan saat itu menjadi simbol berakhirnya masa kolonialisme Belanda, dan lahirnya Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat.
2. Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional
Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional yang diperingati setiap 27 Desember bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi epidemi. Sepanjang sejarah, dunia telah menghadapi berbagai epidemi yang mengancam, namun manusia berhasil bertahan dengan menemukan cara untuk membendung penyebaran virus.
Pada akhir tahun 2019, virus corona mulai menyebar di Tiongkok, menyebabkan banyak wilayah kota tersebut ditutup karena meningkatnya angka infeksi dan jumlah korban. Meskipun berita tentang virus ini menyebar ke seluruh dunia, otoritas setempat gagal mengendalikan penyebarannya.
Dalam beberapa bulan, COVID-19 muncul di berbagai negara dan jumlah kematian terus bertambah. Virus yang awalnya dianggap sebagai flu biasa akhirnya dinyatakan sebagai pandemi global, yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Pandemi ini mengungkapkan kekurangan dalam sistem perawatan kesehatan di sejumlah negara, di mana rumah sakit kekurangan tempat tidur dan ventilator. Bahkan, stok masker bedah dan pembersih tangan sempat habis.
Setelah beberapa bulan menganalisis dampaknya, pakar kesehatan percaya COVID-19 bisa ditangani dengan kesiapsiagaan global. Majelis Umum PBB memprakarsai peringatan Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional pada 27 Desember 2020, untuk menekankan pentingnya pencegahan, kesiapsiagaan, dan kerja sama internasional.
Hal ini menjadi penting mengingat COVID-19 menunjukkan betapa krusialnya investasi dalam sistem yang dapat mencegah, mendeteksi, dan merespons penyakit menular. Seperti yang diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB AntΓ³nio Guterres, "COVID-19 adalah tragedi kemanusiaan, tetapi membuka kesempatan membangun dunia lebih adil dan berkelanjutan".
3. Hari Kunjungan Kebun Binatang
Tanggal 27 Desember diperingati sebagai Hari Kunjungan Kebun Binatang. Meskipun asal-usul perayaan ini tidak sepenuhnya jelas, konsep kebun binatang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Istilah 'kebun binatang' merujuk taman atau tempat yang dirancang untuk menampung berbagai spesies hewan, yang berfungsi sebagai tempat perlindungan.
Bentuk awal kebun binatang, yang dikenal sebagai 'menagerie', jauh lebih kecil dibandingkan dengan kebun binatang modern yang kita kenal sekarang. Pada awalnya, kebun binatang ini adalah koleksi pribadi yang berfungsi sebagai simbol kekuasaan.
Sisa-sisa kebun binatang kuno telah ditemukan di Mesir dan diperkirakan berasal dari sekitar 3500 SM. Raja-raja besar seperti Alexander Agung dari Yunani, Raja Solomon dari Israel, dan Raja Nebukadnezar dari Babilonia dikenal sebagai pengumpul hewan pada masanya. Selain itu, jejak kebun binatang kuno juga ditemukan di Cina dan Roma.
Kebun binatang modern pertama kali dibangun pada tahun 1793 di Paris, Prancis, dan ide tentang kebun binatang publik mulai populer pada abad ke-18, di tengah Zaman Pencerahan, ketika ilmu pengetahuan menjadi pusat perhatian masyarakat.
Orang-orang mulai tertarik mempelajari hewan, terutama untuk memahami anatomi dan perilaku mereka. Di London, kebun binatang modern pertama dibuka pada tahun 1828, dengan koleksi hewan dari Menara London yang kemudian ditambahkan dan kebun binatang tersebut dibuka untuk umum pada tahun 1847.
Pada masa awal, kebun binatang modern tidak berfungsi sebagai habitat alami hewan-hewan yang dipelihara, melainkan lebih seperti museum hidup dengan hewan-hewan yang dipajang di area pameran kecil. Kini, kebun binatang menjadi tempat pendidikan dan hiburan, sambil mendorong penelitian ilmiah dan mendukung upaya konservasi spesies.
4. Hari Nasional Membuat Kepingan Salju
Hari Membuat Kepingan Salju Nasional diperingati tanggal 27 Desember. Pada hari ini, masyarakat yang merayakan telah mempersiapkan perlengkapan seni dan mengundang semua orang untuk bergabung.
Dengan menggunakan bahan-bahan seperti kertas foil, kertas konstruksi, glitter, gunting, dan pola desain, peserta dapat memotong bentuk dasar atau pola yang lebih rumit untuk menciptakan kepingan salju yang indah.
Kegiatan ini menawarkan cara yang menyenangkan dan kreatif untuk menghabiskan waktu bersama keluarga setelah kesibukan Natal, sambil menjaga anak-anak tetap terlibat dalam aktivitas yang positif.
Natal yang putih tentu tak lengkap tanpa salju, dan kepingan salju menjadi simbol yang erat kaitannya dengan musim liburan. Karena itu, membuat kepingan salju dari kertas untuk dekorasi atau sekadar bersenang-senang sudah menjadi tradisi yang populer.
Meskipun tanggal 27 Desember agak mengejutkan sebagai Hari Membuat Kepingan Salju, karena sekolah-sekolah sedang libur dan anak-anak belajar di rumah, aktivitas ini tetap menjadi cara yang menyenangkan untuk menjaga anak-anak sibuk dan kreatif setelah kesibukan Natal.
Membuat kepingan salju memang merupakan tradisi modern, namun teknik pembuatannya berasal dari seni origami kuno. Origami, yang berasal dari Jepang sekitar abad ke-17, mengajarkan cara melipat kertas untuk menciptakan objek.
Ada juga variasi lain yang disebut Kirigami, di mana kertas yang dilipat dipotong untuk menciptakan bentuk tertentu. Kepingan salju yang dipotong menggabungkan kedua teknik ini, melipat kertas terlebih dahulu dan menambahkan potongan untuk detail yang lebih rumit.
Hari Membuat Kepingan Salju tetap menjadi tradisi yang menginspirasi banyak orang untuk menyalurkan kreativitas mereka. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk mengingat kenangan masa kecil dengan gunting dan perlengkapan seni.
Itulah sederet peringatan penting pada tanggal 27 Desember yang masing-masing memiliki makna tersendiri bagi setiap orang yang merayakan. Semoga informasi ini bermanfaat detikers!
Artikel ini ditulis oleh Firtian Ramadhani, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(hil/irb)