Mitigasi Bencana Hidrometeorologi, Modifikasi Cuaca di Jatim Dimulai

Mitigasi Bencana Hidrometeorologi, Modifikasi Cuaca di Jatim Dimulai

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 20 Des 2024 07:00 WIB
Pj Gubernur Adhy Karyono audiensi dengan BMKG soal modifikasi cuaca.
Pj Gubernur Adhy Karyono audiensi dengan BMKG soal modifikasi cuaca. (Foto: Istimewa)
Sidoarjo -

Operasi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Jawa Timur telah dimulai. Ini disampaikan dalam audiensi Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono dengan BMKG di Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo.

Dalam kesempatan itu, Adhy mendengarkan paparan BMKG terkait ramalan cuaca dalam beberapa hari ke depan. Di mana, pada 20-21 Desember mendatang sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur diprakirakan dilanda hujan sedang hingga lebat yang berpotensi diikuti petir dan angin kencang.

Sejumlah daerah itu yakni Kota Blitar, Kota Malang, Banyuwangi, Gresik, Bojonegoro, Lumajang, Kabupaten Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Tuban, Sidoarjo, Pamekasan, serta Sumenep.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ramalan BMKG ini lebih sering terjadi. Tentunya kami mengapresiasi BMKG dan BPBD Jatim yang telah luar biasa mengidentifikasi masalah dan kemudian menyelesaikan persoalan dalam waktu yang singkat. Ini luar biasa," katanya, Kamis (19/12/2024).

"Hujan itu anugerah. Tapi kita tidak pernah tahu persis seberapa besar intensitas dan dampaknya. Maka dari itu, saya minta kesiapsiagaan terus ditingkatkan terutama di musim-musim penghujan seperti ini," lanjut Adhy.

ADVERTISEMENT

Adhy pun menegaskan bahwa mitigasi bencana dan langkah preventif akan terus digenjot oleh Pemprov Jatim. Salah satunya dengan memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak Rabu (18/12/2024) malam untuk mengantisipasi dampak lebih buruk dari bencana hidrometeorologi di Jawa Timur.

"Alhamdulillah di Jatim sistem kesiapsiagaan sudah bagus. Holistik dan relawan sudah baik. Ditambah kita sedang melakukan OMC sampai 22 Desember nanti. Mudah-mudahan ini akan membawa dampak signifikan bagi masyarakat terutama di daerah-daerah rawan bencana," jelasnya.

Selepas audiensi dengan BMKG, Adhy berkesempatan meninjau pesawat Cesna Karavan 208B nomor registrasi PKSNN yang dipakai untuk OMC di Base Ops Lanudal Juanda. Dengan pesawat ini sebanyak satu ton garam dapur (NaCl) atau kalsium klorida (CaCl2) ditebar Tim OMC di langit perairan Madura.

Dalam pelaksanaannya, OMC menyasar potensi awan yang akan bergerak ke daratan Jawa Timur menurut data dari BMKG. Potensi awan inilah yang akan disemai garam dengan pesawat Cesna Karavan 208B.

"Alhamdulillah teknologi kita sudah maju. Dengan ini, diharapkan debit air hujan bisa berkurang. Sehingga nantinya bisa mencegah banjir atau bencana lainnya," paparnya.

Berdasar data Posko OMC, dalam sehari kegiatan OMC bisa dilakukan antara 5 hingga 6 sortie. Pada setiap sortie, kegiatan ini berlangsung mulai dari 1,5 hingga 2 jam.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads