Pemkot Surabaya bergerak cepat melakukan penanganan dampak cuaca ekstrim yang melanda Kota Surabaya hari ini. Walikota Surabaya Eri Cahyadi juga memberikan atensi khusus.
Eri pun memerintahkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk membantu warga yang terdampak. Seperti gerak cepat yang dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya dalam mengatasi dampak curah hujan ini.
Kepala DSDABM Syamsul Hariadi menyebut penanganan banjir dan genangan terus dilakukan meskipun hujan sudah reda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai Standar Operasional (SOP), elevasi air harus mencapai nilai 0 supaya tidak menumpuk pada saluran dan mengakibatkan genangan atau banjir susulan," ujar Syamsul, Selasa (10/12/2024).
Syamsul mengatakan ada puluhan rumah pompa yang disediakan Pemkot Surabaya untuk mencegah dan menangani genangan.
"Total ada 77 rumah pompa yang aktif untuk penanganan genangan dan banjir hari ini. Meskipun hujan sudah reda tapi penanganan tetap berjalan sesuai SOP. Airnya dihabiskan sampai elevasi 0 agar tidak menumpuk di saluran dan menimbulkan genangan baru," jelasnya.
Selain itu pihaknya juga mengambil tindakan cepat untuk mengatasi bozem Simo Hilir yang jebol. Ia telah melakukan penanganan dengan penutup bozem yang jebol dengan tumpukan karung berisi pasir (sandbag).
"Hal ini dilakukan sebagai upaya darurat agar genangan atau banjir tidak semakin meluas di wilayah tersebut. Sementara kita tangani darurat dulu agar tidak meluas atau melebar," terangnya.
Setelah hujan mulai reda akan dilakukan perbaikan permanen pada bozem supaya lebih kuat untuk menahan air akibat curah hujan tinggi.
"Kalau sudah tidak hujan kita akan perbaiki sampai pondasi paling bawahnya," imbuh dia.
Sementara itu, Syamsul mengungkapkan bahwa genangan dan banjir di beberapa titik di Kota Surabaya juga diakibatkan adanya tumpukan sampah yang mengganggu kinerja pompa air.
"Semua rumah pompa sudah diaktifkan dan dimaksimalkan, tetapi tidak bisa mengatasi karena adanya tumpukan sampah yang menggantung sekitar 50 sampai 60 sentimeter. Untuk pusat kota di-handle pompa air Dinoyo dan Darmo sehingga terjadi genangan di Jalan Imam Bonjol, Ciliwung dan sekitarnya, karena sampah itu jadi menghambat pompa," ungkapnya.
Sampah-sampah tersebut, ujar Syamsul langsung dibersihkan untuk memaksimalkan kinerja pompa air. Sehingga meski terjadi genangan bisa langsung surut dalam kurun waktu 15 sampai 30 menit setelah hujan reda.
"Setelah hujan reda kalau wilayah pusat kota, sekitar 15 sampai 30 menit, Insyaallah sudah habis genangan airnya. Catatanya hujan berhenti, kalau hujannya datang terus masih imbang debit airnya," pungkasnya.
(abq/iwd)