Mas Dhito Jamin Kehidupan Korban Selamat Kasus Pembunuhan di Ngancar

Mas Dhito Jamin Kehidupan Korban Selamat Kasus Pembunuhan di Ngancar

Hana Nushratu Uzma - detikJatim
Minggu, 08 Des 2024 20:57 WIB
Pemkab Kediri
Foto: Dok. Pemkab Kediri
Jakarta -

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) memberikan pendampingan korban selamat dari kasus pembunuhan satu keluarga di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar. SAM (8), korban selamat dari kasus pembunuhan sadis yang menimpa satu keluarga itu kini menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara Kediri.

"Karena bagaimanapun si adik ini menyaksikan langsung kejadian dimana terjadi pembunuhan terhadap kedua orang tua dan kakaknya," kata Mas Dhito, dalam keterangan tertulis, Minggu (8/12/2024).

Hal ini dikemukakan Mas Dhito seusai menjenguk ke rumah sakit dan berkomunikasi dengan pihak dokter menyebut pihaknya bakal memberikan trauma healing bagi korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi korban SAM menurut Mas Dhito secara fisik dalam kondisi stabil, hanya saja secara mental masih dalam kondisi trauma. Dalam kondisi itu saat di rumah sakit dia pun hanya bisa melihat korban dari luar kamar.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, lanjut Mas Dhito akan memastikan korban SAM bisa tumbuh kembang seperti anak-anak lainnya. Untuk itu, tindakan pertama yang dilakukan yakni memberikan pendampingan psikolog untuk pemulihan mental korban.

ADVERTISEMENT

"Termasuk untuk kebutuhan sekolah, kebutuhan untuk hidup dan sebagainya nanti kita yang tanggung," ungkap Mas Dhito.

Dalam kunjungannya ke rumah sakit itu, Mas Dhito juga berkomunikasi dengan pihak keluarga korban SAM untuk memastikan siapa nantinya yang akan mengasuh. Sebab akibat insiden pembunuhan yang terjadi pada Rabu (4/12) pagi itu, SAM yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu menjadi yatim piatu.

"Kemungkinan besar keluarga dari pihak bapaknya yang akan merawat," beber Mas Dhito.

Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara Kombes Pol Agung Hadi Wijanarko menambahkan, kondisi korban sudah membaik. Pendarahan pada bagian kepala akibat benda tumpul telah tertangani.

Secara psikologis, diterangkan, korban yang diduga telah melihat dan mendengar langsung kejadian yang menimpa keluarganya hal itu terekam dalam memori.

"Sehingga dia merasa kalau bertemu orang baru merasa ketakutan," terang Agung.

Selama di rumah sakit, selain penanganan untuk penyembuhan secara fisik, untuk pemilihan kondisi psikologi korban, diakui pihak rumah sakit juga menyediakan psikiater untuk melakukan pendampingan. Sebagaimana diketahui, dalam kasus pembunuhan satu keluarga itu terdapat tiga orang yang meninggal.

Mereka kedua orang tua Samuel yakni Agus Komarudin (38), dan Kristina (37) serta CAW (12) kakak kandungnya.

(akn/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads