Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro menyerukan revolusi mental dalam peringatan Hari Anti Korupsi Dunia (Hakordia) 2024. Untuk menekan korupsi, ia meminta transparansi, sistem pengawasan dan edukasi ditingkatkan, serta reformasi birokrasi.
Seruan tersebut disampaikan Ali saat menjadi narasumber talk show pencegahan korupsi melalui pengendalian gratifikasi dalam peringatan Hakordia 2024 di Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto.
"Mari kita maknai peringatan hari anti korupsi ini jangan hanya sebatas seremonial belaka, tapi mari kita maknai sebagai sebuah gerakan moral, dan revolusi mental," terangnya di lokasi, Kamis (5/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun 2024, Pemkot Mojokerto mendapatkan nilai Monitoring Center for Prevention (MCP) 91 dari KPK. Sehingga bertengger di peringkat 2 Jatim.
Menurut Ali, korupsi meliputi 3 jenis. Pertama, petty corruption atau korupsi skala kecil. Misalnya pungli, uang pelicin, suap dan gratifikasi. Kedua, grand corruption atau korupsi kelas kakap yang merugikan negara hingga triliunan rupiah.
Ketiga, political corruption atau korupsi politik adalah penyalahgunaan kewenangan untuk manipulasi kebijakan dan prosedur. Contohnya penyuapan, jual beli suara, nepotisme, atau pembiayaan kampanye.
"Menghilangkan korupsi itu memang tidak mudah, tapi bisa kita minimalisir melalui peningkatan transparansi, penguatan sistem pengawasan, edukasi masif, serta reformasi birokrasi yang bebas dari celah korupsi," jelasnya.
Agar Pemkot Mojokerto bersih dari korupsi, Ali mengajak semua ASN memulainya dari diri sendiri.
"Mari kita mulai dari diri sendiri dengan hal-hal kecil, seperti disiplin tidak korupsi waktu bekerja," tandasnya.
(iwd/iwd)