Plt Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Surabaya Budi Sulistyowati menjelaskan pengawasan dan penindakan ini dilakukan di 27 kabupaten/kota se-Jawa Timur.
"Jelang Nataru, kami sekitar 2 minggu ini sudah mulai jalan mengintensifikasi pangan yang beredar di wilayah Jatim. Petugas kami sudah mulai turun untuk melakukan inspeksi terkait produk-produk pangan," ujar Budi ditemui di sela Rapat Evaluasi Nasional BPOM di Surabaya, Selasa (3/12/2024).
Adapun yang menjadi sasaran operasinya saat ini difokuskan pada saluran produksi terutama saluran distribusi seperti toko dan swalayan yang menyediakan produk parsel.
"Saat ini lebih ke toko-toko. Petugas kami sesuaikan dengan engagement area kami untuk petugas kami agar melakukan pengawasan, kurang lebih sekitar 50 petugas diterjunkan," tutur Budi.
Pengawasan dan penindakan itu akan terus dilakukan hingga akhir 2024 guna memastikan semua makanan dan minuman yang beredar layak dikonsumsi.
Saat ini, pihaknya tengah mencatat temuan di lapangan hasil pengawasan maupun penindakan yang dilakukan. Hasil temuan itu akan disampaikan kepada masyarakat untuk mencegah peredaran makanan atau minuman tidak layak konsumsi.
"Fokusnya lebih kepada pangan yang memiliki izin edar dan kemudian kemasannya, apakah rusak, lalu labelnya apakah sudah sesuai atau belum. Karena tahun lalu paling banyak ditemukan kedaluwarsa," pungkasnya.
(dpe/fat)