Sejumlah peringatan unik dan menarik dirayakan di berbagai belahan dunia setiap harinya. Tanggal 3 Desember menjadi hari penting karena ada sejumlah peringatan besar.
Ada Hari Bakti Pekerjaan Umum di Indonesia. Lalu, ada juga Hari Penyandang Disabilitas Internasional dan Minggu Pertama Advent yang diperingati secara global.
Peringatan Hari Besar 3 Desember
Setiap peringatan memiliki latar belakang historis dan nilai yang sangat berarti. Berikut beberapa peringatan penting hari besar nasional dan internasional pada 3 Desember.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Hari Bakti Pekerjaan Umum
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hari Bakti Pekerjaan Umum diperingati setiap tanggal 3 Desember. Peringatan ini berakar pada peristiwa heroik 79 tahun silam, tepatnya pada 3 Desember 1945.
Saat itu, terjadi pertempuran sengit di Gedung Departement Van Verkeer En Waterstaat, yang kini dikenal sebagai Gedung Sate Bandung. Pada hari itu, sekitar pukul 11.00 WIB, pasukan tentara sekutu (NICA) dengan persenjataan modern mengepung Gedung Sate yang dijaga 21 orang petugas dari Gerakan Pemuda Pekerjaan Umum.
Kendati kalah jumlah dan persenjataan, para pemuda tersebut tetap melakukan perlawanan habis-habisan untuk mempertahankan gedung itu. Pertempuran yang berlangsung hingga pukul 14.00 WIB, berakhir dengan gugurnya tujuh pegawai PU, yang hingga kini dikenal sebagai Pahlawan Sapta Taruna.
Nama-nama mereka, yaitu Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu, dan Soerjono, dikenang sebagai simbol keberanian dan pengorbanan. Tragisnya, jenazah mereka tidak pernah ditemukan.
Peristiwa heroik ini diabadikan sebagai Hari Bakti PU, yang juga menjadi tonggak sejarah perjuangan bangsa. Pada 2024, Hari Bakti PU memasuki usia ke-79 dengan tema "79 Tahun Bakti PU Membangun Negeri untuk Rakyat". Tema ini menegaskan komitmen sektor pekerjaan umum dalam menyediakan infrastruktur bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
2. Hari Penyandang Disabilitas Internasional
Selain Hari Bakti PU, tanggal 3 Desember juga diperingati sebagai Hari Penyandang Disabilitas Internasional di tingkat global. Dilansir dari laman resmi Politeknik Negeri Kaltara, peringatan ini pertama kali ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1992 melalui resolusi Majelis Umum PBB 47/3.
Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dunia mengenai hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas, serta untuk memahami situasi dan tantangan yang mereka hadapi sehari-hari.
Hari Penyandang Disabilitas Internasional dilatarbelakangi tekad PBB memajukan inklusivitas dan kesetaraan di masyarakat. Penyandang disabilitas yang jumlahnya mencapai 16% populasi dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sering kali menghadapi hambatan berupa stigma, diskriminasi, hingga pengucilan di sektor pendidikan dan pekerjaan.
Peringatan 2024 mengusung tema "Menguatkan Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan". Tema ini menyoroti pentingnya mendorong kepemimpinan penyandang disabilitas, khususnya sektor kesehatan. Dengan memperkuat peran ini, diharapkan tercapai kesetaraan dan pembangunan yang inklusif.
WHO menekankan bahwa kepemimpinan penyandang disabilitas merupakan kunci dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Peran aktif mereka diyakini mampu memberikan perubahan signifikan dalam mencapai tujuan kesehatan global, serta memperbaiki kesetaraan di berbagai sektor.
3. Minggu Pertama Advent
Minggu Pertama Masa Adven, awal dari masa pengamatan selama empat minggu yang dimulai pada Minggu keempat sebelum Natal, berlangsung pada 3 Desember tahun ini.
Dilansir National Today, Adven berasal dari kata Latin untuk kedatangan, "adventus". Masa Adven dirayakan oleh denominasi Kristen di seluruh dunia.
Peringatan ini untuk menandai dimulainya periode persiapan rohani untuk merayakan kelahiran Yesus pada hari Natal. Juga untuk dimulainya tahun Kristen yang baru.
4. Hari Berbagi Nasional (Amerika Serikat)
Hari Berbagi Nasional jatuh pada hari Selasa setelah Thanksgiving, yang jatuh setiap hari Jumat keempat bulan November. Tahun ini, hari tersebut jatuh pada tanggal 3 Desember.
Peringatan ini baru diciptakan pada tahun 2012. Hari Berbagi Nasional, yang juga dikenal sebagai Giving Tuesday atau Global Day of Giving, jatuh setelah tiga hari peringatan belanja besar, yaitu Black Friday, Small Business Saturday, dan Cyber Monday.
Hari tersebut diciptakan untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan atau lembaga amal. Organisasi nirlaba dan lembaga amal biasanya berpartisipasi pada hari tersebut untuk menjalankan kampanye akhir tahun dan menggalang dana bagi mereka yang kurang beruntung dan kurang terlayani.
Giving Tuesday adalah gerakan global yang dirayakan di sebagian besar negara di seluruh dunia. Yuk, ikut mengambil bagian dengan membeli hadiah untuk seseorang, sambil memberikan kembali kepada lembaga amal dalam prosesnya.
5. Hari Mari Pelukan (Amerika Serikat)
Hari Mari Berpelukan pada tanggal 3 Desember merayakan kehangatan dan kenyamanan sebuah pelukan. Pelukan sangat serbaguna. Banyak dari kita berpelukan saat ingin berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan teman.
Pada saat yang sama, pelukan adalah hal yang penting saat kita merasa sedih dan membutuhkan seseorang untuk sekadar memeluk dan menghibur kita. Pelukan juga merupakan isyarat rekonsiliasi yang sempurna saat ingin berbaikan dengan seseorang setelah bertengkar.
Secara ilmiah, pelukan diketahui dapat melepaskan hormon baik yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan tingkat stres. Jadi, jangan ragu untuk mengajak orang-orang terkasih berpelukan di hari ini dan hari-hari lainnya.
Peringatan-peringatan yang jatuh pada tanggal 3 Desember memiliki nilai yang sama-sama penting. Di Indonesia, Hari Bakti PU mengajarkan tentang semangat pengabdian dan pengorbanan para pahlawan untuk mempertahankan kedaulatan bangsa.
Sementara itu, Hari Penyandang Disabilitas Internasional mengingatkan dunia tentang pentingnya menghormati hak-hak semua individu, termasuk mereka yang hidup dengan disabilitas. Peringatan ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk merefleksikan kontribusi, perjuangan, dan potensi para penyandang disabilitas.
Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ihc/irb)