Plt Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo mengatakan Pemkot Pasuruan melakukan kolaborasi untuk pencegahan HIV/AIDS melalui berbagai program strategis serta mendorong kolaborasi antara masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan. Penanganan HIV/AIDS tidak cukup hanya melalui upaya medis, tetapi juga melalui langkah-langkah strategis yang melibatkan semua pihak.
"Kita lihat bahwa yang datang hari ini adalah pemuda, sebagai generasi penerus, diharapkan terus menjadi agen perubahan dengan menyampaikan pesan-pesan positif dan edukasi tentang pencegahan AIDS kepada masyarakat," kata Mas Adi dalam keterangan tertulis, Minggu (1/12/2024).
Hal itu dikatakan saat membuka kegiatan Peringatan Hari AIDS 2024 di Kota Pasuruan, Sabtu (30/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan salah satu tantangan terbesar adalah stigma yang masih melekat di masyarakat. Stigma membuat banyak penyintas HIV/AIDS enggan terbuka mengenai kondisinya, sehingga menyulitkan penanganan secara efektif.
"Penting untuk menyampaikan kepada publik bahwa AIDS dapat menyerang siapa saja. Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak mendiskriminasi ODHA agar mereka merasa lebih diterima dan dapat terbuka, sehingga mempermudah pemerintah dalam menangani kasus-kasus tersebut," kata Adi.
Ia mengungkapkan Kota Pasuruan berkomitmen mewujudkan Three Zero pada tahun 2030, yakni zero infeksi baru HIV/AIDS, zero kematian terkait AIDS, dan zero stigma serta diskriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Hal ini menjadi bagian dari kontribusi Kota Pasuruan dalam mendukung target nasional menuju Indonesia bebas AIDS pada 2030.
"Akumulasi penyintas AIDS di Kota Pasuruan hingga saat ini tercatat sekitar 582 orang, dengan tambahan 34 kasus baru pada tahun 2024. Harapannya, 34 kasus baru ini tidak menyebar kepada orang-orang terdekatnya, baik keluarga maupun saudara," pungkas Mas Adi.
(prf/ega)