Jaringan jalan sebagai sarana interkoneksi wilayah di kawasan selatan Jawa Timur semakin menujukkan progres signifikan. Hal itu dibuktikan dengan pembangunan jalan pantai selatan (pansela) Jawa Timur yang telah terbangun sepanjang 386,91 kilometer.
Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Edy Tambeng Widjaja menegaskan, pembangunan jalan pansela merupakan salah satu program strategis Pemprov Jatim, yang statusnya ditingkatkan menjadi proyek strategis nasional.
Sejauh ini, Pemprov Jatim terus berupaya mendorong percepatan, dan melakukan monitoring intens pada pembangunan jalan yang dalam perencanaan total mencapai panjang 628,39 km tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari rencana panjang jalan pansela Jatim 628,39 kilometer, per Desember 2023, yang telah terbangun sudah sepanjang 386,91 kilometer, atau sudah terealisasi 61,57 persen," kata Tambeng, Jumat (15/11/2024).
Tambeng merinci, jalan pansela Jatim melintas di delapan kabupaten mulai Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi. Per Desember 2023, jalan pansela di wilayah Pacitan sepanjang 86,01 kilometer telah terbangun seluruhnya.
Kemudian untuk Kabupaten Trenggalek dari total 81,51 kilometer, yang sudah terealisasi sepanjang 40,11 km. Untuk wilayah Tulungagung sudah terealisasi 38,13 kilometer dari total perencanaan sepanjang 51,38 kilometer. Berikutnya Blitar, dari total 62,78 kilometer, yang sudah terealisasi adalah 22 kilometer.
Sedangkan wilayah Malang, dari total perencanaan jalan sepanjang 98,10 kilometer, yang sudah terealisasi sepanjang 50,86 kilometer. Untuk Lumajang, dari total 57,07 kilometer, yang sudah terealisasi sepanjang 30,50 kilometer.
Lalu untuk wilayah Jember dari total 91,55 kilometer, yang sudah terealisasi sepanjang 32,01 kilometer. Terakhir untuk wilayah Banyuwangi, dari total 100 kilometer, yang sudah terealisasi adalah 87,2 kilometer.
"Saat ini, juga ada yang sedang progres konstruksi adalah Blitar sepanjang 17,3 kilometer, di Tulungagung 13,26 kilometer, di Malang sepanjang 3,94 kilometer. Targetnya tuntas di tahun 2025," tegas Tambeng.
Beberapa daerah yang belum rampung konstruksinya, dikatakan Tambeng, terkendala masalah pembebasan lahan. Untuk mempercepat pembebasan yang menjadi kewenangan kabupaten, tahun depan Pemprov Jatim juga akan membantu proses pembebasan lahan untuk penyelesaian jalan pansela.
"Jadi, setelah mengajukan percepatan, maka Pemprov Jatim diperbolehkan ikut melakukan pembebasan. Kami akan bantu supaya penyelesaian jalan pansela bisa dipercepat," tegas Tambeng.
Di luar itu, Tambeng menegaskan saat ini, sudah terprogramkan TRSS fase II Pansela sejumlah lima paket, dengan sumber dana loan IsDB sepanjang 34,53 kilometer dan rencana load dari ADB sejumlah 10 paket untuk jalan sepanjang 72,25 kilometer.
"Jadi setelah 386,91 kilometer jalan sudah terealisasi, saat ini sedang dibangun 34,53 kilometer yang sedang proses konstruksi dan selesai 2025. Ke depan, masih ada pembangunan juga dengan pendanaan dari ADB dengan total panjang jalan yang akan dibangun adalah 72,25 kilometer," pungkasnya.
Dengan progres pansela Jatim yang signifikan, wilayah selatan Jatim terkoneksi dengan jalan yang mulus, akses ekonomi terangkat dan pariwisata juga terungkit.
(irb/iwd)