Derasnya lahar dingin Gunung Semeru sama sekali tak menciutkan langkah kaki pelajar di Lumajang untuk bersekolah. Dengan digendong sang ayah, para pelajar menyeberangi sungai yang dialiri lahar dingi.
Aktivitas ini dilakukan mereka karena Jembatan Limpas di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang tertutup material batu dan pasir setelah diterjang banjir lahar Gunung Semeru pada Kamis (14/11) malam.
Aliran sungai yang masih cukup deras mengakibatkan aktivitas warga dan anak sekolah terganggu. Selain itu, batu-batu yang terbawa banjir, juga menyulitkan warga saat melintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banjir lahar Gunung Semeru mengakibatkan akses Jembatan Limpas ini sulit untuk dilewati, sehingga aktivitas warga terganggu," ujar Kepala Dusun Sumberlangsep Murtopo kepada detikJatim, Jumat (15/11/2024).
Diketahui, Jembatan Limpas merupakan jalur satu-satunya menuju sekolah. Jembatan ini biasanya dilewati warga untuk beraktivitas.
Sejumlah orang tua terpaksa mengantarkan anak mereka agar bisa sampai di sekolah dengan selamat. Banyak orang tua yang menggendong anaknya untuk menyeberangi aliran lahar Gunung Semeru.
Hal ini dilakukan agar baju dan sepatu mereka tidak basah saat tiba di sekolah.
"Orang tua terpaksa menggendong anaknya ke sekolah karena takut untuk menyeberangi aliran Semeru sendirian," ujar salah satu orang tua siswa, Mukhlis.
Sebuah alat berat pun dikerahkan ke lokasi untuk membersihkan material banjir lahar yang mengganggu warga. Mereka berharap, pembersihan material segera rampung.
(irb/hil)