Suara Peternak Pasuruan di Tengah Hiruk Pikuk Viral Aksi Buang Susu

Suara Peternak Pasuruan di Tengah Hiruk Pikuk Viral Aksi Buang Susu

Muhajir Arifin - detikJatim
Jumat, 15 Nov 2024 11:45 WIB
Peternak sapi perah Pasuruan
Peternak sapi perah Pasuruan (Foto: Muhajir Arifin/detikJatim)
Pasuruan -

Beberapa hari belakangan, terjadi kegaduhan karena viral aksi pembuangan susu di Pasuruan. Namun, kehebohan itu sebenarnya tidak terjadi sepenuhnya di kalangan peternak rakyat di Pasuruan. Mereka mengaku adem ayem.

Nur Kholis, peternak asal Desa Pancur, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan mengaku, selama ini hasil produksinya selalu terjual. Alih-alih membuang susu karena tidak laku, pemilik lima ekor sapi perah ini malah ingin menambah sapi agar produksinya meningkat.

"Saat ini saya punya 5 ekor sapi yang menghasilkan rata-rata 10 liter per hari. Saya jualnya ke KUTT Suka Makmur Grati. Harganya Rp 7.000 per liter, kadang lebih," kata Nur Kholis, di Lapangan Graha Maslahat, Raci, Bangil, Pasuruan, Kamis (14/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Wiro Iswanto, peternak asal Desa Watulumbung, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan mengatakan, para peternak di desa tidak menghiraukan heboh viral aksi buang susu. Mereka setiap hari memerah susu dan menjualnya.

"Saya setiap hari memerah 25 sampai 30 kilogram. Saya jual Rp 7.400 ribu per liter ke KUTT Suka Makmur," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Peternak di Nongkojajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Slamet Riyadi mengungkapkan, setiap hari ia memerah susu seperti biasa. Susu itu dijual seperti biasa.

"Saya ada 5 ekor sapi, bisa 80 liter per hari. Saya jual ke NSP (Nawasena Satya Perkasa) Purwodadi Rp 7.500 per liter," jelasnya.

Meski demikian para peternak menyambut baik dampak kehebohan viral aksi buang susu yang berujung pada perbaikan regulasi. Seperti MoU antara koperasi, KUD, dan pengepul susu dengan industri pengolahan susu, guna menjamin penyerapan susu segar dari peternak lokal.

Kemudian, rencana pemerintah mewajibkan industri pengolahan susu menyerap produk peternak lokal hingga dimudahkannya impor sapi perah.

"Kami senang jika kalau susu peternak banyak terserap harga juga membaik," ungkap Nur Kholis.

"Kalau ada impor sapi perah juga kami senang kalau dimitrakan ke kami," timpal Wiro Iswanto.

"Saya punya 5 ekor, kandang saya bisa tampung 13 ekor sapi," kata Slamet Riyadi.

Seperti diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) akan mewajibkan industri pengolahan susu menyerap produk peternak lokal. Kementan juga mempermudah izin impor sapi perah demi peningkatan kualitas produk susu nasional.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads