Detik-detik Truk Tambang Pasir Kabur Saat Banjir Lahar Dingin Semeru

Round-Up

Detik-detik Truk Tambang Pasir Kabur Saat Banjir Lahar Dingin Semeru

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Senin, 11 Nov 2024 12:16 WIB
truk penambang di lereng semeru kabur jelang banjir lahar semeru
Truk penambang pasir jelang banjir lahar dingin Semeru menerjang (Foto: Tangkapan Layar)
Lumajang -

Gunung Semeru mengalami erupsi dan meluncurkan awan panas sekitar pukul 15.00 WIB. Secara visual, erupsi berupa awan panas ini tidak teramati. Pasalnya, cuaca mendung dan terjadi hujan, Minggu (10/11/2024).

Namun setelah itu terjadi banjir lahar dingin menerjang sejumlah aliran sungai di lereng Gunung Semeru. Truk penambang yang berada di sekitar lokasi langsung kabur, sesaat setelah mendapat informasi.

Itu terpantau dari video warga yang viral di aplikasi percakapan. Sejumlah penambang dan sopir angkutan tambang pasir panik dan bergegas meninggalkan aliran Sungai Besuk Kobokan di Pronojiwo Lumajang. Mereka pergi dari lokasi penambangan, sesaat setelah mendengar informasi terjadinya erupsi Semeru disusul banjir lahar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Woi armada yang ada di bawah (Truk-truk) segera kabur, waspada-waspada, ayo kabur-kabur, yang di bawah harap hati-hati, ayo kabur," teriak salah satu warga disusul truk-truk tersebut kabur.

"Terjadi kenaikan debit air, harap waspada di Besuk Sat, harap hati-hati. Cuaca gerimis, dikhawatirkan ada hujan, debit air makin meluap," tambah pria yang sedang menunjukkan aliran banjir lahar dingin sembari mengambil video.

ADVERTISEMENT

Informasi yang dihimpun detikJatim, banjir lahar dilaporkan menerjang sejumlah aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru. Seperti Sungai Besuk Sat, Besuk Lanang maupun Besuk Kobokan.

Tidak hanya itu saja, banjir lahar dingin tu menghanyutkan pasir dan lumpur pekat dan material vulkanik lainnya berupa batu.

Berdasarkan laporan yang diterima petugas BPBD dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, erupsi Gunung Semeru berupa awan panas terekam dengan amplitudo maksimum 26 milimeter dengan durasi selama 478 detik. Namun secara visual tidak teramati akibat cuaca mendung dan terjadi hujan.

"Kita mendapatkan laporan dari petugas PGA Semeru terjadi awan panas namun secara visual tidak terlihat. Erupsi ini disusul terjadi banjir lahar sehingga kita langsung memberikan peringatan kepada warga di sekitar lokasi tambang pasir," ujar Sugiyono, petugas BPBD Lumajang kepada detikJatim di kantornya.

Dia menambahkan dengan adanya kejadian itu pihaknya langsung memberikan peringatan ke PPA Gunung Sawur untuk menghubungi para pelaku kegiatan dan warga di sekitar lokasi tambang.

"Secara visual saat kejadian awan panas kondisinya gelap, jadi tidak terlihat antara asap awan panasnya maupun awan tebalnya. Kemudian disusul hujan dan ada getaran banjir amak 32. Untuk penambang pasir 5 menit setelah diperingatkan langsung meninggalkan lokasi tambang," tegasnya.

Petugas tetap mengimbau agar warga selalu waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru. Terutama para penambang pasir.

"Kita tetap mengimbau kepada para penambang pasir untuk selalu waspada dan hatihati saat terjadi hujan karena dikhawatirkan terjadi banjir lahar," pungkasnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads