Warga Keluhkan Sumur Kering-Rumah Retak Imbas Proyek Tunnel TIJ-KBS

Warga Keluhkan Sumur Kering-Rumah Retak Imbas Proyek Tunnel TIJ-KBS

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 30 Okt 2024 20:57 WIB
Dinding rumah warga yang retak diduga imbas proyek Tunnel TIJ-KBS
Dinding rumah warga yang retak diduga imbas proyek Tunnel TIJ-KBS (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Warga Jalan Bumiarjo, Sawunggaling, Surabaya mengeluhkan sumurnya mengering dan temboknya mengalami keretakan. Mereka menyebut hal itu merupakan imbas dari proyek pembangunan tunnel Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dan Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Dari informasi yang dihimpun, warga yang terdampak rata-rata tinggal di RT 11 RW 6 dan RT 1 RW 5 Kelurahan Sawunggaling. Kemudian RT 9 RW 5 Kelurahan Darmo.

"Sudah sekitar 2 bulan ini mengering. Imbasnya ya warga susah dapat air karena di sini kebanyakan pakai sumur," ujar salah satu warga RT 1 RW 5 Sawunggaling, Linda kepada detikJatim, Rabu (30/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Linda mengatakan akibat keringnya sumur warga itu, mereka harus berhemat dalam penggunaan air. Warga juga harus mengantre untuk mendapatkan air dari salah satu sumur yang masih bisa mengeluarkan air.

"Jadi harus antre di salah satu sumur, kadang gak enak juga sama warga yang lain karena sama-sama butuh," tutur Linda.

ADVERTISEMENT

Menurutnya kondisi air kering ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Ia menduga pembangunan tunnel itu yang jadi penyebab utamanya.

"Selain kering, airnya juga jadi cenderung bau banger (tidak sedap)," ungkapnya.

Selain itu juga ada rumah warga yang mengalami keretakan di bagian dindingnya. Keretakan itu terjadi diduga ketika pemasangan paku bumi.

"Getarannya terasa sekali. Sampai ada keretakan di beberapa bagian," jelasnya.

Sementara itu, Ketua RT 1 RW 5 Sawunggaling, Soi mengatakan berdasarkan laporan warga, ada sekitar 14 pompa air yang terganggu, 3 sumur besar yang mengering, serta 4 rumah mengalami keretakan dari identifikasi sementara.

Dirinya pun telah berkomunikasi dengan kelurahan maupun pihak pengelola proyek. Namun hingga saat ini masih menunggu solusi terbaik yang ditawarkan.

"Kalau untuk air PDAM, warga kebanyakan tidak setuju karena kondisi ekonomi menengah ke bawah. Kalau untuk kondisi rumah rusak juga dijanjikan diperbaiki tapi masih menunggu kesepakatan tertulisnya," jelas Soi.

Selain itu pihaknya juga berharap agar ada sosialisasi lanjutan dari pihak kelurahan atau Pemkot Surabaya.

"Harapannya ada sosialisasi kepada warga langsung, karena dari awal pembangunan tunnel ini belum ada sosialisasi sama sekali," pungkasnya.

Diketahui bahwa pembangunan proyek tunnel TIJ-KBS telah dimulai sejak 15 Juni 2024 lalu. Terowongan itu dibangun berbentuk huruf L dengan ukuran memanjang 80 meter di Jalan Joyoboyo dari barat ke timur dan 80 meter, setelahnya menuju utara atau pintu selatan KBS.

Lebar terowongan dua arah ini sekitar 4 meter dengan tinggi 3,25 meter, serta dilengkapi akses untuk difabel dan galeri produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Tujuannya, untuk meningkatkan keselamatan para pengunjung dan meminimalisir kemacetan di kawasan Kebun Binatang Surabaya (KBS).




(abq/iwd)


Hide Ads