Fakta Diksi Kasar di Ranah Akademis Bikin 3 Pengurus BEM FISIP Unair Dibekukan

Fakta Diksi Kasar di Ranah Akademis Bikin 3 Pengurus BEM FISIP Unair Dibekukan

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Selasa, 29 Okt 2024 09:15 WIB
Dekan Fisip Unair Prof Bagong Suyanto dan ketua bem Tuffahati Ullayyah Bachtiar
Dekan dan BEM FISIP Unair (Foto: Esti Widiyana/detikJattim)
Surabaya -

Pembekuan BEM FISIP Unair dicabut. Kini, 3 pengurus BEM FISIP yang dibekukan. Mereka yakni Ketua BEM, wakil ketua BEM dan menteri politik.

3 Pengurus BEM FISIP Unair dibekukan buntut karangan bunga pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka, memakai diksi kasar atau politik jalanan, bukan koridor akademisi.

Berikut Fakta-faktanya:

1. Dekan Bertemu dengan BEM FISIP Unair

Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto mengaku sudah bertemu dengan pengurus BEM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah bertemu, sudah berbicara dari hati ke hati. Detik ini juga Dekanat resmi mencabut SK pembekuan BEM FISIP Unair," kata Prof Bagong Suyanto kepada detikJatim, Senin, (28/10/2024).

Bagong menegaskan telah bersepakat bersama jajaran anggota BEM FISIP Unair lainnya untuk tidak menggunakan diksi-diksi yang kasar. Bagong tidak ingin FISIP mengembangkan concern kata-kata yang tidak baik dalam ranah akademis.

ADVERTISEMENT

2. Dekan FISIP Unair Bekukan 3 Pengurus BEM

Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto mengaku bukan membekukan BEM, melainkan 3 pengurusnya. Mereka yakni Ketua BEM, wakil ketua BEM dan menteri politik.

"Bukan (Bekukan BEM), jadi kami membekukan kepengurusan BEM FISIP Unair. Tiga orang yang kami bekukan. Ketua BEM, wakil ketua BEM dan menteri politik," kata Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto saat ditemui detikJatim sebelum melakukan pertemuan dengan BEM FISIP, Senin (28/10/2024).

3. Tiga Pengurus BEM FISIP Sebut Bertanggung Jawab soal Karangan Bunga

Prof Bagong menyebut 3 pengurus dibekukan lantaran bertanggung jawab soal karangan bunga.

"Karena tiga orang ini sudah diklarifikasi oleh komisi etik dan mereka mengaku bertanggung jawab yang membuat dan yang memasang karangan bunga itu," tambahnya.

4. Dekan Sebut Aspirasi Tetap di Koridor Akademisi

Prof Bagong menegaskan, telah bersepakat bersama jajaran anggota BEM FISIP Unair lainnya untuk tidak menggunakan diksi-diksi yang kasar. Bagong tidak ingin FISIP mengembangkan concern kata-kata yang tidak baik dalam ranah akademis.

"Kami sepakat menggunakan diksi-diksi sesuai dengan kultur akademis. Kami paham, bahwa BEM FISIP telah menyuarakan apa yang menjadi aspirasi mereka, kebebasan mereka. Tapi saya sebagai akademik mengingatkan untuk tidak melupakan marwah akademiknya. Itu saja," ujar Prof Bagong.

5. BEM FISIP Unair Tetap Kritis Sesuai Koridor Akademik

Presiden BEM FISIP Unair Tuffahati Ullayyah menjelaskan pembekuan telah dicabut pihak Dekanat. Tuffa juga mengatakan BEM FISIP Unair tetap kritis ke depannya dengan menggunakan diksi-diksi yang sesuai ranah akademis.

"Seluruh teman-teman FISIP, kami sudah berbicara, per hari ini SK Pembekuan BEM FISIP Unair telah resmi dicabut Prof Bagong. Ke depannya, BEM FISIP Unair akan tetap mengkritisi sesuai koridor akademik. Karangan bunga kemarin merupakan bentuk ekspresi dari teman-teman Politik dan Kajian Strategis," ujarnya.

"Kami juga berterima kasih kepada BEM se-Unair, kepada Hima, kepada BSO, BEM FISIP Surabaya, BEM FISIP se-Indonesia untuk terus mendukung BEM FISIP Unair agar tetap tegas, tetap kritis ke depannya dengan tidak meninggalkan nilai-nilai akademiknya," tandasnya.




(irb/fat)


Hide Ads