Pengamat politik menekankan pentingnya profesionalisme dalam kabinet yang akan dibentuk Prabowo Subianto, Presiden RI terpilih. Faktanya, sebagian dari mereka yang dipanggil oleh prabowo di kediamannya adalah para menteri yang saat ini menjabat dalam kabinet Presiden Jokowi.
Setidaknya ada 13 menteri yang kembali dipanggil oleh Prabowo yang beberapa di antaranya mengakui bahwa mereka ditanya mengenai kesediaan dan komitmen untuk melanjutkan peran mereka dalam bidang yang saat ini mereka tangani.
Berdasarkan catatan detikcom, berikut ini sejumlah figur di Kabinet Jokowi yang datang ke kediaman Prabowo Subianto Senin (14/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Zulkifli Hasan (Zulhas)
2. Tito Karnavian
3. Bahlil Lahadalia
4. Raja Juli Antoni
5. Pratikno
6. Sakti Wahyu Trenggono
7. Amran Sulaiman
8. Erick Thohir
9. Dito Ariotedjo
10. Budi Gunadi Sadikin
11. Airlangga Hartarto
12. Sri Mulyani
13. Rosan Roeslani
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember, Budhy Santoso menyatakan bahwa pemerintah memerlukan orang-orang yang berkompeten di bidangnya, bukan hanya akomodasi politik yang dapat mengganggu efektivitas pemerintahan.
Menurutnya, salah satu kelemahan terbesar dari banyak pemerintahan sebelumnya adalah kecenderungan untuk memberikan posisi strategis kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik tanpa memperhatikan kemampuan mereka menjalankan tugasnya secara profesional.
Hal ini, kata Budhy harus dihindari Prabowo jika ingin membangun pemerintahan yang kuat dan mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
"Siapapun yang masuk dalam kabinet, yang penting adalah mereka harus profesional di bidangnya. Jangan sampai hanya mengakomodasi kepentingan politik," ungkap Budhy.
Budhy mencontohkan Sri Mulyani sebagai salah satu figur yang dianggap sangat profesional di bidang ekonomi. Menurutnya, kebijakan yang dihasilkan selama Sri Mulyani berada di pemerintahan bisa dijadikan tolok ukur bagaimana profesional mampu menghasilkan kebijakan berdampak positif bagi negara.
"Sri Mulyani, misalnya sosok profesional yang kebijakan-kebijakannya selalu berdampak positif bagi ekonomi negara. Saya melihat Sri Mulyani Kapabel terhadap figur-figur dan sosok yang profesional yang perlu tetap diakomodasi dalam pemerintahan," jelas Budhy.
Dirinya menyebutkan bahwa tidak hanya figur menteri, tapi juga seluruh jajaran birokrasi harus diisi oleh orang-orang yang kompeten. Langkah ini dinilai penting agar kebijakan yang dihasilkan dapat diimplementasikan dengan baik dan sesuai harapan rakyat.
"Kita butuh negara yang dikelola secara profesional. Ini bukan hanya soal politik, tapi bagaimana kebijakan yang dihasilkan bisa berdampak positif untuk masyarakat," tegasnya.
Budhy juga menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo harus mampu merangkul orang-orang terbaik dari berbagai bidang tanpa terlalu terpengaruh kepentingan politik yang mengorbankan kualitas kebijakan. Jika langkah ini diambil dia yakin Prabowo bisa membawa perubahan signifikan bagi bangsa.
"Jika kabinet ini hanya diisi untuk memenuhi akomodasi politik, maka jangan berharap ada perubahan besar. Namun, jika Prabowo berani mengedepankan profesionalisme, saya yakin akan ada banyak perubahan positif," tegas Budhy.
(dpe/iwd)