Video salah satu personel Polres Blitar Kota yang menjemput seorang anak di halaman SMAN 3 Kota Blitar viral di media sosial. Anak tersebut diketahui mengirim pesan ke direct message (DM) instagram Polres Blitar Kota untuk dijemput dan diantar ke tempat les.
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJatim, anak yang minta dijemput polisi itu bernama Nur Esa Anastsya (16). Esa panggilannya saat ini tinggal bersama kakeknya dari ibu, Sanidi (76) di Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Blitar Kota, Ipda Supriyadi mengatakan Esa sempat mengirim pesan di medsos Polres Blitar Kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, pesan itu ditindaklanjuti dengan mendatangi Esa yang saat itu telah berada di halaman SMAN 3 Kota Blitar. Ipda Supriyadi yang menjemputnya secara langsung.
"Iya kami menjemput Esa di halaman SMAN 3 Kota Blitar sesuai dengan pesannya yang dikirimkan kepada kami," terangnya kepada detikJatim, Senin (14/10/2024).
Supriyadi menyebutkan aksi menjemput anak itu dilakukan pada Jumat (4/10). Kala itu, Esa dijemput dengan mobil Satlantas Polres Blitar Kota. Dalam perjalanan, Esa turut menceritakan kehidupannya yang jauh dari impiannya.
"Setelah bertemu, ternyata anak ini posisinya sudah tidak sekolah. Dia putus sekolah ketika naik kelas 3 MTs. Dia kirim pesan ke Polres minta dijemput mungkin karena sedang kangen ayahnya, ayahnya sudah meninggal," terangnya.
Menurut Supriyadi, Esa mengaku memang sengaja mengirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota. Dalam pesan yang dikirim ke medsos Polres Blitar Kota, ia minta dijemput polisi untuk diantarkan ke tempat les.
"Saat itu dia katanya sedang bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya mengirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota untuk dijemput dan mengadu soal kehidupannya yang kurang beruntung itu kepada kami," katanya.
Supriyadi menyebutkan kehidupan Esa memang memilukan. Sejak kecil, Esa ditinggal ibunya, Susanti kerja ke luar negeri. Sedangkan ayahnya, Suhebi tinggal di Kota Serang, Provinsi Banten.
Awalnya, Esa ikut dengan kakek dan neneknya di Kademangan, Kabupaten Blitar sejak TK sampai kelas 4 SD. Namun, saat naik kelas 5 SD, Esa diajak ayahnya ke Kota Serang, Provinsi Banten. Ayah Esa kemudian menikah lagi.
Esa sempat masuk pondok pesantren dan sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Serang, Provinsi Banten. Namun, saat hendak naik kelas 9 MTs, Esa putus sekolah dan pulang ke rumah kakeknya dari ibu di Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
"Dia (Esa) pulang ke Blitar pada Agustus 2023. Dia mengatakan diusir oleh ibu tiri, jadi kembali ke Blitar," lanjutnya.
Selama di Blitar, Esa mengaku ayahnya tidak pernah menjenguk. Pada Februari 2024, Esa mendapat kabar ayahnya meninggal dunia. Sejak itu, Esa mengaku seperti orang bingung dan tidak melanjutkan sekolah selama berada di Blitar.
"Karena merasa bingung dan ingin sekolah lagi, dia mencoba dengan mengirim pesan kepada kami dan berharap bisa dibantu untuk sekolah," kata Supriyadi.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Blitar Kota, AKP Andang Wastiono mengatakan pihaknya tengah mengupayakan untuk memfasilitasi Esa agar sekolah lagi. Polisi juga sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar untuk mencarikan sekolah untuk Esa.
"Setelah kami beri pengertian, anaknya juga mau sekolah lagi. Kami sedang mengupayakan sekolah untuk anak tersebut. Ini sedang mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan. Semoga segera bisa sekolah kembali," tandasnya.
(abq/iwd)