Pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kiai Munsif Nahrawi mengajak seluruh kader membangun mentalitas terdidik dan berkarakter unggul. Di hadapan sekitar 200 kader PMII Banyuwangi, Kiai Munsif berkisah tentang perjalanan berdirinya organisasi kepemudaan dengan kader lebih dari 1 juta orang di Indonesia tersebut.
Munsif tidak menduga bahwa organisasi yang ia dirikan bersama 13 orang kawan pergerakan Islamnya itu akan tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang melahirkan orang-orang besar.
"Saat saya diundang ke Kalimantan perbatasan Tenggarong Malaysia sana, orang yang mengundang dan menghampiri saya ternyata Bupati yang merupakan kader PMII. Bahkan ketua DRPD nya pun anak PMII," kisah Kiai Munsif, Selasa (8/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di pulau Jawa itu sudah biasa, tapi ini di luar pulau yang jadi orang-orang besar itu adalah kader PMII. Ini yang bikin luar biasa," tambahnya.
Kiai Munsif berharap kader PMII mampu membaca perkembangan zaman dan tumbuh menjadi generasi berpengetahuan dan berpendidikan agar memberi manfaat bagi masyarakat. Termasuk kader-kader di Banyuwangi, sepatutnya dapat berkontribusi baik bagi pembangunan daerah dan negara.
"Menjadi PMII itu ya harus bermanfaat. PMII adalah golongan orang-orang terdidik dan terpelajar. Ketika anda ada di antara masyarakat maka tunjukkan bahwa anda adalah patut diandalkan dan dijadikan teladan," tegas Kiai Munsif.
Dalam simposium pergerakan yang digelar di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, ketua PC PMII Banyuwangi M. Haddad Alwi Nasyafiallah menyebut digelarnya simposium secara mendadak tersebut sebagai wujud khidmat atas kesediaan pendiri untuk hadir di ujung timur pulau Jawa tersebut.
Selain itu, PMII Banyuwangi sedang melakukan upaya revitalisasi kaderisasi yang produktif dan inovatif.
"Kegiatan ini sebagai bagian dari upaya revitalisasi kader PMII dimana saat sudah banyak karya yang ditelurkan oleh kader seperti penerbitan buku yang sempat mengundang banyak perhatian masyarakat dewasa ini," kata Nasya.
Nasya pun menyampaikan ungkapan terimakasih atas dukungan pemerintah kabupaten Banyuwangi yang telah membantu mewujudkan simposium Pergerakan hari itu dalam waktu singkat.
"Terimakasih atas dukungan yang diberikan pemkab Banyuwangi. PMII senantiasa akan memberikan rekomendasi pembangunan kabupaten Banyuwangi. Meskipun rekomendasi kami terkadang unik, mohon diberi maklum," kelakar Nasya.
Ditambahkan oleh ketua PB PMII M. Shofiyullah Cokro, simposium Pergerakan tersebut diharapkan bukan hanya seremonial melainkan wujud komitmen memperbaiki mental-mental kader.
"Mentalnya harus dipupuk, kuatkan pengetahuan keilmuan kemampuan dealektika dalam bahasa Inggris dan Arabnya. Saya berharap, akan ada kader-kader PMII dari Banyuwangi yang masuk dalam kandidat pengurus PB," tegas Shofiyullah.
Dalam catatan pengurus besar PMII terdapat lebih dari 1 juta kader PMII di Indonesia yang ada di lebih dari 5 ribu pengurus rayon, 250 cabang, 29 wilayah PKC / Provinsi. Secara kuantitas jumlah kader PMII paling besar dibanding organisasi serupa lainnya.
Hadir membuka simposium Pergerakan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Guntur Priambodo yang memberikan apresiasi pada keuletan kader-kader PMII Banyuwangi.
Menurut Guntur, PMII di Banyuwangi dalam kondisi on the track dan lebih baik jika dibanding daerah sekitar. Yang utama menurutnya, PMII tetap berpegang pada trilogi PMII.
"Yang utama tetap berpegang pada Trimoto (zikir, fikir, amal soleh), tri khidmat (taqwa, intelektual, profesional), dan tri komitmen (kejujuran, kebenaran, keadilan)," beber Guntur.
Guntur memastikan siap berkolaborasi dengan PMII yang berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja pemerintah daerah.
(erm/iwd)