Tragedi kecelakaan maut terjadi di Blitar di tahun 2010. Sebuah bus rombongan TK PGRI Papungan 2 Blitar masuk jurang sedalam 200 meter di Dusun Kampungledok, Desa Tambakrejo, Wonotirto, Blitar.
Tragedi itu menewaskan 7 orang dan 39 orang lainnya terluka. Kecelakaan maut itu terjadi pada Selasa 18 Meu 2010. Saat itu rombongan TK PGRI Papungan 2 Blitar pulang dari rekreasi ke Pantai Tambakrejo usai mengikuti acara Hari Anak Nasional di Kecamatan Srengat pagi harinya.
"Kegiatan rekreasi ini dilakukan usai mengikuti acara Hari Anak Nasional siang tadi sekitar pukul 13.00 WIB," kata salah satu guru TK PGRI 2 yang enggan menyebut nama kepada wartawan di kamar mayat RSUD Mardi Waluyo, Selasa (18/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres Blitar saat itu AKBP Eko Iswantoro mengatakan bus yang memuat 50 penumpang itu melewati jalan menanjak yang memiliki kemiringan 75 derajat. Saat menanjak, bus mengalami kesulitan.
Bus yang dikemudikan sopir bernama Sunardi itu sempat berhenti di atas puncak tanjakan untuk sesaat kemudian mundur. Kernet turun berusaha mengganjal bus terus mundur. Namun usaha itu tak berhasil.
Bus tetap mundur dan sempat terguling hingga sejumlah penumpang terlempar keluar bus. Bus akhirnya terguling masuk jurang. Bus terjun hingga ke dasar jurang dalam kondisi ringsek
Awalnya, data sementara korban tewas anak-anak berjumlah 1 anak dan 5 korban tewas sebagai pendamping.
"Dilihat dari pantauan bus mini yang masuk jurang menyebabkan 1 anak tewas dan 5 orang sebagai orangtua juga turut tewas," kata petugas SPK Polsek Wonotirto Iptu Hadi S.
Namun korban akhirnya diketahui berjumlah 7 orang. Korban tewas adalah sopir bus yakni Sunardi alias Gendut (41). Lalu istri dan anak Sunardi yakni Titik Mindahati (30) dan Lusita (5). Kemudian guru TK Masrurin, Yesi Seliasari (5), Wali murid Urnin, dan satu korban yang belum teridentifikasi. Korban tewas dan luka dilarikan ke ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar.
Kapolres Blitar AKBP Eko Iswantono memastikan kecelakaan maut itu disebabkan oleh kelalaian pengemudi. Polisi mengacu pada keterangan saksi bahwa kendaraan tak kuat melewati tanjakan.
"Kecelakaan terjadi karena sopirnya tidak menguasai kendaraan. Dan sopir ini salah satu korban tewas," kata Eko.
(abq/iwd)