Apa Itu Penyakit Autoimun? Kenali Jenis dan Faktor Risikonya

Apa Itu Penyakit Autoimun? Kenali Jenis dan Faktor Risikonya

Sri Rahayu - detikJatim
Jumat, 04 Okt 2024 11:35 WIB
closeup woman suffering from hand and finger pain can be use for knuckle , joint pain and gout concept
Ilustrasi penyakit autoimun. Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur
Surabaya -

Penyakit autoimun dapat menjadi salah satu tantangan kesehatan yang sulit dikenali, mengingat gejala yang ditimbulkan seringkali mirip dengan kondisi lainnya. Gejala-gejala ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, tergantung pada jenis penyakit autoimun yang dialami.

Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala-gejala yang umum terjadi agar dapat melakukan deteksi dini. Dengan mengenali tanda-tanda ini, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit autoimun dan mempercepat penanganan yang tepat. Mari kita telaah lebih jauh mengenai gejala autoimun yang perlu diwaspadai.

Pengertian Autoimun

Dilansir dari jurnal Pendidikan Sains berjudul Systemic Lupus Erithematosus (SLE): Kelainan Autoimun Bawaan yang Langka dan Mekanisme Biokimiawinya, yang ditulis Evi Roviati, penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah kondisi yang dapat mempengaruhi seluruh bagian tubuh, mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyakit ini disebabkan oleh penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga tergolong sebagai penyakit autoimun. Meskipun penyakit ini telah dikenal sejak zaman Yunani kuno oleh Hipokrates, pengobatan yang efektif untuknya belum ditemukan.

SLE tidak menular, tetapi sekitar 80% hingga 89% dari penderitanya adalah perempuan. Sebuah penelitian di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa penyakit ini lebih umum di kalangan ras Asia, penduduk asli Amerika, dan Afrika dibandingkan dengan ras Kaukasia.

ADVERTISEMENT

Jenis-jenis Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun keliru mengenali sel tubuh sebagai zat asing sehingga akan berbalik menyerangnya. Berikut beberapa jenis penyakit autoimun yang bisa menyerang hampir semua bagian tubuh.

1. Rheumatoid Arthritis (Rematik)

Penyakit jenis ini akan menimbulkan peradangan, pembengkakan, hingga nyeri pada persendian. Selain itu, penyakit ini akan menimbulkan rasa sakit dan membuat seseorang akan kesulitan untuk melakukan aktivitas.

2. Systemic Lupus Erithematosus (SLE)

Penyakit lupus sering ditemui pada perempuan yang berusia muda. Jenis penyakit ini biasanya mengalami gejala fisik berupa rambut rontok, ruam kemerahan pada wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu, serta penurunan berat badan.

3. Psoriasis

Psoriasis merupakan penyakit kulit kronis yang ditandai dengan kulit menebal, bersisik, disertai dengan bercak-bercak putih. Penyakit ini akan menimbulkan peradangan pada kulit seperti gatal, nyeri, dan pertumbuhan sel kulit baru dalam waktu yang cukup singkat.

4. Kolitis Ulseratif

Kolitis ulseratif merupakan jenis penyakit autoimun yang menyerang pencernaan seperti usus besar. Gejala yang ditimbulkan biasanya diare, sakit perut, dan kesulitan buang air besar.

5. Anemia Pernisiosa

Anemia pernisiosa adalah jenis penyakit autoimun yang terjadi karena terhambatnya produksi B12 di dalam tubuh. Kekurangan vitamin B12 akan menyebabkan produksi sel darah merah dengan ukuran abnormal. Akibatnya, sel darah pembawa oksigen ke dalam tubuh kurang.

6. Sklerosis Ganda

Sklerosis ganda merupakan penyakit autoimun yang menyerang lapisan pelindung saraf. Penyebabnya penurunan kemampuan koordinasi tubuh, mati rasa, otot menegang, kebutaan, serta kelumpuhan.

7. Penyakit Crohn

Penyakit ini menyerang seluruh saluran pencernaan, khususnya usus kecil dan usus besar. Gejala yang ditimbulkan dari gejala ini di antaranya, buang air besar (BAB) berdarah, diare, penurunan nafsu makan, dan melambatnya perkembangan seksual pada anak-anak.

8. Sindrom Sjogen

Penyakit autoimun imun ini membuat mata menjadi lebih sensitif, sedangkan mulut mengalami kesulitan menelan dan mengunyah. Sindrom Sjogen disebabkan sistem imun yang menyerang kelenjar air mata, air liur, dan zat lainnya.

9. Penyakit Addison

Penyakit addison merupakan penyakit autoimun yang mempengaruhi produksi hormon di dalam tubuh. Penyakit ini ditandai dengan penurunan nafsu makan, menggelapnya warna kulit, rambut rontok, hingga gangguan seksual pada wanita.

10. Diabetes Melitus Tipe 1

Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel penghasil insulin dalam pankreas. Gangguan dalam produksi insulin ini akan menyebabkan kadar gula darah pasien menjadi tinggi. Jika dibiarkan akan berdampak pada masalah penghilang hingga kerusakan ginjal.

Gejala Penyakit Autoimun

Pada tahap awal, penyakit ini menunjukkan gejala klinis yang tidak spesifik, seperti kelemahan, kelelahan ekstrem, rasa lesu berkepanjangan, demam, mual, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan. Gejala awal ini mirip kondisi penyakit lainnya, sehingga sulit didiagnosis. Berikut beberapa gejala umum yang dapat muncul.

  • Ruam kemerahan yang muncul di kedua pipi membentuk pola seperti kupu-kupu, yang secara medis dikenal sebagai Malar Rash atau Butterfly Rash.
  • Bercak merah berbentuk bulat pada kulit yang disertai dengan jaringan parut yang lebih tinggi daripada permukaan kulit di sekitarnya.
  • Fotosensitivitas, yaitu munculnya ruam pada kulit akibat paparan sinar matahari.
  • Luka di mulut dan lidah yang mirip dengan sariawan (oral ulcers).
  • Nyeri pada sendi-sendi, dengan sendi yang berwarna kemerahan dan bengkak; gejala ini ditemukan pada 90% penderita lupus.
  • Gejala yang mempengaruhi paru-paru dan jantung, ditandai dengan adanya cairan di selaput pembungkusnya.
  • Gangguan ginjal yang ditandai dengan kehadiran protein dalam urine.
  • Gangguan pada otak atau sistem saraf, yang dapat mencakup depresi, kejang, stroke, dan lain-lain.
  • Perubahan pada sistem darah, yang mencakup penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit, serta sering disertai anemia.
  • Hasil tes ANA (Antinuclear Antibody) positif.
  • Gangguan pada sistem kekebalan tubuh.

Faktor Risiko Penyakit Autoimun

Faktor risiko memainkan peran penting dalam pengembangan penyakit autoimun seperti Systemic Lupus Erythematosus. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu dalam upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit autoimun sebagai berikut.

1. Genetik

Faktor genetik dapat berperan dalam pengembangan penyakit autoimun. Beberapa gangguan seperti lupus dan multiple sclerosis (MS), sering kali ditemukan dalam keluarga. Memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit autoimun dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena gangguan serupa.

2. Kelebihan Berat Badan

Obesitas dapat meningkatkan risiko terkena penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan radang sendi psoriatik. Ini disebabkan tekanan yang lebih besar pada persendian dan zat yang dihasilkan oleh jaringan lemak yang dapat memicu peradangan.

3. Merokok

Perokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit autoimun, termasuk lupus, rheumatoid arthritis, dan hipertiroidisme.

4. Jenis Kelamin

Wanita cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit autoimun dibandingkan pria. Meskipun penyebab pastinya belum jelas, faktor hormonal atau kekuatan sistem kekebalan wanita mungkin berkontribusi.

5. Infeksi

Individu dengan kecenderungan genetik terhadap infeksi virus atau bakteri tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit autoimun di masa depan. Penelitian terus dilakukan untuk memahami hubungan antara infeksi dan risiko penyakit autoimun.

6. Usia

Usia juga merupakan faktor risiko. Banyak gangguan autoimun lebih umum terjadi pada individu yang lebih muda atau paruh baya, meskipun beberapa kondisi, seperti rheumatoid arthritis, dapat meningkat seiring bertambahnya usia.

Penyakit autoimun merupakan kondisi yang kompleks dengan berbagai gejala dan faktor risiko. Pemahaman yang lebih baik tentang gejala dan risiko ini dapat membantu individu mengenali tanda-tanda awal dan mencari perawatan yang tepat.

Artikel ini ditulis oleh Sri Rahayu, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads