Marissa Grace Haque atau akrab dikenal Marissa Haque Fawzi yang merupakan istri dari aktor Ikang Fawzi, meninggal dunia hari ini di usia 61 tahun. Simak profil Marissa Haque, artis era 1980-an ini.
Kabar duka meninggalnya Marissa diumumkan Chiki Fawzi, putrinya melalui akun Instagram. "Telah meninggal dunia ibu saya, Marissa," tulis Chiki dalam Instagram Story, sebagaimana dikutip pada Rabu 2 Oktober 2024.
Baca juga: Kabar Duka, Marissa Haque Meninggal Dunia |
Profil Marissa Haque
Semasa hidupnya, Marissa tak hanya berprofesi sebagai seorang artis. Namun, ia juga pernah terjun ke dunia politik pada tahun 2006 menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia lahir di Balikpapan pada 15 Oktober 1962 dari pasangan Allen Haque dan Nike Suharyah. Ayahnya berdarah Belanda-Prancis, sementara ibunya berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur. Marissa adalah kakak dari Soraya Haque dan Shahnaz Haque, yang juga berkarier di dunia hiburan.
Marissa memulai kariernya di dunia hiburan dengan bergabung di sanggar Swara Mahardika milik Guruh Soekarnoputra, tempat ia mengikuti pelatihan menyanyi dan menari. Pada usia 18 tahun, ia mendapatkan kesempatan berakting di film Kembang Semusim berkat ajakan sutradara M.T. Risyaf.
Ia pun kerap membintangi berbagai film, seperti Bawalah Aku Pergi, Hukum Karma, Jejak Pengantin, Sebening Kaca, Melintas Badai. Salah satu film yang menaikkan namanya adalah Tinggal Landas Buat Kekasih pada 1984. Film yang disutradarai Sophan Sophian itu membawa Marissa menerima penghargaan Piala Citra sebagai Aktris Pendukung Terbaik.
Dan, film Tinggal Landas Buat Kekasih agaknya meninggalkan kesan tersendiri untuk Marissa dan Ikang Fawzi, karena film itulah yang mempertemukan mereka berdua. Hingga akhirnya mereka menikah pada 3 Juli 1986, dan dari pernikahan itu dikaruniai dua putri, Isabella Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi.
Selain berkiprah di dunia perfilman, Marissa juga fokus pada pendidikan. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, ia melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Trisakti, mengambil jurusan Hukum Perdata.
Ia juga meraih gelar Magister Bahasa Anak Tuna Rungu di Universitas Katolik Atma Jaya, serta gelar Magister Administrasi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada. Tak berhenti di situ, ia meraih gelar doktor dari Pusat Studi Lingkungan di Institut Pertanian Bogor.
Memanfaatkan popularitas dan pendidikan yang ia miliki, Marissa terjun ke dunia politik. Pada Pemilu 2004, ia maju sebagai calon anggota DPR mewakili PDI Perjuangan dari Dapil Bandung dan berhasil menduduki kursi legislatif periode 2004-2009.
Namun, pada 2006, Marissa mengundurkan diri dari PDI Perjuangan setelah mendapatkan tawaran sebagai calon wakil gubernur Banten mendampingi Zulkieflimansyah yang diusung PKS, meskipun PDI Perjuangan sendiri mengusung Atut Chosiyah.
Pasangan Zulkifli-Marissa kalah dalam Pilgub Banten tersebut. Namun, perseteruan antara Marissa dan Atut berlanjut ke ranah hukum dengan tuduhan terhadap Atut terkait ijazah palsu dari Universitas Borobudur.
Kekalahan di Pilgub Banten tidak menghentikan perjalanan politik Marissa. Ia bergabung dengan PPP pada 7 Oktober 2007. Namun, pada tahun 2012, ia memutuskan pindah ke PAN, partai yang juga menjadi tempat berkiprah suaminya.
(ihc/irb)