Acara ini sekaligus memohon kelancaran Pilkada Jawa Timur 2024 aman dan damai. Acara ini dihadiri oleh sekitar 6.500 jemaah, baik yang hadir langsung maupun mengikuti secara virtual.
Dalam sambutannya, Kapolda Jatim Irjen Pol Drs Imam Sugianto MSi mengungkap rasa syukur atas kehadiran ribuan jemaah yang datang dari berbagai wilayah di Jawa Timur.
"Alhamdulillah, kita bisa berkumpul di sini dengan suasana yang penuh hikmat dan kebersamaan, merayakan pemilu yang damai serta peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Kapolda Imam, Kamis (16/9/2024) malam.
Dia mengaku masyarakat, para ulama, tokoh agama, jajaran Forkopimda, mitra Polri, tim sukses dari masing-masing calon gubernur dan wakil gubernur, serta kapolresta, kapolrestabes, dan ribuan santri jemaah dari seluruh wilayah di Jawa Timur.
Imam juga mengapresiasi kehadiran para ulama dan pemuka agama yang membawa keberkahan dan semangat baru. Tentu saja diharapkan mampu meredam potensi konflik dan menjaga harmoni di tengah meningkatnya konstelasi politik.
![]() |
"Momentum acara ini menjadi bentuk koordinasi dan cooling system bagi kita semua untuk menjaga Jawa Timur tetap aman dan damai selama proses Pilkada. Mari kita tingkatkan persatuan dan kesatuan, serta menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan," tambahnya.
Acara diwarnai dengan lantunan selawat Tim Hadrah Polda Jatim juga melakukan santunan anak yatim. Dalam acara ini juga digelar ceramah kebangsaan, KH Anwar Iskandar dan KH Miftachul Akhyar.
Dalam ceramah kebangsaannya, Kiai Anwar Iskandar, Ketum MUI Pusat menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan di Indonesia.
"Kita punya rumah yang namanya NKRI. Rumah besar ini dihuni oleh masyarakat yang beragam suku, agama, dan adat istiadat. Ini semua adalah kehendak Allah, bukan untuk berantem, tapi untuk bersatu," jelasnya.
Sementara Kiai Miftachul Akhyar, Rais 'Aam PBNU mengajak jemaah menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momentum meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah.
Kiai Miftachul juga menyoroti pentingnya menjaga keharmonisan sosial selama Pilkada.
"Pilkada berjalan hanya dalam waktu singkat, jangan sampai merusak kebaikan yang telah kita tanamkan. Jadikan Maulid Nabi ini sebagai inspirasi persatuan, kebaikan, dan kedamaian. Bersaing boleh, saling adu program boleh, tapi harus dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang kepada Jawa timur. Bersaing dengan penuh kasih sayang dan kejujuran, bukan dengan kebencian," tegasnya.
Dia mengingatkan agar jangan sampai persaingan politik menciptakan sistem yang anarkis dan merusak persaudaraan. "Jangan biarkan 5 menit di bilik suara menghancurkan persatuan kita yang telah kita bangun selama ini," pungkasnya.
(ihc/fat)