Profil Perguruan Silat Pagar Nusa: Sejarah, Makna Logo, hingga Seragam

Profil Perguruan Silat Pagar Nusa: Sejarah, Makna Logo, hingga Seragam

Auliyau Rohman - detikJatim
Minggu, 22 Sep 2024 18:45 WIB
Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Sukoharjo menggelar latihan gabungan. Sebagai wadah para pendekar yang diasuh para kiai, Pagar Nusa konsisten membela Tanah Air.
Pagar Nusa. Foto: Dok. Pagar Nusa
Surabaya -

Pagar Nusa adalah organisasi seni bela diri pencak silat yang didirikan Nahdlatul Ulama (NU). Pagar Nusa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia persilatan tanah air.

Dari sejarahnya yang kental dengan nuansa pesantren hingga kiprahnya di kancah nasional dan internasional, mari telusuri lebih dalam tentang perguruan yang satu ini.

Sejarah Pagar Nusa

Dilansir dari laman resmi NU, Pagar Nusa dicetuskan pada 3 Januari 1986 oleh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Namun, pengesahan baru dilakukan setelah enam bulan dibentuk, yang tertuang dalam Surat Keputusan Tertanggal 9 Dzulhijjah 1406/16 Juli 1986.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembentukan Pagar Nusa berawal dari perhatian dan keprihatinan para kiai NU terhadap surutnya ilmu bela diri pencak silat di lingkungan pesantren. Hal itu terlihat dari hilangnya peran pondok pesantren sebagai padepokan pencak silat.

Padahal, salah satu peran krusial pondok pesantren yakni menjadi pusat kegiatan ilmu bela diri pencak silat. Selain menjadi pengasuh ponpes, kiai atau ulama juga berperan sebagai ahli pencak silat. Kiai yang merangkap sebagai ahli pencak silat disebut pendekar pencak silat.

ADVERTISEMENT

Terlepas dari hal tersebut, kiai atau ulama juga khawatir akan kemunculan sejumlah perguruan pencak silat yang sifatnya tertutup dan sering membuat klaim sebagai yang terbaik dan terkuat.

Beberapa tokoh penting akhirnya melakukan diskusi bersama untuk mendirikan Pagar Nusa. Tokoh tersebut di antaranya KH Suharbillah, KH Mustofa Bisri, serta KH Agus Maksum Jauhari atau Gus Maksum.

Hingga pada 27 September 1985 atau bertepatan 12 Muharrom 1406 Hijriah, kiai dan pendekar pencak silat melakukan perundingan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Mereka mendiskusikan pembentukan suatu wadah untuk mengembangkan seni bela diri pencak silat di bawah naungan NU.

Perundingan tersebut menghasilkan Surat Keputusan Resmi Pembentukan Tim Persiapan Pendirian Perguruan Pencak Silat Milik NU, yang diresmikan pada 27 Rabi'ul Awwal 1406/10 Desember 1985. Surat keputusan tersebut berlaku hingga 15 Januari 1986.

Kemudian dilakukan perundingan kedua di Pondok Pesantren Lirboyo pada 3 Januari 1986. Hasil musyawarah kedua merumuskan kesepakatan susunan Pengurus Harian Jawa Timur, di mana Gus Maksum terpilih menjadi ketua umumnya.

Terkait nama organisasi, disepakati organisasi seni bela diri pencak silat dinamai Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama, yang sekarang disebut dengan PSNU. Nama Pagar Nusa diusulkan Ketua PWNU Jawa Timur KH Anas Thohir. Namun, inspirasinya dari KH Mujib Ridwan dari Surabaya, yang merupakan pencipta lambang NU.

Makna Logo Pagar Nusa

Lambang Pagar Nusa digagas KH Suharbillah. Lambang Pagar Nusa berbentuk segi lima yang berwarna dasar hijau dengan bola dunia di dalamnya.

Bola dunia disematkan pita bertuliskan "Laa ghaliba illa billa". Kalimat tersebut memiliki arti "tiada yang menang kecuali mendapat pertolongan dari Allah".

Kalimat ini diusulkan KH Sansuri Badawi. Lambang Pagar Nusa juga dilengkapi bintang 9 dan trisula yang merupakan simbol pencak silat.

Seragam Pagar Nusa

  • Seragam Atlet: baju dan celana yang dominan berwarna hitam dengan badge IPSI di dada sebelah kanan, dan badge Pagar Nusa di dada sebelah kiri. Dilengkapi sabuk warna hijau yang diikat dengan simpul hidup di sebelah kanan.
  • Seragam Pasukan Inti (Pasti) Putra: kemeja berlengan panjang berwarna hitam, celana warna hitam, sepatu hitam PDH, dan dilengkapi atribut yang telah ditentukan.
  • Seragam Pasukan Inti (Pasti) Putri: seragam berupa blazer hitam, jilbab hitam, celana hitam, serta dilengkapi sepatu PDH berwarna hitam. Dilengkapi atribut yang telah ditetapkan.
  • Seragam Pengurus: baju dan celana serba hitam mengenakan jas putih dan kopiah hitam dan bersepatu PDH hitam.
  • Seragam Tim Khos: sama seperti seragam pengurus dilengkapi dengan simbol khusus.
  • Seragam Kebesaran: jubah serba hitam yang hanya dipakai saat ajang tingkat nasional.

Ketua Umum Pagar Nusa

  • KH Agus Maksum Jauhari (1986-2003)
  • KH Suharbillah (2003-2007)
  • KH Fuad Anwar (2007-2012)
  • KH Aizuddin Abdurrahman (2012-2017)
  • H M Nabil Haroen (2017-2022 dan 2022-2027)



(auh/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads