Polisi Santuni Gadis Yatim Piatu Pengidap Kanker di Kota Mojokerto

Polisi Santuni Gadis Yatim Piatu Pengidap Kanker di Kota Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 21 Sep 2024 14:20 WIB
Bansos Satlantas Mojokerto
Peringati Hari Lalu Lintas, Polisi Santuni Gadis Yatim Piatu Pengidap Kanker Uterus di Kota Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto /detikJatim)
Mojokerto -

Satlantas Polres Mojokerto Kota memperingati Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-69 dengan berbagai aksi sosial. Salah satunya, menyantuni Oktavia Dwi Rahmadani (18), gadis yatim piatu yang mengidap kanker uterus.

Kehadiran Kapolres Mojokerto Kota AKBP Daniel S Marunduri diwakili Kasat Lantas AKP Mulyani. Ia bersama jajaran Ditlantas Polres Mojokerto, membesuk langsung Oktavia di rumahnya, Lingkungan Kuwung, RT 02 RW 03, Kelurahan Meri, Kranggan, Kota Mojokerto.

Kedatangan mereka pun disambut Kakak Kandung Oktavia, Septi Kustanti (32). Sedangkan Oktavia masih terbaring di atas kasur setelah menjalani operasi stoma atau pembuatan saluran buang air besar (BAB) di RSPAL dr Ramelan, Surabaya pada Minggu (15/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulyani menyerahkan bantuan paket sembako kepada Septi. Ia juga memberikan tali asih kepada Oktavia. Mantan Kasat Lantas Polres Trenggalek ini menghibur dan memotivasi gadis yatim piatu tersebut. Alhasil, senyum pun merekah pada wajah Oktavia.

"Dalam rangkat HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-69, kami bersama teman-teman lalu lintas Polres Mojokerto Kota memberikan sedikit rezeki manfaat kepada adik Okta yang sedang sakit tumor," terang Kasat Lantas Polres Mojokerto Kota AKP Mulyani kepada wartawan di lokasi, Sabtu (21/9/2024).

ADVERTISEMENT

Doa dan motivasi juga ia sampaikan kepada Septi. Mulyani meminta janda dua anak ini selalu tegar dan kuat merawat adik kandungnya. Ia mendoakan kemoterapi yang akan dijalani Oktavia berjalan lancar sehingga bisa pulih.

"Kami memberikan doa dan sedikit santunan semoga bermanfaat untuk adik Okta dan keluarganya. Adik Okta yang akan menjalani kemoterapi, kami motivasi agar dia selalu semangat agar ke depan sehat," jelasnya.

Bansos Satlantas MojokertoBantuan Polres Mojokerto dalam peringatan Hari Lalu Lintas Foto: Enggran Eko Budianto

Santunan kepada Oktavia menjadi salah satu rangkaian kegiatan menyambut HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-69 yang jatuh 22 September. Menurut Mulyani, pihaknya juga menggelar lomba duta lantas, lomba dai kamseltibcarlantas, lomba cipta lagu lalu lintas, baksos ke berbagai tempat, termasuk ke petugas palang pintu di Blooto.

"Semoga lalu lintas ke depan lebih baik, maju dan memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat," tegasnya.

Sambil menahan haru, Septi pun menyampaikan terima kasihnya kepada Polres Mojokerto Kota. Sebab bantuan dari polisi dan pihak lainnya sangat berarti untuk mendukung kesembuhan adik kandungnya. Terlebih lagi pasca menjalani operasi stoma, Oktavia membutuhkan kantong kolostomi yang harganya Rp 75.000/pcs.

Septi juga bersyukur mendapatkan bantuan dari Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro. Bantuan tersebut berupa cairan infus, plester, tisu basah, underpad, serta kantong kolostomi yang diserahkan melalui Puskesmas Kranggan.

"Setelah operasi stoma, saya lapor ke Mas Pj melalui asprinya. Alhamdulillah bantuan langsung dikirim oleh pihak Puskesmas Kranggan," ungkapnya.

Terbaru, tambah Septi, dokter RSPAL dr Ramelan mendiagnosa Oktavia mengidap kanker rektum. Menurutnya, sampel dari anus adiknya sudah diambil untuk diuji apakah kanker tergolong jinak atau ganas, serta memastikan kebutuhan kemoterapinya.

"Satu minggu ke depan kontrol, semoga kondisinya normal semua. Sehingga kemudian bisa kemoterapi tablet. Satu-satunya hanya kemo karena kanker sudah menyebar sehingga tak bisa diambil," tandasnya.

Bansos Satlantas MojokertoDitlantas Mojokerto Menjenguk Gadis Yatim Piatu pengidap Kanker Foto: Enggran Eko Budianto

Oktavia merupakan anak kedua dari 2 bersaudara pasangan Riyono Sentot dan Sumirah. Ia menjadi yatim piatu setelah ayahnya meninggal tahun 2014, disusul ibunya tahun 2015. Praktis dia diasuh kakak kandungnya.

Tubuh Oktavia sangat kurus hingga nyaris tinggal kulit dan tulang. Ia hanya tergolek lemas di atas kasur tempat tidurnya. Benjolan di perutnya akibat kanker uterus kian membesar. Bicaranya pun semakin kurang jelas. Penyakitnya ini membuatnya terpaksa putus sekolah sejak kelas 1 SMK.




(ihc/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads