Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Segaran Kabupaten Kediri antusias mengikuti gelaran Undhuh-undhuh. Ini adalah tradisi lelang sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi yang didapat.
Para jemaat yang memadati tempat pelelangan yang ada di lingkungan gereja itu berani menawar dengan harga tinggi. Bahkan terlihat menarik kue nogosari dalam kemasan mika plastik yang berhasil dibeli dengan harga Rp 150 ribu.
Pendeta GKJW Segaran Ngadiyanto mengungkapkan dalam perayaan undhuh-undhuh tersebut semua hasil bumi yang dilelang dibawa jemaat. Menurutnya harga lelangan berhasil laku tinggi, lantaran jemaat memahami peruntukan hasil lelangan yang akan digunakan untuk kegiatan gereja, seperti pelayanan cinta kasih untuk membantu warga yang kurang mampu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari jemaat kembali lagi untuk jemaat terkait (pelayanan) cinta kasih terutama bagi warga yang kurang mampu," terang Ngadiyanto dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9/2024).
Sementara itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) ikut meramaikan tradisi lelangan hari raya undhuh-undhuh. Ia sempat mengikuti lelangan dan membeli buah-buahan dan bunga anggrek.
Diketahui sejumlah komoditas pertanian dan peternakan dilelang di acara yang digelar pada Minggu (8/9), di antaranya buah-buahan, umbi-umbian, pisang, kelapa, beras, sayuran, kemudian ayam, burung, anjing, babi, termasuk bunga dan hasil olahan.
"GKJW Segaran ini punya kebiasaan untuk mensyukuri hasil bumi dan segala sesuatunya itu dengan melakukan (lelangan) undhuh-undhuh yang mana hasil lelang itu nantinya dimasukkan ke kas gereja untuk operasional" kata Mas Dhito.
Dalam kunjungannya itu, Mas Dhito juga sempat berdiskusi dengan pendeta GKJW Segaran dan jemaat. Pihak gereja meminta dukungan dari pemerintah Kabupaten Kediri untuk pembangunan sarana prasarana gereja.
"Tadi ada beberapa yang menjadi kebutuhan GKJW Segaran, terkait perbaikan menara dan sebagainya nanti akan dicukupi oleh pemerintah kabupaten," ungkap Mas Dhito.
Bantuan untuk tempat ibadah memang menjadi perhatian Mas Dhito dan dijalankannya sejak awal memimpin Bumi Panjalu. Selain itu, Mas Dhito juga memberikan insentif bagi guru-guru agama non formal seperti guru sekolah minggu untuk jemaat kristiani.
(ega/ega)