Hari Juang Polri diperingati setiap tanggal 21 Agustus. Peringatan Hari Juang Polri digelar untuk yang pertama kalinya di Kota Surabaya. Ini alasan mengapa Hari Juang Polri baru diperingati sekarang.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi inspektur upacara yang digelar di depan Monumen Perjuangan Polri RI di Jalan Polisi Istimewa, Surabaya.
Kapus Sejarah Polri Brigjen Hari Nugroho menjelaskan alasan mengapa Hari Juang Polri baru diperingati sekarang. Sebelumnya, penelitian sudah dilakukan oleh Komjen Purnawirawan Arif Wachyunadi selama 14 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu secara intens mulai tahun 2023 kita melaksanakan FGD sarasehan, kami buat naskah akademik untuk hari juang. 22 Januari 2024 terbit keputusan Kapolri tentang Hari Juang Polri nomor 95/I/2024. Sejarahnya itu," kata Hari saat ditemui detikJatim di Jalan Polisi Istimewa, Rabu (21/8/2024).
Menurutnya, ada beberapa hari bersejarah yang harus diangkat di kepolisian tentang perjuangan polisi zaman dahulu. Akhirnya, polisi diputuskan memiliki Hari Juang Polri.
"Polri belum memiliki Hari Juang dibanding dengan TNI AD, AU, AL yang sudah memiliki hari bersejarah masing-masing," ujarnya.
Peringatan Hari Juang Polri dilaksanakan setelah perayaan kemerdekaan. Hari menyebut, berawal dari Kemerdekaan 17 Agustus, kemudian pada 20 Agustus, Inspektur Polisi Kelas I Moehammad Jasin mengadakan rapat untuk mengambil sikap polisi mau seperti apa.
"Diputuskan tanggal 21 (Agustus) akan mengucapkan semacam sumpah atau bentuknya proklamasi polisi bahwa sekarang Polisi Republik Indonesia," jelasnya.
"Tanggal 21 itu juga starting point untuk butterfly effect perjuangan Polri berikutnya. Mulai ada perlawanan pelucutan senjata, membagikan senjata, mengirim senjata ke wilayah lain untuk membantu perjuangan, menurunkan Jepang menaikkan bendera merah putih dan seterusnya sampai dengan peristiwa 10 November," tambahnya.
Pada peringatan Hari Juang Polri pertama ini, Hari menyebut ada beberapa pesan dan nilai dari perjuangan dan kepemimpinan Inspektur Polisi Kelas I Moehammad Jasin.
"Beliau orang yang humanis. Di cerita literatur, beliau juga mengamankan orang Belanda saat peperangan tahun itu. Beliau juga sosok yang pemberani, segi agama taat beragama. Itu nilai yang perlu diteruskan pada generasi Polri saat ini," pungakasnya.
(esw/hil)