Sejumlah kiai dan ulama menggelar Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama di Bangkalan, Jawa Timur. Mubes ini dalam rangka menyampaikan kegelisahan dan keresahan tentang PBNU. Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyebut, acara tersebut dilakukan orang pengangguran.
Juru Bicara Mubes Alim Ulama Bangkalan, KH Abdussalam Shohib (Gus Salam) merespons ungkapan pengangguran tersebut. Dia mengakui kelompoknya pengangguran, tapi punya akal sehat untuk berpikir.
"Mungkin memang benar kami gerombolan pengangguran yang mempunyai waktu untuk berkontemplasi, merenung, berpikir dan kemudian mengambil kesimpulan," kata Gus Salam kepada detikJatim, Selasa (20/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betapa rezim PBNU di bawah Pak Miftah-Pak Yahya ini sudah jauh meninggalkan nilai-nilai akhlak dan perjuangan yang digariskan oleh muassis (Pendiri) di dalam muqoddimah qonun asasi (Pidato Rais Akbar Nahdlatul Ulama Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari pada Muktamar NU pertama di Surabaya), AD ART dan Perkum NU," tambahnya.
Pengasuh Ponpes Denanyar Jombang ini menyebut seharusnya NU memberikan keteduhan dan kesejukan kepada semua umat islam dan umat beragama.
"NU yang biasanya memberikan keteduhan, kesejukan, kedamaian, dan solusi umat hari ini telah berbalik menjadi sumber kegaduhan, polemik," katanya.
"NU menjadi alat untuk membenturkan dan mengadu domba antar warga NU dan menjadi sumber masalah, problem di tengah umat. Bahkan sudah jauh melakukan pelanggaran konstitusi negara," lanjutnya.
Gus Salam menyebut cara kepemimpinan Gus Yahya dan Kiai Miftach sangat arogan di PBNU. Salah satunya sering intervensi ke PCNU kabupaten/kota.
"Apalagi dengan gaya bahasa yang arogan, managerial organisasi yang penuh intimidasi, tekanan dan intervensi kepada struktur di bawahnya maupun organisasi lain. Mereka merasa menjadi kebenaran absolut yang anti kritik," ungkapnya.
"Ini merupakan situasi yang harus diubah. Sepanjang sejarah berdirinya NU, belum pernah mengalami demoralisasi dan keterpurukan marwah serta muruah seperti hari ini. PBNU seakan diisi oleh elite yang orientasinya kekuasaan, jabatan, dan duniawi," tandasnya.
(faa/fat)