DPW Jatim Buka Suara Soal Pertemuan Kiai Minta PBNU 'Dandani' PKB

DPW Jatim Buka Suara Soal Pertemuan Kiai Minta PBNU 'Dandani' PKB

Faiq Azmi - detikJatim
Selasa, 13 Agu 2024 14:20 WIB
Bendahara DPW PKB Jatim Fauzan Fuadi
Bendahara DPW PKB Jatim Fauzan Fuadi. (Foto: dok. Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Ratusan kiai struktural dan pengasuh pesantren berkumpul di Pesantren Tebuireng Jombang, Senin (12/8) sore kemarin. Pertemuan itu meminta PBNU untuk 'Dandani' atau memperbaiki PKB.

Bendahara DPW PKB Jatim Fauzan Fuadi buka suara merespons hal itu. Fauzan mengaku pihaknya tidak masalah bila kiai memberi nasihat untuk pengurus PKB. Hanya saja PKB tahu siapa saja dan apa agenda pertemuan kiai kemarin.

"Secara prinsip, kami tentu bahagia para kiai mau turun tangan memikirkan pembenahan PKB. Tentu tujuannya agar PKB semakin besar, bukan sebaliknya. Ya, walaupun kami tahu yang datang di Tebuireng kemarin siapa saja," ujarnya kepada detikJatim, Selasa (13/8/2024)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fauzan pun mempertanyakan maksud dari 'Dandani' PKB yang menjadi hasil dari pertemuan para kiai tersebut. Karena menurutnya hasil pertemuan itu belum terlalu gamblang.

"Harus terang dulu, maksud membenahi itu bagaimana dari dalam atau dari luar?" Katanya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, pertemuan di Tebuireng kemarin dipimpin oleh Tim Pansus PKB bentukan PBNU, yakni KH Anwar Iskandar dan KH Amin Said Husni.

Hadir dalam pertemuan itu Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Anwar Manshur, pengasuh pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz serta para Rais Syuriah PCNU maupun kiai pesantren dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, bahkan dari Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

Dalam pertemuan itu mereka menyampaikan keresahan tentang hubungan antara NU dengan PKB. Selanjutnya mereka menyepakati sejumlah hal tentang PKB.

"Bisa saya simpulkan ada dua kesepakatan dalam pertemuan ini yakni. Pertama para kiai sepakat bahwa antara PBNU dan PKB memiliki hubungan ideologis, historis, politis, organisatoris dan kultural," kata KH Anwar Iskandar.

Kesepakatan kedua, kata Kiai Anwar, para kiai yang menghadiri pertemuan itu meminta PBNU segera mengambil langkah strategis dalam rangka perbaikan PKB ke depan.

Kesepakatan ini diambil setelah para kiai merasa bahwa PKB selama ini semakin jauh dari marwah utama saat partai itu didirikan.

KH Amin Said Husni mengatakan karena didirikan oleh PBNU maka semestinya kepengurusan PKB mulai level DPP hingga bawah hampir sama dengan struktur di NU.

"Ada Rais Syuriah di PKB dinamakan Dewan Syuro. Ada Tanfidziyah di PKB dinamakan Dewan Tanfidz. Hanya beda nama dikit, tapi fungsinya hampir sama," ujar Kiai Amin.

Sayangnya, kata dia, saat ini fungsi Dewan Syuro telah dikebiri dalam struktur organisasi PKB. Padahal, menurutnya, Dewan Syuro seharusnya menjadi penentu utama partai.

"Dulu sama dengan NU, malah calon ketua Dewan Tanfidz harus seizin Dewan Syuro. Tapi sekarang Ketua Dewan Tanfidz penunjukan DPP yang dalam hal ini Ketua Umum," ujarnya.

Keputusan organisasi harusnya juga sama dengan NU yakni harus ada tanda tangan empat orang: Ketua Dewan Syuro, Sekretaris Dewan Syuro, dan Ketua Tanfidz serta Sekretaris Tanfidz.

Praktiknya saat ini, menurut Kiai Amin, Dewan Syuro tidak lagi harus menandatangani semua keputusan Ketua Umum Partai.

Para kiai yang hadir di Tebuireng ini juga mengungkapkan sejumlah fakta bahwa PKB memang sudah terlalu jauh meninggalkan NU.

"Padahal dulu kami di bawah mendirikan PKB itu musuhnya kader partai lain dan diancam carok. Tapi kini mereka seakan tidak lagi butuh NU," kata Rais Syuriah PCNU Kraksaan.

Di tempat terpisah yakni di Hotel Yusro Jombang puluhan anggota Dewan Syuro dan mantan Dewan Syuro PKB se Jawa juga berkumpul.

Di situ mereka ditemui langsung KH Amin Said Husni. Mereka mengadu ke PBNU karena selama ini peran Dewan Syuro di PKB ditiadakan.

"Saya bicara dan ngobrol dengan teman-teman Dewan Syuro di Jabar. Kami hanya berfungsi pengawasan dan terbatas," kata Lutfi Andalusie, Wakil Ketua Dewan Syuro PKB Cirebon.

Karenanya, bersama puluhan anggota Dewan Syuro lainnya, Lutfi mengadu ke PBNU. Mereka berharap segera ada perbaikan di tubuh PKB.

"Kami menginginkan PBNU mengambil langkah-langkah kongkret," kata Lutfi.

Hasil dari pertemuan Tebuireng dan pertemuan di Hotel Yusro selanjutnya akan disampaikan ke PBNU.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads