Pemerintah melarang produsen atau distributor memberikan diskon hingga bentuk daya tarik pembelian susu formula. Tujuannya tidak menghambat pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. Arumi Bachsin pun turut memberikan tanggapannya.
Dia menyebut trend ASI eksklusif di Jawa Timur meningkat. Ada beberapa cara untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah pusat yakni membuat peraturan terkait susu formula.
Pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Perundang-Undangan No 17 tahun 2023 tentang Kesehatan. Aturan pun ditekan Presiden Joko Widodo pada 26 Juli 2024 dan langsung diberlakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semakin tahun semakin meningkat, banyak upaya yang dilakukan. Seperti upaya Presiden Jokowi sebagai pemerintah pusat memberikan larangan kepada susu formula," kata Arumi saat ditemui detikJatim dalam acara Roadshow Menyusui Mom Uung di Dyandra Surabaya, Minggu (4/8/2024).
Menurutnya, susu formula memang masih dibutuhkan untuk anak-anak atau ibu-ibu yang memiliki indikasi medis tertentu. Namun bukan berarti bisa disalahgunakan untuk pengganti ASI eksklusif.
"Hampir di semua posyandu biasanya punya sertifikat lulus ASI eksklusif. Harapannya sebagai indikator kita untuk mengontrol ibu untuk memberikan ASI eksklusif, penyemangat meneruskan sampai 2 tahun," ujarnya.
Baginya, pemberian ASI eksklusif selama 2 tahun juga dapat mencegah terjadinya stunting pada anak. Selain untuk kesehatan juga ekonomi masyarakat.
Teruntuk keluarga yang tidak mampu memberikan susu formula kepada anak dengan harga mahal akan memberatkan ekonomi. Apalagi gizi yang diberikan tidak sebanyak ASI. Namun hal ini kembali lagi pada masalah medis anak maupun ibu ketika menggunakan susu formula.
"Fakta di lapangan pemberian ASI masih 60% itu pun juga bagus. Kedua juga kesehatan ibu untuk postpartum, pemulihan setelah melahirkan pemberian ASI itu memberikan dampak sangat besar," jelasnya.
Istri Wakil Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini menyebut, dengan memberikan ASI, maka pengembalian bentuk rahim menjadi sempurna, hormon juga lebih sehat. Ada pun jangka panjang risiko pada kesehatan bila tidak memberikan ASI.
"Jangka panjangnya ada korelasi bagaimana ibu tidak menyusui setelah melahirkan punya risiko lebih tinggi terhadap kanker payudara dan lainnya. Kelebihan memberi ASI sangat penting. Tapi faktanya tidak mudah dilakukan kalau sistemnya tidak ada," pungkasnya.
(esw/fat)