Banyuwangi Ajak Anak Bermain Permainan Tradisional di Pekan HAN 2024

Banyuwangi Ajak Anak Bermain Permainan Tradisional di Pekan HAN 2024

Eka Rimawati - detikJatim
Minggu, 28 Jul 2024 09:40 WIB
Bupati Banyuwangi bermain permainan tradisional bersama anak-anak.
Bupati Banyuwangi bermain permainan tradisional bersama anak-anak. Foto: Istimewa
Banyuwangi -

Ratusan anak Banyuwangi tertawa riang saat memainkan berbagai permainan tradisional seperti egrang bambu, terompah, egrang batok, gobak sodor, dan sejumlah permainan tradisional lainnya. Keseruan itu semakin terasa ketika para orang tua memberikan semangat dan larut dalam euforia.

Keceriaan ratusan anak itu tampak dalam Festival Memengan (permainan) Tradisional, di Lapangan Lugjak, Rogojampi, Banyuwangi. Festival ini digelar bertepatan Pekan Hari Anak Nasional (HAN), Sabtu (28/7/2024), dengan mengusung tema "Tinggalen Gadget Iro, Ayo Memengan Nang Njobo (Tinggalkan Gadgetmu, Ayo Main di Luar).

"Seru banget! Aku baru pertama kali main egrang bambu, susah tapi asyik," celetuk Rani (10), siswi SDN 1 Lemahbangdewo dengan napas tersengal-sengal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, kemeriahan semakin terasa dengan adanya defile yang menampilkan aksi permainan tradisional lainnya seperti bedhil-dedhilan, kucing tikus, barong, balap karung, hoola hoop, terompet, jaranan, pesawat kertas, pal-palan, dan masih banyak lagi.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, festival ini rutin digelar sebagai upaya mengajak anak-anak memilih permainan tradisional yang banyak bergerak dibanding gadget. Mereka dikenalkan aneka permainan tradisional dengan harapan tidak hanya terpaku pada gadget.

ADVERTISEMENT

"Yang tak kalah penting, permainan tradisional juga sebagai upaya untuk mengurangi pengaruh gadget. Permainan tradisional memiliki nilai-nilai positif mengajak anak-anak saling bekerja sama, meningkatkan empati, menghormati aturan main, dan bisa menghadapi tantangan," jelas Ipuk.

Ipuk juga menekankan pentingnya melestarikan dan menghidupkan kembali permainan tradisional yang mungkin sudah mulai dilupakan generasi saat ini.

"Ini adalah warisan budaya. Bukan hanya soal permainan, tapi juga tentang menjaga keakraban, sportivitas, dan kreativitas," terangnya

Pada kesempatan itu, Ipuk pun mengingatkan para orang tua untuk bersama-sama melindungi anak-anak dari bullying.

"Kebijakan dan regulasi kami optimalkan penuh untuk melindungi anak. Mari kita samakan tekad, bergandengan tangan bersama melindungi anak-anak kita," pintanya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno menambahkan, festival yang digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional itu, juga merupakan salah satu upaya mendukung gerakan sekolah sehat, dengan mengurangi permainan anak berbasis gawai dan lebih ke permainan fisik.

"Melalui permainan tradisional, anak-anak diajak untuk aktif bergerak, bersosialisasi, dan mengeksplorasi dunia luar dengan cara yang menyenangkan," tutur Suratno.




(irb/iwd)


Hide Ads