PBNU buka suara soal kegaduhan yang dibuat penceramah Abuya Ghufron Al Bantani atau Mama Ghufron. Mama Ghufron mengaku bisa berbicara dengan semut, meski akhirnya kini sudah meminta maaf.
Ketua PBNU Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) meminta masyarakat tidak percaya dengan apa yang diungkap Mama Ghufron terkait bahasa semut.
"Mama Ghufron itu orang jangan terpincut ya, itu kan menurut saya bukan kiai. Mana pernah dia baca Al-Qur'an, mana pernah dia baca kitab," kata Gus Fahrur saat dikonfirmasi, Sabtu (20/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus dia bilang bahasa suryani, itu bohong. Nggak ada bahasa suryani, maqoli maqoli itu, saya ini ya ngaji juga, bahasa suryani itu ada tapi nggak ada yang berbunyi maqoli," tambahnya.
Gus Fahrur menyebut apa yang sudah dilakukan Mama Ghufron membuat kegaduhan di masyarakat. Ajarannya juga membodohkan masyarakat.
"Menurut saya itu pembodohan, saya kira orang harus tahu dan ini nggak boleh lah, ini membuat suatu kegaduhan bicara sama semut sama setan, tapi bahasanya sama. Kan lucu, bahasanya cacing sama semut sama malaikat, sama hujan kok maqoli semua. Ini apa belum nemu yang lain, makanya saya katakan masyarakat jangan mudah terpincut orang yang berpenampilan aneh-aneh," bebernya.
"Ini seringkali begini, kemarin hari raya ada yang ngaku telpon Tuhan, sebelumnya ada Samsudin Jadab, Kanjeng Dimas. Masyarakat kita ini jangan mudah terpengaruh aneh-aneh, ngaku aneh-aneh," tambahnya.
Gus Fahrur meminta masyarakat mengikuti ajaran ulama yang benar dan mempelajari agama Islam lewat panutan-panutan yang sudah jelas nasab keilmuannya.
"Ikuti ajaran-ajaran yang sudah pakem, di Indonesia ada ormas NU, Muhammadiyah, ormas jelas ada juga MUI yang tidak mengajarkan hal yang aneh-aneh ya. Kanjeng Nabi itu bicara bahasa Arab, nggak ada Kanjeng Nabi bicara Bahasa Suryani," jelasnya.
"Saya kira ini korban konten kreator, mereka punya buzzer konten yang membuat orang tersihir bahkan banyak pejabat tinggi datang ke sana. Ini suatu keanehan sosial menurut saya. Jadi masyarakat ini pada kondisi tertentu percaya hal nggak masuk akal. Masak orang seperti itu terus dianggap kiai, katanya ngarang 500 kitab, emang hafal 500 kitab itu? Bisa bayar utang negara, bisa telpon Gusti Allah, Malaikat Jibril, itu halu. Saya tidak percaya dan masyarakat jangan mudah percaya," tandasnya.
(faa/fat)