Mayat Pria dengan Kaki Terikat Batu di Jombang Ternyata Korban Bunuh Diri

Mayat Pria dengan Kaki Terikat Batu di Jombang Ternyata Korban Bunuh Diri

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 12 Jul 2024 18:23 WIB
Evakuasi mayat pria kaki terikat pada batu di dasar sungai Brantas, di Jombang.
Mayat yang ditemukan dengan kaki terikat ternyata korban bunuh diri (Foto: Istimewa)
Jombang -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Identitas mayat pria yang ditemukan pemancing ikan di Sungai Brantas, Desa Jatigedong, Ploso, Jombang, akhirnya terungkap. Polisi juga berhasil menguak penyebab tewasnya korban.

Kanit Pidum Satreskrim Polres Jombang Ipda Satria Ramadhan menjelaskan identifikasi mayat melibatkan Inafis Polres Jombang yang dibantu Inafis Polda Jatim. Menurutnya, Inafis mengetahui identitas korban dari sidik jarinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketemu identitas FS, identik dengan tulisan di celananya," jelasnya kepada wartawan, Jumat (12/7/2024).

FS (36) merupakan warga Kecamatan Ploso, Jombang. Menurut Satria, korban tewas karena bunuh diri dengan melompat ke Sungai Brantas. Korban meninggalkan rumah sekitar 2 hari sebelum mayatnya ditemukan.

ADVERTISEMENT

"Ternyata anak itu depresi, sudah percobaan bunuh diri 2 kali, yang ketiga ini berhasil," ungkapnya.

Mayat FS ditemukan pemancing ikan di Sungai Brantas Dusun Jatirowo, Desa Jatigedong pada Rabu (10/7) sekitar pukul 11.20 WIB. Kaki kanannya terikat tali rafia yang ujungnya terikat pada sebuah batu sekepalan tangan orang dewasa.

Satria menuturkan, setelah diteliti, tali rafia tidak diikat dengan simpul pada kaki kanan FS. Menurutnya, tali dan batu tak sengaja melilit kaki korban ketika hanyut di Sungai Brantas.

"Dilihat dari TKP itu bukan tali simpul, tapi karena arus dari sungai. Jadi terlilit, bukan lilitan," terangnya.

Jenazah FS telah diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan. "Pihak keluarga juga mohon tidak dilakukan autopsi, lalu menerima sebagai musibah disaksikan kades setempat," tandas Satria.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads