Tanggal 9 dan 10 Muharram merupakan hari yang istimewa dalam bulan Hijriah. Dua hari tersebut termasuk dalam puasa sunnah yang sering disebut sebagai Tasua dan Asyura. Jatuh pada hari apa 9 dan 10 Muharram?
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam. Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan kebaikan.
Dua hari penting dalam bulan ini adalah tanggal 9 dan 10 Muharram, yang dikenal dengan sebutan Tasua dan Asyura. Puasa pada hari-hari tersebut memiliki keutamaan yang besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapan Tanggal 9 dan 10 Muharram?
Merujuk Kalender Hijriah Indonesia 2024 Kementerian Agama (Kemenag) RI, disebutkan bahwa 1 Muharram 1446 H jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024.
Keputusan tersebut dibuat dari hasil hisab Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut hilal dapat terlihat pada Sabtu, 6 Juli 2024. Tinggi hilal dan sudut elongasinya sudah memenuhi kriteria imkanur rukyat MABIMS.
Hal yang sama juga diputuskan Muhammadiyah. Muhammadiyah menetapkan 1 Muharram 1446 H pada Minggu, 7 Juli 2024. Landasan penetapan ini mengacu pada Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) yang menggantikan metode hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal.
Oleh karena itu, 9 Muharram 1446 bertepatan dengan 15 Juli 2024. Sementara itu, 10 Muharram jatuh pada 16 Juli 2024.
Berbeda dengan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) yang menetapkan awal Muharram baru bertepatan pada Senin, 8 Juli 2024. Penetapan tersebut didasarkan dari istikmal karena hilal disebut tidak terlihat di lokasi pengamatan yang ditentukan NU.
Dengan begitu, berdasarkan keputusan LF PBNU, 9 Muharram bertepatan dengan 16 Juli 2024. Sedangkan 10 Muharram jatuh pada 17 Juli 2024.
Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura
Melansir dari laman NU Online, puasa Asyura (10 Muharram) akan menjadi pelebur dosa satu tahun yang telah lewat. Diriwayatkan:
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya, "Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim).
Khusus puasa Tasua (9 Muharram) dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Diriwayatkan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)
Artinya, "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): 'Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya'." (HR Ahmad).
Niat Puasa Tasua dan Asyura
Melansir dari laman NU Online, bacaan niat puasa sunnah di bulan Muharram terbagi menjadi tiga macam yaitu niat puasa sunnah Muharram, niat puasa Tasua, dan niat puasa Asyura. Berikut uraian selengkapnya:
Bacaan Niat Puasa Harian di Bulan Muharram
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'âlâ."
Bacaan Niat Puasa Tasua (9 Muharram)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma Tâsû'â-a lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Tasu'a karena Allah ta'âlâ."
Bacaan Niat Puasa Asyura (10 Muharram)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Asyura karena Allah ta'âlâ."
(irb/fat)