Pesan Rektor Unair ke Dekan Lain Agar Tak Dicopot Mendadak seperti Prof BUS

Pesan Rektor Unair ke Dekan Lain Agar Tak Dicopot Mendadak seperti Prof BUS

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 09 Jul 2024 21:20 WIB
Prof BUS bersama Rektor Unair Prof Nasih.
Rektor Unair bersama Prof BUS yang kembali diangkat menjadi Dekan FK. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Unair mengembalikan jabatan Dekan Fakultas Kedokteran kepada Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER yang akrab disapa Prof BUS. Rektor Unair punya pesan untuk dekan lain supaya tidak dicopot mendadak seperti Prof BUS.

Seperti diketahui, Prof BUS dicopot sebagai Dekan FK setelah menyatakan penolakan terkait kebijakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang berencana mendatangkan dokter asing ke Tanah Air.

Hingga jabatan Dekan FK dikembalikan kepada Prof BUS, Rektor Unair Dr Prof Mohammad Nasih tetap enggan menyampaikan alasannya mencopot jabatan Prof BUS sebagai Dekan FK. Dia menyebut alasan itu sudah masa lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu masa lalu, sekarang fokus ke depan untuk Unair yang dicintai bersama," kata Prof Nasih usai Salat Ashar bersama Prof BUS di Masjid Ulul Azmi kampus C Unair, Selasa (9/7/2024).

Meski demikian, Prof Nasih punya pesan yang ditujukan kepada dekan lain agar tidak bernasib sama seperti Prof BUS: mendadak dicopot dengan alasan yang tak bisa diungkapkan kepada publik.

ADVERTISEMENT

Namun, Prof Nasih tetap bersikeras bahwa pencopotan Prof BUS sebagai Dekan FK Unair tidak mendadak. Pencopotan itu melalui proses internal yang sudah ditempuh.

"Sekali lagi nggak ada yang ndadak. Semua melalui proses. Hanya karena taunya saja yang mendadak," katanya menjawab pertanyaan awak media.

Nasih berpesan, seseorang memiliki banyak peran dan fungsi yang harus dijalankan secara konsisten. Baik sebagai bapak, suami, istri, pejabat, termasuk PNS di Perguruan Tinggi Negeri seperti Unair.

"Kapan juga sebagai seorang profesor, kapan juga sebagai dokter, sehingga tolong kita tidak membatasi apapun profesinya tapi harus di ketahui bahwa ada koridor," kata Nasih.

Dia kembali menganalogikan kesadaran akan peran ini dengan hal yang lain. Yakni seperti ketika seseorang masuk ke dalam masjid, berkaitan sandal yang dia gunakan sebelum masuk ke rumah ibadah tersebut.

"Seperti masuk ke masjid, sandalnya tetep dibawa masuk, itu kan bukan membatasi kebebasan, tapi aturan di masjid harus melepas sandal. Itu saja, yang harus kita hati-hati jangan sampai kemudian hanya karena sandalnya tinggi di masjid pakai sandal: disemprit sama satpam. Dan itu bukan berarti membatasi karena masuk ke masjid harus melepas sandal," katanya.

Menurutnya, masalah pemberhentian Dekan FK hingga menjadi isu nasional hanya terjadi di kampus yang dia pimpin. Prof Nasih masih tetap enggan menjelaskan alasan pemberhentian dan pengangkatan kembali Prof BUS.

"Jadi ini urusan internal kami di sini dan hanya di Unair posisi dekan menjadi heboh seperti sekarang," ujarnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads