Rektor Unair Bantah Menkes Campur Tangan Soal Pencopotan Dekan FK

Rektor Unair Bantah Menkes Campur Tangan Soal Pencopotan Dekan FK

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 09 Jul 2024 20:27 WIB
Prof BUS bersama Rektor Unair Prof Nasih.
Prof BUS bersama Rektor Unair Prof Nasih di Kampus C. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih membantah ada intervensi atau campur tangan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam pencopotan Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER sebagai Dekan Fakultas Kedokteran. Dia menyebut pencopotan Prof BUS, panggilan akrabnya, adalah proses alami.

"Oh enggak, nggak ada (intervensi dari Menkes)," ujar Nasih di hadapan wartawan usai Salat Ashar di Masjid Kampus C Unair, Selasa (9/7/2024).

Seperti diketahui, Menkes Budi Gunadi Sadikin ternyata merupakan salah satu anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Unair yang berasal dari unsur masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasih sendiri enggan memberikan penjelasan sebenarnya apa tugas dan fungsi dari MWA Unair sebagai salah satu organ universitas tempat Menkes Budi Gunadi Sadikin tergabung sebagai anggota.

"Loh baca di statuta," katanya.

ADVERTISEMENT

Sebaliknya, saat ditanya apakah itu berarti bahwa keputusan pencopotan dan pengangkatan kembali Prof BUS sebagai Dekan FK Unair merupakan keputusan sepihak yang dia ambil sebagai Rektor Unair? Nasih pun membantahnya.

"Nggak ada juga, biasa aja. Itu proses alami di kami. Kami menemukan keseimbangan baru itu biasa. Itu proses organisasi, ya. Dari proses-proses, ketemu keseimbangan baru," papar Nasih.

Sekadar informasi, seperti dijelaskan dalam situs resmi Unair, fungsi MWA sebagai salah satu organ dari Unair cukup penting. Terutama dalam hal penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum.

"Menjalankan fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum," demikian penjelasan tentang MWA di situs resmi Unair seperti dilihat detikJatim.

Disebutkan dalam situs yang sama, anggota MWA terdiri dari 21 orang dari sejumlah unsur. Di antaranya dari unsur Menteri, unsur Rektor, kemudian 6 orang dari unsur Senat Akademik, 1 orang dari unsur Dosen, 1 orang dari unsur tenaga kependidikan, dan 11 orang dari unsur masyarakat.

Tidak hanya itu, MWA juga disebut memiliki unsur kelengkapan dalam menjalankan fungsinya yakni sebagai Komite Audit (KA) yang bertugas mengevaluasi hasil audit Universitas Airlangga secara independen.

Bukan hanya Prof Nasih, Prof BUS sendiri yang telah menyampaikan permintaan maaf usai kembali diangkat menjadi Dekan FK Unair juga menyatakan bahwa pencopotan dirinya usai pernyataannya menolak dokter asing tidak ada campur tangan dari Menkes Budi Gunadi Sadikin.

"Tidak ada (intervensi)," kata Prof BUS.

Setelah diangkat lagi sebagai Dekan FK Unair Prof BUS menyampaikan bahwa polemik yang terjadi ini merupakan kesalahannya. Dia mengakui pernyataannya itu melewati batas kewenangan dirinya sebagai dekan.

"Alhamdulillah semua sudah berakhir. Saya secara pribadi menghaturkan permohonan maaf kepada bapak rektor. Mungkin saya bermaksud mewakili diri pribadi, tapi mungkin terlalu kelewatan sehingga saya menggunakan institusi," kata Prof BUS dalam kesempatan yang sama.

"Ini salah saya dan Alhamdulillah bapak rektor memaafkan. Saya serahkan kembali ke bapak rektor," tambahnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads