- Sejarah Hari Satelit PalapaΒ
- Jenis Satelit Palapa 1. Satelit Palapa A-1 (1976-1983) 2. Satelit Palapa A-2 (1977-1987) 3. Satelit Palapa B-1 (1983-1990) 4. Satelit Palapa B-2 (1984-gagal) 5. Satelit Palapa B2P (1987-1996) 6. Satelit Palapa B2R (1990-2000) 7. Satelit Palapa B4 (1992-2005) 8. Satelit Palapa C1 (1996-1999) dan Satelit Palapa C2 (1996-2011) 9. Satelit Palapa D (2009-2024)
- Alasan Pentingnya Peringatan Hari Satelit Palapa 1. Tonggak Sejarah Teknologi 2. Kemerdekaan Teknologi Komunikasi 3. Peningkatan Infrastruktur Komunikasi 4. Peran dalam Pendidikan dan Informasi 5. Pengaruh Ekonomi dan Sosial 6. Kebanggaan Nasional: 7. Pengembangan Teknologi Lokal 8. Kerja Sama Internasional
Hari Satelit Palapa diperingati setiap tanggal 9 Juli. Nama Satelit Palapa sendiri diambil dari Sumpah Palapa Patih Gajah Mada. Yuk, simak sejarah peringatan Hari Satelit Palapa hingga alasan pentingnya.
Peringatan ini merayakan keberhasilan dan kontribusi Satelit Palapa dalam memajukan industri telekomunikasi di tanah air. Satelit Palapa menjadi pilar penting dalam memperluas jangkauan komunikasi, mempercepat akses informasi, dan mendorong konektivitas di seluruh negeri.
Sejarah Hari Satelit Palapa
Dilansir dari Djuanda University, Satelit Palapa berasal dari ide dan gagasan Presiden Soeharto. Saat itu, ia sedang memikirkan bagaimana menyambungkan komunikasi dari Sabang sampai Merauke. Menurut Soeharto, Indonesia membutuhkan sistem komunikasi satelit domestik untuk memperlancar komunikasi dengan semua wilayah yang berpulau-pulau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika memberikan nama Palapa, Soeharto mengingat Patih Amengkubumi Kerajaan Majapahit Gajah Mada, yang mengeluarkan Amukti Palapa (Sumpah Palapa) untuk menyatukan semua kerajaan di seluruh Nusantara pada 1336 Masehi. Dari sanalah penamaan Palapa, yang juga menjadi lambang terwujudnya sumpah Gajah Mada.
Soeharto kemudian menugaskan Mayjen TNI Soehardjono yang saat itu menjabat Dirjen Pos dan Telekomunikasi dan Ir Sutanggar Tengker Yahya yang menjabat Direktur Telekomunikasi Ditjen Pos dan Telekomunikasi yang juga mantan Dirut PN Telekomunikasi Indonesia. Mereka bertanggung jawab untuk merealisasikan ide tersebut.
Namun, Indonesia menghadapi dua persoalan besar untuk merealisasikan Satelit Palapa. Pertama, tidak menguasai teknologi satelit, dan hanya paham fungsi serta kegunaannya. Kedua, harga satelit yang sangat mahal untuk Indonesia yang saat itu masih menuju negara berkembang.
Meski begitu, pada akhirnya Indonesia meluncurkan satelit pertama yang diberi nama Palapa A pada 8 Juli 1976. Satelit ini memiliki spesifikasi yang mirip satelit domestik yang digunakan Kanada dan Amerika Serikat karena dibuat perusahaan yang sama Hughes Aircraft Company dengan model HS-333.
Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas setara 6.000 sirkuit suara atau 12 saluran televisi warna, memiliki masa aktif hingga tujuh tahun dengan tinggi satelit 3.41 meter, diameter 1,9 meter, dan berat saat peluncuran 574 kg. Satelit ini diluncurkan menggunakan roket Amerika Serikat dan ditinggal di atas Samudera Hindia pada 83 BT.
Satelit Palapa A dikendalikan dan dioperasikan Perumtel (sekarang Telkom) dengan area coverage meliputi Indonesia dan Asia Tenggara yang meliputi Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Transponder Satelit Palapa dialokasikan untuk sistem komunikasi yang digunakan Perumtel, siaran TVRI, juga Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Filipina, Thailand, dan Malaysia ikut memanfaatkan transponder Satelit Palapa A. Indonesia pun menjadi negara pertama di Asia dan negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) menggunakan Satelit GEO setelah Amerika Serikat dan Kanada.
Palapa A-1 merupakan SKSD pertama di Indonesia yang memberikan layanan telepon dan faksimili antarkota. Lalu, SKSD berkembang menjadi infrastruktur utama pendistribusian program televisi nasional.
Palapa A-1 menjadi tonggak sejarah satelit di Indonesia yang kemudian diikuti satelit-satelit berikutnya seperti Telkom, Cakrawarta, Indostar, Garuda, dan PSN. Setidaknya ada lima operator satelit nasional yang memiliki dan mengelola satelitnya sendiri, antara lain Telkom, Indosar, PSN, MNC, dan BRI.
Peluncuran Satelit Palapa juga menjadi tonggak kemajuan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia. Hingga pada akhirnya, setiap tanggal 9 Juli diperingati sebagai Hari Satelit Palapa.
Jenis Satelit Palapa
Masih dari sumber yang sama, terdapat sembilan jenis Satelit Palapa di Indonesia. Berawal dari satelit pertama, kini ada sembilan jenis satelit. Satelit Palapa mengalami regenerasi dan perkembangan seiring berjalannya waktu. Berikut daftar satelit di tanah air.
1. Satelit Palapa A-1 (1976-1983)
Satelit perdana ini didesain untuk mengoptimalkan pancaran sinyal ke seluruh Nusantara, bahkan hingga ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Satelit ini di bawah pengawasan Perumtel.
Satelit Palapa A-1 digunakan untuk sistem komunikasi, siaran TVRI, dan Kemenhankam. Satelit Palapa memiliki berat 574 kg, tinggi 3,7 meter, diameter 1,9 meter, dan antena berdiameter 1,5 meter.
2. Satelit Palapa A-2 (1977-1987)
Proyek satelit kedua dibuat sebagai cadangan jika satelit A-1 mengalami kegagalan. Satelit A-2 diluncurkan pada Maret 1977, dengan roket Delta 2914. Harapannya, satelit ini bisa menjaga stabilnya layanan komunikasi di Indonesia.
3. Satelit Palapa B-1 (1983-1990)
Pada 18 Juni 1983, pemerintah kembali meluncurkan Satelit Palapa B-1 melalui pesawat STS misi ke 7 Challenger. Sama seperti satelit seri A, satelit B-1 dibuat Hughes Aicraft Company.
Satelit ini dioperasikan stasiun pengendali di Elsegundo California, yaitu Pusat Pengendali Operasi dan SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong dan Fillmore di Ventura City. Satelit ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan negara-negara di ASEAN.
4. Satelit Palapa B-2 (1984-gagal)
Pada 3 Februari 1984, Satelit Palapa B-2 yang merupakan plan B dari Satelit Palapa B-1, diluncurkan tapi mengalami kegagalan. Pasalnya, motor perigee tidak dapat berfungsi maksimal.
Pemerintah kemudian kembali membuat proyek Satelit Palapa B-2 Pengganti atau disingkat B2P. Satelit ini untuk menggantikan Satelit Palapa A-1 dan Satelit Palapa A-2 yang sudah habis masa pakainya.
5. Satelit Palapa B2P (1987-1996)
Satelit Palapa B2P diluncurkan secara konvensional melalui sistem roket pada 20 Maret 1987. Sebenarnya peluncuran roket dijadwalkan pada 1986, tapi ditunda hingga 1987 karena kecelakaan pesawat Challenger yang meledak di udara serta menewaskan kru pesawat.
6. Satelit Palapa B2R (1990-2000)
Satelit Palapa B2 diperbaiki Sattel Technologies pada 13 April 1990. Satelit ini kemudian diluncurkan melalui Delta 6925 dan dinamakan Satelit Palapa B2R.
7. Satelit Palapa B4 (1992-2005)
Pada 14 Mei 1992, satelit domestik bernama Palapa B4 diluncurkan. Peluncuran berlangsung selama empat hari dengan menguji peralatan dan komunikasi untuk mengecek fungsi transponder dan pengaruhnya setelah diluncurkan.
8. Satelit Palapa C1 (1996-1999) dan Satelit Palapa C2 (1996-2011)
Satelit ini mampu menjangkau area yang lebih luas, seperti Asia Tenggara, sebagian China, India, Jepang, dan Australia. Satelit Palapa C ini dioperasikan Satelindo, yang kini bernama Indosat.
9. Satelit Palapa D (2009-2024)
Satelit Palapa D dibuat Thales Alenia Space di Prancis. Dengan komponen platform SpaceBus 4000-B3, satelit ini mampu mencakup Asia, Asia Tenggara, dan seluruh Indonesia.
Alasan Pentingnya Peringatan Hari Satelit Palapa
Hari Satelit Palapa diperingati untuk mengenang peluncuran satelit komunikasi pertama Indonesia, yang diluncurkan pada Juli 1976. Peluncuran ini membawa dampak signifikan bagi perkembangan teknologi komunikasi. Berikut alasan pentingnya memperingati Hari Satelit Palapa dikutip dari laman resmi Inspektorat Ciamis.
1. Tonggak Sejarah Teknologi
Peluncuran Satelit Palapa menandai langkah besar Indonesia dalam bidang teknologi komunikasi. Satelit ini memungkinkan Indonesia untuk menghubungkan berbagai pulau yang tersebar luas dengan lebih efisien dan meningkatkan komunikasi antar wilayah.
2. Kemerdekaan Teknologi Komunikasi
Sebelum adanya Satelit Palapa, Indonesia sangat bergantung pada infrastruktur komunikasi internasional. Peluncuran satelit ini menjadikan Indonesia lebih mandiri dalam hal teknologi komunikasi dan dapat mengembangkan jaringan komunikasi nasional.
3. Peningkatan Infrastruktur Komunikasi
Satelit Palapa berperan penting dalam memperbaiki infrastruktur komunikasi di Indonesia. Termasuk memungkinkan transmisi data, suara, dan televisi yang lebih baik serta lebih luas, termasuk ke daerah-daerah terpencil.
4. Peran dalam Pendidikan dan Informasi
Satelit ini membuat siaran televisi dan radio dapat menjangkau lebih banyak daerah di Indonesia, sehingga informasi dan pendidikan dapat disebarluaskan dengan lebih merata.
5. Pengaruh Ekonomi dan Sosial
Satelit Palapa mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi komunikasi bisnis yang lebih baik dan cepat. Satelit ini juga memperkuat integrasi sosial antarwilayah.
6. Kebanggaan Nasional:
Peluncuran Satelit Palapa menjadi sumber kebanggaan nasional karena menunjukkan kemampuan Indonesia dalam memanfaatkan teknologi canggih dan bersaing di tingkat internasional.
7. Pengembangan Teknologi Lokal
Keberhasilan ini mendorong pengembangan teknologi lokal dan memotivasi para ilmuwan dan insinyur Indonesia untuk terus berinovasi. Terutama dalam bidang teknologi komunikasi dan ruang angkasa.
8. Kerja Sama Internasional
Peluncuran Satelit Palapa melibatkan kerja sama internasional, khususnya dengan perusahaan teknologi dan negara-negara maju. Hal ini memberikan Indonesia pengalaman berharga dalam proyek-proyek teknologi tinggi.
(hil/irb)