Tempat pekuburan besar-besaran di Aswan, Mesir ditemukan oleh para ilmuwan. Mereka terkejut telah menemukan lebih dari 300 makam yang berisi jasad mumi. Kota itu pun dijuluki dengan 'Kota Orang Mati'.
Kota Aswan merupakan zona perdagangan, pertambangan dan militer yang penting ketika pertama kali didirikan lebih dari 4.500 tahun silam, namun kehidupan masyarakatnya masih misteri.
Tim ilmuwan bekerja di situs tersebut selama lima tahun dan baru-baru ini menemukan 36 makam yang digunakan berulangkali selama 900 tahun dan masing-masing berisi 30 hingga 40 mumi. Banyak di antaranya berisi keluarga yang kemungkinan meninggal karena penyakit menular.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patrizia Piacentini, arkeolog Universitas Milan mengatakan situs pemakaman itu terbentang hampir 82 ribu meter dan terdapat hingga 10 teras makam kuno disusun berlapis-lapis di atas bukit.
"Ini merupakan penemuan sangat spektakuler, sangat unik di Mesir. Orang yang pernah tinggal di Aswan menutupi bukit dengan kuburan. Ini semacam Kota Orang Mati," katanya dilansir dari detikInet, Selasa (2/7/2024).
Aswan, salah satu kota tertua yang terus dihuni ada di tepian timur Sungai Nil. Dulu, ada tambang granit untuk banyak monumen Mesir kuno yang masih berdiri dan pernah jadi pos militer Romawi, Turki, dan Inggris.
Populasi di kota ini dulu terdiri dari orang Mesir kuno, Persia, Yunani, dan Romawi. Aswan yang mulanya bernama Swenett kemudian disebut Swan yang artinya pasar karena terletak di perbatasan.
![]() |
Makam itu pertama ditemukan pada 2019. Penggalian selama 5 tahun mengungkap orang-orang yang dikubur menurut kelasnya. Tim menemukan orang elit dimakamkan di atas bukit, termasuk sisa-sisa mumi Panglima Aswan. Sedangkan kelas menengah di bawahnya.
Meski ditemukan lusinan makam tiap penggalian, penggalian terbaru mengungkap lebih banyak rahasia tentang orang di sana yang hidup lebih dari 2.000 tahun silam.
Ayman Ashmawy pemimpin Divisi Purbakala Mesir mengatakan penelitian terhadap mumi-mumi itu telah menunjukkan 30% hingga 40% dari mereka yang dikuburkan meninggal di usia muda, saat baru lahir atau saat remaja.
Di antaranya ada mumi seorang wanita dan anak yang kemungkinan meninggal pada usia 1 atau 2 tahun. Tubuh mereka direkatkan satu sama lain dalam peti batu. Piacentini menyebutkan penelitian pendahuluan menunjukkan beberapa menderita penyakit menular, ada juga yang kelainan tulang.
"Anak-anak tersebut menderita anemia, gizi buruk, dan dalam beberapa kasus penyakit menular. Beberapa tulang yang kami temukan jelas menunjukkan tanda-tanda tuberkulosis. Kasus amputasi juga ditemukan pada seorang wanita," cetus Piacentini.
Piacentini mengatakan amputasi itu disebabkan adanya kapalan di lututnya. Kemungkinan besar dilakukan oleh ahli bedah atau dokter, mengingat dia masih hidup setelah operasi.
Ilmuwan akan membersihkan makam itu dan kemudian meletakkan sisa mumi-mumi manusia itu kembali ke tempat mereka sebelum menyegel kembali makam itu.
"Ini tempat peristirahatan mereka. Kami mengungkap kisah mereka lalu kami mengembalikannya dan menutup makamnya. Bagi saya itu penting," pungkasnya.
Artikel ini sudah tayang di detikInet. Simak selengkapnya di sini.
(dpe/iwd)