Gunung Semeru mengalami erupsi sebanyak dua kali pada Selasa (2/7/2024) pagi. Saat ini, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini berada di level III atau siaga.
Berdasarkan data yang dihimpun detikJatim dari Informasi Letusan Gunung Api yang dirilis di situs web resmi Magma ESDM, erupsi Semeru ini terjadi pukul 06.45 WIB dan 08.47 WIB.
Sementara dari laporan petugas Ghufron Alwi, pada erupsi pertama, tinggi kolom erupsi tidak teramati. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 103 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, pada erupsi kedua, visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 111 detik..
Ghufron mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," imbaunya.
Lalu, masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," tambahnya.
(hil/irb)