Kepala KUA Sawoo Meki Hasan Tachtarudin yang menjadi penghulu akad nikah di Ponorogo berpesan kepada pengantin baru agar menjauhi judi online. Ia berkaca dari kasus polwan membakar suaminya karena uang gaji habis untuk judi online.
"Kini kami benar-benar mengedukasi kepada pasangan pengantin untuk benar-benar menjauhi judi online," tutur Meki kepada wartawan, Rabu (26/6/2024).
Meki menambahkan, kegiatan sosialisasi larangan judi online ini merupakan salah satu program dari Kementerian Agama. Pasalnya, kecanduan judi online bisa membahayakan kehidupan keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Judi online ini benar-benar membahayakan, terutama bagi sendi-sendi rumah tangga," terang Meki.
Ia menyebut sosialisasi juga diselipkan saat ceramah seusai ijab kabul. Menurutnya, sosialisasi bahaya judi online ini menjadi bekal para pengantin baru agar tidak terjebak dalam lingkaran setan itu.
"Prosesi ijab kabul jadi sedikit lebih lama, tapi tidak apa-apa. Setelah selesai proses ijab kabul, biasanya diisi ceramah soal kesiapan menghadapi rumah tangga, kini isinya soal larangan judi online," ujar Meki.
Mantan kepala KUA Sooko ini menegaskan bahaya kecanduan judi online, terutama menyangkut keuangan. Sebab, jika keuangan kacau, maka kelanjutan hidup keluarga juga akan terganggu.
"Judi online itu selain melanggar hukum di dunia, dan akhirat juga sangat berbahaya bagi kelangsungan rumah tangga itu sendiri," imbuh Meki.
Program ini pun mendapat respons positif dari pasangan pengantin baru, terutama mempelai wanita. Mereka berharap kepala keluarga tidak kecanduan judi online.
"Terutama pengantin perempuannya malah sangat senang dengan sosialisasi dan edukasi. Jadi menimbulkan rasa aman dan nyaman ke depannya," tegasnya.
Sementara pengantin pria Arif asal Desa Coper, Kecamatan Jetis mengaku senang dengan adanya sosialisasi ini. Ia menilai sosialisasi ini bisa jadi bekal dalam menjalani bahtera rumah tangga.
"Ini jadi pesan penting buat saya, terutama tentang bahaya judi online bisa menyebabkan perceraian," pungkas Arif.
(irb/dte)