Bagi sebagian orang, hari Senin merupakan hari yang berat karena harus kembali ke rutinitas bekerja atau sekolah setelah melewati libur akhir pekan. Bahkan, tak jarang seseorang enggan menjalani rutinitas yang terasa itu-itu saja.
Fenomena ini dikenal dengan Monday blues syndrome. Lantas, apa itu Monday blues syndrome? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Monday Blues Syndrome
Sering merasa cemas ketika harus menghadapi awal pekan? Bisa jadi mengalami Monday blues syndrome.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir dari Medical News Today, istilah Monday blues syndrome digunakan untuk menggambarkan perasaan seseorang yang mengalami sedih ketika awal minggu datang. Namun, Monday blues syndrome bukanlah suatu kelainan medis.
Monday blues syndrome hanya suatu istilah yang mendefinisikan perasaan takut untuk kembali menjalani awal pekan. Perasaan takut ini akan berkurang seiring bergantinya hari dan suasana hati seseorang akan membaik.
Penyebab Monday Blues Syndrome
Faktor utama yang memicu seseorang mengalami Monday blues syndrome adalah merasa tidak puas dengan pekerjaan yang mereka jalani. Perasaan stres hingga pengalaman kerja yang tidak baik dapat mempengaruhi suasana hati.
Berdasarkan studi yang diterbitkan The Journal of Positive Psychology, Monday blues syndrome disebabkan persepsi yang beredar. Suasana hati yang sangat kontras dari Minggu ke Senin membentuk persepsi hari Senin sebagai hari yang berat. Namun bagaimanapun juga, hari Senin tidak berbeda dengan hari kerja lainnya.
Fenomena ini erat kaitannya dengan individu yang memiliki lima hari kerja dan dua hari libur dalam sepekan. Hal ini karena selama lima hari kerja mereka tidak memiliki kendali atas jadwal yang dilakukan. Sementara, mereka akan merasa lebih bahagia pada akhir pekan karena memiliki kebebasan untuk menyusun aktivitasnya.
Gejala Monday Blues Syndome
Para ahli mengungkapkan Monday blues syndome tidak termasuk sebagai gejala medis tertentu. Gejala utama dari Monday blues syndrome hanya sebatas suasana hati yang buruk pada Senin pagi.
Meski begitu, sebagian orang dapat mengalami gejala stres saat akhir pekan berakhir. Gejala ini dapat meliputi otot tegang, sakit kepala, kesulitan bernapas, detak jantung yang lebih cepat, dan peningkatan pada tekanan darah.
Cara Mengatasi Monday Blues Syndrome
Bagi yang sering merasa dirinya mengalami Monday blues syndrome, jangan khawatir. Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa stres ketika harus menghadapi hari Senin. Merangkum dari Healthline, berikut beberapa cara mengatasi Monday blues syndrome.
1. Matikan Notifikasi Pekerjaan Saat Akhir Pekan
Penyebab utama Monday blues syndrome adalah merasa stres akan pekerjaan yang dijalani. Oleh karena itu, perasaan ini dapat dicegah dengan mematikan notifikasi yang berkaitan dengan pekerjaan saat hari pekan tiba. Dengan begini, individu dapat memiliki waktu akhir pekan yang lebih santai.
2. Perhatikan Siklus Tidur
Kurangnya istirahat dapat berdampak besar pada suasana hati di Senin pagi. Dengan melewatkan tidur tujuh hingga sembilan jam sesuai yang disarankan, seseorang dapat semakin cemas ketika menghadapi awal pekan.
3. Mulai dengan Tugas yang Lebih Penting
Semua orang pasti ingin memanfaatkan akhir pekan dengan baik. Nyatanya, hal ini tidak selalu berjalan sesuai rencana.
Jika sudah tahu akan menghadapi seminggu yang lebih padat dan melelahkan, ada baiknya menyisihkan satu sampai dua jam pada hari Minggu untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan kerja saat Senin.
4. Hindari Jadwal yang Berlebihan Saat Senin
Membuat perencanaan kegiatan terlebih dahulu merupakan langkah yang tepat. Rencana jadwal yang dimiliki dapat membantu agar tidak memiliki jadwal berlebihan, terutama saat Senin. Selain itu, individu juga dapat terhindar dari rasa kewalahan karena jadwal yang padat.
Demikian pengertian, penyebab, hingga cara mengatasi Monday blues syndrome. Selamat menjalani hari Senin.
Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/dte)