Instruktur safety driving buka suara soal kecelakaan maut Mitsubishi Pajero Sport yang menabrak truk parkir di Tol Semarang-Batang, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Banyak dari pengendara Pajero yang tidak sadar jika memacu kendaraannya melebihi batas kecepatan.
Belajar dari peristiwa nahas itu, instruktur safety driving di Rifat Drive Labs (RDL) dan Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian mengatakan bahwa mengendarai mobil seperti Pajero Sport di jalan tol tidak bisa asal ngebut. Apalagi faktanya, pengendara Pajero cenderung tidak sadar ketika kecepatan kendaraannya di atas ketentuan.
"Naik kendaraan kelas ini memang asik dan menimbulkan adrenalin berbeda layaknya kesukaan luar biasa. Secara tenaga besar, responsif, stabil, senyap dan nyaman alias fun to drive banget sampai tidak terasa ada sebuah risiko. Tanpa sadar dan tidak ada efeknya tahu-tahu kecepatan sudah di atas aturan rambu. Bahkan dengan banyak after market tune up di lapangan sampai remap ECU pun tersedia. Maka dengan effort demikian semua akan arogan pada waktunya karena factor FOMO tadi," kata Reza seperti dilansir dari detikOto, Minggu (23/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Reza, pengemudi Pajero Sport itu gagal mengantisipasi. Diduga Pajero Sport itu melaju dengan kecepatan tinggi.
"Jadi ada bahaya yang belum diidentifikasi oleh pengendara Pajero sehingga gagal mengantisipasi. Semua skill dan fitur tidak bekerja karena memang bahaya mobil henti tadi tidak disangka. Kecepatan tinggi akan memperkecil bidang pandang. Tahunya baru jarak dekat. Ada fitur ABS tapi karena tidak terlatih malah kaget dan dilepas mungkin jadinya sistem ABS gagal bekerja dan muatan (lebih dari) 4 orang akan menambah momentum pengereman," sebut Reza.
"Juga pada dapat keilmuan yang setengah-setengah tentang panic braking dan manuver dari media social dan Youtube yang tidak keseluruhan maka akan memunculkan kepercayaan diri dan cenderung ambil risiko karena (menganggap dirinya) mampu mengendalikan," sambungnya.
Selain itu, Reza juga mewanti-wanti pengemudi dan penumpang selalu menggunakan sabuk keselamatan. Memang, aturan saat ini wajib sabuk pengaman hanya berlaku untuk pengemudi dan penumpang depan. Tapi, penumpang belakang pun sangat disarankan menggunakan sabuk keselamatan.
"Faktanya jelas penggunaan sabuk pengaman dengan baik dan benar mampu mengurangi risiko ketika terjadi crash. Kalau penumpangnya nggak mau ya wajib bagi pengemudi mengendalikan kecepatan sesuai rambu karena ada risiko penumpangnya cedera parah jika terjadi crash," saran Reza.
Di sisi lain, Reza juga mempertanyakan truk mogok yang menurut warga sekitar sudah dua hari di sana. Seharusnya, kendaraan yang mogok itu segera dievakuasi.
"Banyak juga pengemudi truk yang bekerja untuk dirinya sendiri padahal barangnya milik perusahaan dan harusnya ada sistemnya. Masa iya sudah dua hari tidak ada respon dari pemilik truk maupun pemilik barang? Pasti petugas sudah mengingatkan sebagai pihak yang berwenang. Tapi pasti juga pengemudinya tetap dengan asumsinya merasa benar versinya," ujarnya.
Diketahui, kecelakaan yang terjadi di KM 405, wilayah Desa Magelung, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kendal, itu melibatkan Pajero Sport berpelat AG 1691 AF dan truk. Petaka itu menewaskan 4 orang sekeluarga asal Blitar yang semuanya beradi di Pajero.
"Kecelakaan lalu lintas di KM 405 Desa Magelung, Kecamatan Kaliwungu Selatan yang melibatkan minibus Pajero dengan nomor polisi AG 1691 AV dan truk dengan nomor polisi W 8845 UQ mengakibatkan 4 orang meninggal dunia. Semua korban yang meninggal dan luka-luka masih satu keluarga," kata Kasat Lantas Polres Kendal, AKP Agus Pardiyono Marinus dikutip detikJateng.
Agus menjelaskan, kecelakaan itu terjadi Sabtu (22/6) sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu mobil Pajero yang ditumpangi 6 orang melaju dari arah barat (Jakarta) menuju ke timur (Semarang), lalu menabrak bagian belakang truk trailer yang sedang berhenti di pinggir jalan tol.
"Penyebabnya kecelakaan masih kami dalami dan lakukan penyelidikan," ujar Agus.
Sopir Pajero Sport, Fauzy, mengaku dalam mengemudikan mobilnya kecepatannya tidak terlalu kencang. Sebelum kecelakaan maut, Fauzy mengaku mobil yang dikemudikannya hendak menyalip dari sebelah kanan. Namun, dia tidak melihat jika ada truk parkir di depannya.
"Saya tidak ngebut saat itu. Saya juga tidak tahu kecepatan saya berapa. Jadi sebelum kecelakaan, saya sempat mau menyalip ke kanan tapi tidak bisa lagi. Saya tidak lihat kalau ada truk parkir dan saya sudah tidak bisa ngerem mobil dan akhirnya kejadian tabrakan," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di detikOto. Baca di sini.
(abq/dte)