Ketika berbicara warung Madura, ada kelakar yang menyebut "warung Madura tidak pernah tutup" atau "buka setengah hari saat kiamat". Bukan tanpa alasan, warung Madura yang menjamur di berbagai sudut kota itu buka 24 jam setiap hari.
Bahkan, tradisi toron yang merupakan tradisi mudiknya orang Madura saat momen Idul Adha seolah tak mampu jadi alasan warung Madura tutup sehari saja. Meski tak semua, masih bisa ditemui warung Madura yang buka saat Idul Adha.
Jika sebagian besar orang Madura yang merantau memilih mudik atau menjalankan tradisi toron saat Idul Adha, tidak begitu dengan beberapa warung Madura di Kota Surabaya yang ditemukan detikJatim ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fikri (35), pemilik warung Madura Toko Harapan Jaya II di Jalan Siwalankerto, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, rela tidak pulang demi merawat bisnis yang baru digelutinya lima bulan lalu. Meski tak bisa ikut merayakan tradisi toron, Fikri tak mengapa. Pasalnya, ia mengaku selalu pulang kampung saat Idul Fitri.
"Pokoknya kalau Idul Fitri saya pasti pulang. Kalau Idul Adha nggak papa di sini dulu, kerja. Warung-warung lain juga banyak yang buka saat Idul Adha," kata warga Sumenep ini saat ditemui detikJatim di warungnya, Senin (17/6/2024).
Faktor ekonomi pun menjadi alasan pegawai maupun pemilik warung Madura tetap buka dan melewatkan tradisi toron saat Idul Adha. Seperti penjaga warung Madura Toko Putra Putri di Jalan Ngagel Madya, Kelurahan Bratajaya, Kecamatan Gubeng bernama Kamilia (21) ini.
Berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya, Idul Adha kali ini menjadi pertama kalinya bagi Kamilia tidak mudik saat Idul Adha karena tuntutan pekerjaan. Ia rela tidak mengikuti tradisi toron karena harus menjaga warung Madura tempatnya bekerja.
"Biasanya selalu Lebaran di kampung, Sumenep. Baru tahun ini nggak pulang. Sedih nggak bisa ketemu keluarga, tapi gimana lagi, kerja. Di sini juga bukan toko punya sendiri," ujar Kamilia saat dijumpai detikJatim, Senin (17/6/2024).
Baca juga: Alasan di Balik Warung Madura Buka 24 Jam |
Kesedihan tersirat dari raut wajah Kamilia yang harus tetap menjaga warung Madura dan melayani pembeli saat hari raya Idul Adha. Namun begitu, ia tetap ikhlas melakukan pekerjaannya demi mendapatkan pundi-pundi rupiah.
Hal serupa juga dirasakan Anwar (41), penjaga warung Madura Nur Winda di Jalan Raya Tenggilis Mejoyo. Ia yang sudah tiga tahun merantau di Surabaya, tahun ini juga harus merelakan tidak merayakan Lebaran Kurban di kampung halaman.
"Karena nyari rezeki di sini, nggak ada karyawan lain juga. Kalau Idul Adha biasanya ramai (di kampung Sumenep), baru kali ini nggak pulang karena nggak ada yang jaga toko di sini. Toko ini punya adik saya sebenarnya," tutur Anwar.
Hal ini membuktikan bahwa candaan-candaan soal warung Madura tak pernah tutup ternyata benar adanya. Pemilik maupun penjaga warung Madura merelakan waktunya untuk tetap buka, bahkan dalam momen-momen penting seperti hari ini.
Warung Madura memang telah dikenal khalayak sebagai toko kelontong 24 jam. Warung Madura selalu menjadi andalan masyarakat saat membutuhkan barang maupun makanan, terutama pada jam-jam tengah malam.
(irb/dte)