Sederet Fakta Pelajar Blitar Akhiri Hidup gegara Kecanduan Game Online

Sederet Fakta Pelajar Blitar Akhiri Hidup gegara Kecanduan Game Online

Auliyau Rohman - detikJatim
Minggu, 16 Jun 2024 11:15 WIB
Ilustrasi Gantung Diri
Ilustrasi gantung diri. Foto: Mindra Purnomo
Blitar -

Nasib tragis dialami SAN (17) asal Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Ia ditemukan orang tuanya mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Yang membuat mengelus dada, pemicunya hanya karena handphone (HP). Handphone SAN disita orang tuanya.

Fakta-fakta Pelajar Blitar Akhiri Hidup gegara Kecanduan Game Online

1. Korban Bunuh Diri di Dalam Rumah

Kasi Humas Polres Blitar Iptu Heri Irianto menyebut, SAN melakukan aksi bunuh diri di dalam rumahnya. Korban ditemukan oleh kedua orang tua sudah dalam kondisi tergantung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mendapatkan laporan dari Polsek Doko, terkait peristiwa bunuh diri yang dilakukan korban di dalam rumahnya sekitar pukul 13.00 WIB. Korban merupakan SAN (17), dengan status pelajar," kata Heri kepada detikJatim, Sabtu (15/6/2024).

2. Korban Bunuh Diri Menggunakan Kabel

Heri mengatakan, peristiwa itu pertama kali diketahui orang tua korban AW (43) dan S (44). Keduanya tiba di rumah setelah pergi ke wilayah Kota Blitar. Betapa terkejutnya mereka saat mengetahui korban sudah tergantung berada di tangga menuju lantai dua.

ADVERTISEMENT

"Posisi korban ada di tangga menuju lantai dua, (gantung diri) dengan menggunakan kabel. Saksi yang merupakan orang tua korban langsung menurunkan korban ke lantai," terangnya.

3. Korban Kecanduan Game Online

Berdasarkan keterangan saksi, kata Heri, korban diduga nekat melakukan hal tersebut lantaran handphone miliknya disita. Orang tua korban menyita HP tersebut lantaran korban kecanduan game online.

"Sehari sebelum kejadian, HP milik korban ini disita orang tuanya. Alasannya karena korban kecanduan game online dan mengurung diri di kamarnya," jelasnya.

4. Keluarga Tolak Autopsi

Heri menambahkan, korban telah dievakuasi dan keluarga menolak dilakukan autopsi. Keluarga menganggap peristiwa tersebut sebagai musibah.

"Kami juga mengimbau kepada orang tua untuk bisa lebih dekat dengan anak-anak, dan melakukan pengawasan. Peristiwa ini sebagai pelajaran agar tidak terulang kembali," tandasnya.




(auh/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads