Sah! Kemenag RI Putuskan Idul Adha 1445 Jatuh pada 17 Juni 2024

Kabar Nasional

Sah! Kemenag RI Putuskan Idul Adha 1445 Jatuh pada 17 Juni 2024

Tim detikNews - detikJatim
Jumat, 07 Jun 2024 19:36 WIB
Wamenag Saiful Rahmat Dasuki dalam konferensi pers hasil sidang isbat, Jumat (7/6/2024).
Wamenag RI saat umumkan hasil sidang isbat Idul Adha 1445 Hijriah. (Foto: Tangkapan YouTube Kemenag RI)
Surabaya -

Kemenag RI telah menetapkan 1 Zulhijah 1445 Hijriyah jatuh hari Sabtu (8/6/2024). Penetapan itu diputuskan usai Sidang Isbat yang digelar hari ini, Jumat (7/6/2024) di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat.

Dengan demikian, secara otomatis Idul Adha 10 Zulhijah 1445 Hijriah jatuh pada Senin 17 Juni 2024. Keputusan ini sama dengan tanggalan umum juga ketetapan dari Muhammadiyah.

"Disepakati bahwa 1 Zulhijjah tahun 1445 h jatuh pada hari Sabtu 8 Juni 2024 masehi dan insyallah hari raya Idul Adha jatuh pada 17 Juni 2024," ujar Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat dalam konferensi pers di Kantor Kemenag, dilansir dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum memutuskan hasil sidang isbat ini, Kemenag RI bersama lembaga-lembaga terkait telah melakukan pemantauan hilal (rukyat hilal) untuk menentukan awal Zulhijah sekaligus waktu perayaan Idul Adha.

Pemantauan hilal 1 Zulhijah 1445 Hijriah dilakukan di 114 titik lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasil pemantauan hilal inilah yang diumumkan langsung melalui konferensi pers usai sidang isbat.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, dalam Seminar Posisi Hilal Anggota tim Badan Hisab Rukyat Kemenag, Cecep Nurwendaya, mengatakan hilal diprediksi akan positif muncul pada malam ini.

Sambil memaparkan peta data temuannya, Cecep mengungkap ketinggian hilal di wilayah Indonesia saat ini memiliki posisi yang sangat meyakinkan sehingga kemungkinan hilal teramati di seluruh wilayah Indonesia.

Dia menjabarkan posisi ketinggian hilal di Indonesia berada di 7 hingga 11 derajat. Selain itu, dia juga menggunakan elongasi dalam menentukan prediksinya.

"Jadi, untuk wilayah Indonesia tanggal ini, kita lihat posisi di dunia luar biasa. Di sini 7 derajat, 8 derajat, 9, 10, 11. Semakin ke barat jelas semakin tinggi. Karena kita tahu, terbenamnya matahari semakin terlambat terbenam. Lalu 0, di sini kita lihat tinggi hilal 0 derajat itu didefinisikan sebagai titik pusat matahari, berimpit dengan di langit atau cakrawala, sementara itu semua dihitung pada saat matahari terbenam," jelas Cecep di gedung Kemenag.

Dalam penentuan tanggal Hijriah melalui metode pemantauan hilal, Indonesia terikat dalam kesepakatan Menteri-menteri Agama Negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Selain derajat hilal, juga diperhatikan elongasinya.

"Selain kita lihat tergantung kepada ketinggian hilal, di Indonesia khususnya di kalangan MABIMS, ditentukan juga dengan elongasi. Dan elongasinya juga luar biasa. Elongasi yang sangat menentukan ini ternyata di Indonesia itu sangat tinggi. Di sini 11, 12, 13, 14, 15, dan seterusnya. Sehingga sangat optimistis bahwa hilal yang diamati di seluruh wilayah negeri kita itu berpotensi, berpeluang besar untuk dapat terlihat," tambahnya.

Lebih lanjut, Cecep menjelaskan terkait fase bulan dan umur bulan sinodis dengan ijtima berikutnya, yang diketahui yakni antara 19,2 dengan 29,8 hari hisab dan rukyat. Dia mengungkap ijtima ini berbeda dengan sebelumnya yang ditandai fenomena gerhana matahari total. Kali ini, ijtima sudah terjadi meski tidak ditandai fenomena gerhana.

"Mengapa menjelang awal Zulhijah kali ini tidak ditandai gerhana? Kita lihat, ijtima terjadi hari Kamis, 6 Juni, jadi 28 Zulqa'dah kemarin, ada yang mengatakan sudah 29 karena sudah lewat tengah malam. Tapi ada seperempat hari yang memang dikorbankan. Dalam hal ini, tanggal 6 Juni pukul 19.37.35 WIB," jelas Cecep.

"Kalau kemarin menjelang Syawal, bulan dan matahari itu berimpit. Jadi definisi dari ijtima itu secara astronomis memiliki bujur ekliptika lamda matahari dan lamda bulan sama, itulah ijtima. Ijtima yang istimewa berarti betanya, lintang ekliptika bulan itu 0 berimpit. Tapi sekarang sudah hampir maksimal. Hampir kita lihat 4,50 derajat, 4,50 derajat. Maksimalnya 5 derajat, kan," tambahnya.




(dpe/dte)


Hide Ads